NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:339
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengalahkan Pengganggu

Mereka bertiga jadi asik mengobrol, sampai si ibu pemilik tempat makan, menceritakan tentang keadaan desanya sekarang.

‎‎"setelah tiga hari dari kejadian perampok yang di lakukan oleh kelompok Macan Liar, desa ibu kedatangan dua jagoan, dia mengaku jawara dari barat, mereka memaksa tinggal dengan dalih keamanan, dan mereka meminta upeti setiap bulan, jadi menambah kesusahan para penduduk desa, kepala desa juga tidak bisa berbuat apa-apa karena ketakutan."

‎‎Marlan dan si rawing saling tatap, mereka penasaran dengan kedua orang yang mengaku sebagai jagoan dari barat itu.

‎‎"Siapa mereka Bu, berani-beraninya mereka melakukan hal itu.?" tanya Marlan.

‎‎"mereka mengaku bernama, Marpu, dan Kardan, mereka berdua itu mata keranjang, mereka selalu menggangu para gadis bahkan perempuan yang sudah menikah mereka ganggu."

‎‎Mendengar certa si ibu, si rawing ikut bicara, "kalau seperti itu, mereka sama saja seperti kelompok Macan Liar, sekarang mereka ada dimana Bu.?"

‎‎Sebelum si ibu menjawab pertanyaan si rawing, mata si ibu melotot saat melihat ada dua orang yang datang menghampiri mereka.

‎‎Marlan dan Si rawing berbalik ke belakang, mereka berdua juga melihat ada dua orang laki-laki seumuran dengan Marlan, berjalan ke arah mereka.

‎‎Di lihat dari penampilan mereka, mereka memang seperti orang yang ahli dalam ilmu silat, badan mereka kekar dan memakai Pangsi hitam di pinggang kiri mereka membawa golok.

‎‎Mereka adalah Marpu dan Kardan yang jadi bahan pembicaraan mereka barusan.

‎‎Saat mereka sampai di depan tempat makan, terlihat kaki kanan Marpu di simpan di atas kursi panjang yang sedang di duduki oleh Marlan dan Si rawing, lalu menatap ke arah si ibu dengan tatapan tajam.

‎‎"Cepat sajikan dua piring makanan, lalu siapkan juga bekal untuk kami satu minggu."

‎‎"Apa.?"

‎‎"Siap makan, lalu bekal buat kami, kalau tidak ada beras uang juga bisa, sekalian bungkus untuk lima orang, itung-itung upeti. Jangan diam saja, mau di tebas sama golok." Marpu merasa menjadi jagoan, mentang-mentang melawan orang tua.

‎‎Sedangkan Kardan mendekati Marlan, lalu tangan kanannya menepuk bahu Marlan dan berkata, "lagi apa kisanak, kisanak sepertinya bukan berasal dari desa ini.?"

‎‎Si rawing melihat kedua orang itu, dalam hatinya dia sudah tidak kuat menahan amarah dan ingin menghajar mereka.

‎‎Dengan sikap yang tenang Marlan menjawab, "benar, aku datang kesini cuma istirahat dan makan, tapi aku membayarnya, karena aku punya rasa malu."

‎‎Mendengar jawaban dari Marlan, Marpu dan Kardan terbangun amarahnya, secara tidak langsung ucapan Marlan menyindir mereka.

‎‎Marpu menurunkan kakinya yang ada di atas kursi, lalu berjalan menghampiri Marlan, "berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepada kami, kamu tidak tahu kami itu penjaga keamanan desa ini."

‎‎"Kalau memang kalian menjaga keamanan desa ini, kalian tidak perlu memungut upeti seperti itu, itu sama saja seperti perampok."

‎‎"Haha, kamu seperti sudah bosan hidup?"

‎‎Si rawing yang sudah tidak kuat menahan amarahnya ikut bicara, "manusia seperti ini harus di berikan pelajaran mang, aku juga berani melawan orang seperti ini, mengaku jagoan tapi jagoan minta-minta."

‎‎Marpu dan Kardan melotot, mereka terkejut karena si rawing anak kemarin sore berani berbicara seperti itu.

‎‎"Hei bocah, cepat sujud dan meminta maaf kepada kami, kalau kamu mau di beri ampun kamu harus bersikap sopan dalam bicara, jangan samakan kami seperti orang yang seumuran dengan kamu bocah."

