NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesalahan Besar

"GILA!!! Lo ke mana aja? Lo ngilang nggak ngasih kabar apa-apa bikin gue panik, tau, nggak ?!"

Naura menghela napas panjang ketika telinganya dihajar habis-habisan oleh suara Melody yang sedari tadi tidak ada selesainya.

Setelah bertemu dengan Bagas, Naura memutuskan untuk bertemu dengan sahabatnya. Melindungi diri dari amukan cewek itu karena kalau ia tidak mau, Melody akan marah dan tidak mau bicara sampai kapanpun, katanya.

Gila, bukan?

Meski dengan perasaan yang masih berantakan, pada akhirnya Naura memutuskan untuk bertemu juga dengan cewek itu.

"Lo pulang kenapa nggak ngasih tau gue?"

Melody kembali bertanya, sedangkan Naura masih belum memiliki celah untuk menjawab setiap pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Jawab, dong, Ra!"

Naura memutar bola matanya malas. " Gimana mau jawab, dari tadi lo ngomel-ngomel terus."

Melody menghela napas panjang di tempatnya. "Iya, oke. Sekarang lo jelasin, kenapa lo nggak bilang dulu kalo mau pulang?"

"Ibu gue sakit, dan gue buru-buru waktu itu."

Berdosa, kah? Bahkan saking tidak mau jujurnya, Naura mengucapkan kata-kata tak layak seperti itu. Dalam hati, dia membatin, semoga apa yang ia ucapkan barusan, tidak menjadi kenyataan.

"Maafin Naura, Bu," ucapnya dalam hati.

Mendengar itu, Melody memicingkan matanya. Menatap Naura dengan tatapan penuh intimidasi, sedikit curiga dengan sahabatnya itu. Ucapan dan raut wajahnya meragukan, Melody hanya takut kalau Naura tidak mengatakan hal sebenarnya.

"Kok, gue ragu, ya, sama ucapan lo?" ucap Melody.

Naura yang sudah tegang, semakin tegang ketika mendengar hal itu. Bagaimana ini? Apakah ucapan dan raut wajahnya tidak meyakinkan sampai Melody meragukannya seperti itu?

Naura tidak tahu harus memberi alasan seperti apa lagi kepada Melody, sedangkan kepalanya saja sudah tidak bisa berpikir jernih saat ini. Terlalu banyak hal yang memenuhi kepalanya. Terlalu banyak masalah sehingga ia tidak tahu harus berbuat seperti apa.

Rasanya, Naura ingin sekali jujur dan menceritakan apa yang menimpa hidupnya kepada Melody, berbagi kesedihan dengan gadis itu. Berharap semoga saja punggungnya yang terasa berat, bisa sedikit ringan ketika ia menceritakannya. Berharap setidaknya hatinya terasa lega, meski tidak sepenuhnya.

"Tumben, biasanya lo percaya terus," ucap Melody pada akhirnya.

Tidak, tidak mungkin jika ia menceritakan semuanya kepada Melody. Meski sudah mengenal dekat gadis itu, meski sudah lama bersahabat dengannya, meski sudah tau bagaimana sikap dan sifat Melody, tetap saja, Naura belum bisa.

Selain bingung harus mulai dari mana, Naura juga takut kalau Melody akan merespon yang tak sesuai dengan dugaannya. Seperti ... menghakiminya atas kejadian mengerikan itu.

"Gak tau, deh. Btw, besok nginep rumah gue, yuk, mau ada acara soalnya." Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Melody kembali bersuara juga.

"Acara apa?"

"Mama gue ulang tahun, dan lo harus ikut rayain."

Naura terdiam, memikirkan apakah ia harus ikut atau tidak. Mengingat masalah yang menimpa benar-benar membuat pikirannya berantakan, sepertinya menginap di rumah Melody akan membuat hatinya sedikit tenang.

Di lain tempat, seorang laki-laki tengah duduk di tepian pantai, tepatnya di bawah pohon besar yang melindungi dirinya dari sinar matahari.

Laki-laki yang mengenakan kaus hitam tanpa lengan, dan menanggalkan jaket jeans hitam yang dikenakannya di sembarang arah. Laki-laki dengan tangan yang memiliki tato, juga telinga yang terdapat beberapa tindikan. Laki-laki dengan celana hitam yang terlihat sobek di bagian lututnya, juga sepatu abu tua dengan logo merk ternama.

Duduk sendirian di tepi pantai dengan suasana hati yang berantakan, memang sedikit menenangkan. Meski tidak sepenuhnya tenang.

