Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Bangkitnya Seeokor Naga
Hujan mulai reda, menyisakan gerimis tipis yang membasahi aspal Kota Jianghai. Di depan kaca etalase sebuah toko roti yang sudah tutup, Ye Chen berdiri mematung.
Dia menatap pantulan dirinya sendiri di kaca yang buram itu.
Apakah itu benar-benar dia?
Pemuda di pantulan kaca itu memang mengenakan pakaian lusuh yang sama... kaos oblong sobek dan celana jeans murah yang penuh lumpur... tapi aura yang dipancarkannya benar-benar berbeda.
Tubuhnya yang dulu kurus kerempeng karena kurang gizi kini tegap dan padat. Di balik kaosnya yang basah, otot-otot dada dan perut tercetak jelas bak pahatan patung Yunani. Bahunya lebih lebar, memberikan kesan dominan yang alami. Wajahnya yang dulu kusam dan berminyak kini bersih, rahangnya tegas, dan kulitnya memancarkan kilau sehat seolah-olah dia baru saja menghabiskan jutaan yuan untuk perawatan kulit di salon terbaik.
Namun, perubahan yang paling mencolok ada pada matanya.
Mata itu gelap, dalam, dan tajam seperti mata elang. Ada kilatan predator di sana. Kilatan seseorang yang tidak akan pernah menundukkan kepalanya lagi.
'Sial... Aku jadi tampan sekali,' batin Ye Chen narsis, sambil menyisir rambut basahnya ke belakang.
Tiba-tiba, rasa panas aneh menjalar di selangkangannya. Bukan rasa sakit, melainkan desakan energi yang luar biasa kuat.
Dug-dug!
Jantungnya berpacu. Ye Chen melirik ke bawah dan matanya melotot.
'Woy! Apa-apaan ini?!'
Di balik celana jeans-nya yang ketat, ada "monster" yang sedang tertidur namun tetap terlihat menonjol dengan jelas. Ukurannya... jauh, jauh lebih besar dari sebelumnya.
Ting!
Suara notifikasi Sistem kembali bergema di kepalanya.
[Info Host: Efek 'Tubuh Naga Surgawi' (Heavenly Dragon Body) Tahap Awal.]
[Deskripsi: Naga adalah penguasa segalanya, termasuk dalam hal reproduksi. 'Aset' Anda telah ditingkatkan ke level maksimal manusia. Stamina Anda tidak terbatas. Cairan tubuh Anda (Yang Essence) sekarang memiliki efek penyembuhan dan peningkat kultivasi bagi wanita.]
[Peringatan: Tubuh ini membutuhkan penyaluran hasrat secara berkala, atau Anda akan meledak karena kelebihan energi Yang.]
Ye Chen menelan ludah. "Penyaluran hasrat? Maksudnya aku harus..."
Pikirannya melayang pada Lin Rou. Dulu, dia selalu menjaga Lin Rou, tidak pernah memaksanya melakukan hubungan intim karena ingin menjaganya sampai menikah. Dan apa balasannya? Wanita itu malah memberikan tubuhnya pada Zhao Ming di dalam mobil sempit.
'Persetan dengan menjadi pria baik-baik. Mulai sekarang, aku akan menggunakan "senjata" ini untuk menaklukkan mereka semua.'
Tapi sebelum dia bisa memikirkan wanita, realita menghantamnya kembali.
Ibu.
Dia melirik jam tangan digital murahnya yang retak. 00:15. Batas waktu pembayaran rumah sakit tinggal beberapa jam lagi sebelum pagi.
"Taksi!"
Ye Chen melambaikan tangan pada sebuah taksi biru yang lewat.
Ciiitt!
Taksi itu berhenti. Sopirnya, seorang bapak tua berkumis, melongok keluar dengan wajah masam saat melihat penampilan Ye Chen yang berantakan.
"Woy, gembel! Kau punya uang ti..."
Kalimat sopir itu terhenti saat Ye Chen menatapnya. Tatapan dingin dari "Mata Kebenaran" membuat bulu kuduk sopir itu berdiri. Rasanya seperti ditatap oleh harimau yang lapar.
"Rumah Sakit Rakyat Jianghai. Cepat," perintah Ye Chen singkat. Suaranya rendah tapi penuh wibawa.
Sopir itu menelan ludah, keberaniannya menciut seketika. "Ba-baik, Tuan. Silakan masuk."
Ye Chen masuk ke kursi belakang. Interior taksi itu bau rokok dan keringat, tapi Ye Chen tidak peduli. Dia merogoh saku celananya, mengeluarkan kartu hitam misterius pemberian sistem tadi.
'Saldo tak terbatas... Benarkah?'
Dia mengeluarkan ponsel bututnya, mencoba membuka aplikasi Mobile Banking. Jaringannya lemot setengah mati.
Loading... Loading...
'Ayolah, rongsokan!' umpat Ye Chen sambil memukul ponselnya.
Akhirnya, layar aplikasi terbuka. Mata Ye Chen tertuju pada kolom saldo.
Saldo Rekening: Rp 1.500
Ye Chen menghela napas dengan kecewa. Ternyata kartu hitam ini tidak terhubung langsung ke rekening bank lamanya. Dia harus menggeseknya atau mentransfernya.
"Sistem, bagaimana cara aku pakai uang ini?" tanyanya dalam hati.
[Host cukup menempelkan Black Card ke ponsel. Sistem akan secara otomatis memanipulasi data perbankan global untuk mengisi saldo Anda sesuai keinginan.]
Ye Chen menempelkan kartu hitam itu ke belakang ponselnya.
Bzzzt!
Ponselnya bergetar hebat. Layarnya berkedip-kedip menampilkan kode biner hijau seperti di film Hacker.
Ding!
[Notifikasi SMS: Transfer Masuk sebesar 10.000.000.000 Yuan (Sepuluh Miliar Yuan) berhasil.]
"UHUK!"
Ye Chen tersedak air liurnya sendiri. Matanya hampir lompat keluar.
Sepuluh... Miliar?
Itu setara dengan 20 Triliun Rupiah! Dan itu baru percobaan?
'Gila... Ini gila! Aku bisa membeli seluruh kelurahan tempat tinggalku dengan uang receh ini!'
Jantung Ye Chen berdegup kencang, campuran antara euforia dan rasa tidak percaya. Selama ini dia bekerja banting tulang hanya untuk upah 100 Yuan sehari. Sekarang? Angka di ponselnya begitu panjang sampai tidak muat di layar.
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.