‎‎Si rawing tidak merasa takut saat di pelototi oleh Marpu, malah dia tersenyum, " hehehe, aku akan merasa rugi kalau harus sopan kepada manusia seperti kalian."

‎Marpu tidak bisa menahan lagi amarahnya, dia mengepalkan tangannya lalu memukul ke arah muka Si rawing, dalam pikiran Marpu, satu kali pukulan saja sudah cukup untuk membunuh Si rawing.

Pikiran Marpu salah, Si rawing bukan anak biasa, dia sudah menguasai ilmu silat yang di ajarkan oleh Marlan sepenuhnya, dengan sigap Si rawing menghindari pukulan Marpu, lalu dia membalas menyerang menggunakan jurus Badak Rompes.

‎‎"Buk."

‎‎Kepala Si rawing menghantam bagian perut Marpu.

‎‎Marpu mundur tiga langkah, sambil menahan rasa sakit, hal itu membuat dia semakin marah, Marpu mengeluarkan golok yang ada di pinggangnya, lalu menggerakkan golok itu memutar di antara pergelangan tangannya.

‎‎Melihat Marpu mengeluarkan golok tidak membuat Si rawing gentar, tapi dia malah menertawakannya.

‎‎"Haha, malah mainin golok, emang kamu bisa menggunakannya.?"

‎‎"Bangsat, anak setan kamu rawing, tidak akan aku beri ampun kamu. Rasakan ini, hiaa."

‎‎Marpu kembali menyerang, dia mengarahkan goloknya ke arah leher Si rawing.

‎Si rawing kembali menghindar, dia membungkukkan tubuhnya di barengi tangan kanannya menyerang tulang rusuk musuh.

‎"Buk."

‎"Ahh."

‎‎Marpu menjerit kesakitan, sebelum dia menstabilkan tubuhnya, Si rawing kembali menyerang, kaki kanannya menendang pusat kehidupan laki-laki.

‎‎"Ahhh."

‎‎"Bruk."

‎‎Golok di tangan Marpu terlepas dan dia jatuh ketanah sambil memegangi area bawahnya.

‎‎Si rawing mengambil golok yang terlepas dari tangan Marpu di tanah, lalu menempelkan di lehernya Marpu.

‎"Hahaha, kalau sudah seperti ini, kamu bisa apa Marpu.? Kalau kamu masih mau bertarung, golok ini akan mengakhiri hidup kamu."

‎Marlan yang masih bertarung melawan Kardan, sekilas melihat Marpu yang sudah kalah oleh Si rawing, jadi dia juga tidak membuang waktu lagi dengan cepat dia langsung merubuhkan Kardan.

‎‎Melihat Marlan yang sudah mengalahkan musuhnya, Si rawing langsung berteriak, "bagaimana ini mang.? Apa kita sembelih saja manusia seperti ini.?"

‎"Jangan, biarkan mereka pergi dan meninggalkan desa ini."

Yang mengaku jagoan dari barat itu pergi sambil menundukkan kepalanya dengan langkah gontai, mereka pergi meninggalkan desa, melaksanakan perintah Marlan.

‎‎Si ibu yang punya tempat makan terkejut, dia tidak percaya anak sekecil itu bisa mengalahkan orang dewasa yang mempunyai kemampuan dalam ilmu silat.

‎‎Yang melihat pertarungan itu ternyata bukan hanya ibu pemilik tempat makan, tapi ternyata ada sebagian warga yang ikut melihat.

"aku tidak percaya, ternyata orang yang kita takuti bisa di kalah oleh anak kecil." ucap salah satu warga.

"benar, Si rawing meskipun masih kecil dia sudah memiliki ilmu silat yang hebat, kalau nanti Si rawing sudah tumbuh jadi laki-laki dewasa, dia bakalan menjadi jagoan pilih tanding (susah mendapatkan musuh yang sepadan)."

Para warga desa yang melihat pertarungan Si rawing, pada memuji dengan kemampuan ilmu silat yang di milikinya.

Marlan dan Si rawing, kembali ke tempat duduk mereka.

"Terimakasih nak, karena kalian sudah mengusir kedua pengganggu desa ini." ucap si ibu setela Marlan dan Si rawing duduk.

"sama-sama Bu, ini sudah kewajiban kami." balas Marlan sambil tersenyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!