Melihat ombak yang berlomba-lomba ke tepian dengan suara gemuruh yang terdengar seolah saling bersahutan. Membuat sebagian manusia yang ada di sekitaran sana, terhanyut dan seakan lupa dengan kehidupannya.

Regan Januar. Laki-laki itu menghela napas kasar dengan tangan yang baru saja mengacak rambutnya. Frustrasi dengan apa yang memenuhi pikirannya sekarang.

"Lo harus tanggung jawab."

Beberapa waktu yang lalu, Regan telah membuat kesalahan besar dalam hidupnya. Bahkan, bisa dibilang kesalahan terbesar yang pernah ia buat.

Di mana dengan kurang ajarnya dia membawa seorang perempuan ke dalam rumah, dan ... dan ... merusaknya begitu saja. Menghancurkan hidupnya. Mematikan harapan hidupnya. Padahal, ia tidak sama sekali mengenal perempuan itu.

Di mana Regan menjadi bajingan bahkan penjahat dengan tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya saat itu.

Oke, Regan akui, saat itu dia tengah dalam keadaan mabuk berat. Tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tidak sadar dengan siapa orang yang ia temui waktu itu. Mengira kalau perempuan yang ia tarik itu adalah mantan kekasihnya.

Iya, jangan salah dengar, Regan mengira kalau perempuan yang katanya bernama Naura itu merupakan mantan kekasihnya yang sangat ia benci mati-matian.

Pengaruh alkohol memang sebahaya itu.

Dan sekarang, Regan menyesalinya. Sangat dan sangat menyesalinya.

Hidup urakan seperti yang sudah-sudah tidak membuat Regan melupakan kejadian itu begitu saja. Jujur, kemarin-kemarin pun ia memikirkan hal ini dan sedikit merasa bersalah. Sebelum sisi jahatnya berpikir dan mensugesti dirinya agar melupakan dan menganggap kejadian itu sebagai angin lalu. Padahal, kenyataannya tidak berlalu begitu saja.

Hari-hari dihantui rasa bersalah, akhirnya Regan dipertemukan kembali dengan perempuan itu. Dan gilanya, dia hampir tak mengenalinya sama sekali.

Keterlaluan, bukan?

Berawal dari Bagas--sahabatnya yang katanya akan mempertemukan dirinya dengan seseorang, Regan kira siapa, ternyata perempuan itu.

Demi apa pun, ia sempat ngeblank dan bingung bagaimana Bagas bisa tahu persoalan kejadian malam itu, sedangkan dirinya tidak menceritakannya kepada siapa pun. Sebelum akhirnya Bagas menjelaskan bahwa ternyata dia sempat melihat Naura keluar dari rumah itu.

Ini gila. Benar-benar gila.

Lagi dan lagi, Regan mengusap wajahnya kasar.

"Gila, gue bisa gila kalo kayak gini terus," ucap Regan kepada dirinya sendiri.

Satu sisi ia ingin merasa masa bodoh dan tidak peduli, tapi di sisi lain hatinya bergejolak mengatakan bahwa ia tidak seharusnya seperti ini.

Penjahat juga harus sadar. Bajingan juga harus sadar. Laki-laki urakan juga harus sadar.

Sadar dengan kesalahan sendiri, bertanggung jawab dan memperbaiki semuanya.

Kalau bisa.

Iya, itupun kalau bisa.

Sedangkan Regan merasa kalau dirinya tidak bisa melakukan hal itu.

Lamunan seorang Regan Janura buyar ketika ponselnya yang ada di saku celana bergetar. Mendandakan ada yang menghubunginya lewat telepon. Dengan decakan kecil, ia merogoh ponsel dan melihat siapa orang yang menelponnya.

Tertera nama 'Papa' di sana.

Orang yang sangat ia benci, namun tak bisa menghindari apa pun yang bersangkutan dengannya.

"Hallo?" Regan menyapa ketika tangannya sudah menerima panggilan.

"Kamu ini anak macam apa, sih? Sudah susah diatur, urakan, gak tau aturan, gak bisa hidup yang bener, sekarang bikin masalah yang bikin pusing aja. Pulang! Papa tunggu kamu di rumah sekarang!"

Seketika Regan menegang di tempatnya. Kepalanya bertanya-tanya.

Kesalahan apa yang dimaksud oleh papanya?

1
syisya
uwuuu banget makin ada kejelasan, emang paling enak kalau cerita itu sambil pelukan atau membelai jadi lebih dapet kemistrinya
who i am ?
di tunggu up nya Thor 😘
Heny Adinda
aaaaaa jgn lama2 up nya thot, tengah mlm pun ku tunggu semangat🔥
syisya
😗suit suiiiiiit
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!