NovelToon NovelToon
Sweet My Wife

Sweet My Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita
Popularitas:68.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ping Chan

Terjebak di dalam buku novel hiatus lantas apa yang akan kalian lakukan?

Kejadian tidak mengenakan Arletta alami begitu saja, menjadi permaisuri yang tidak diinginkan bahkan dianggap mata-mata oleh suaminya sendiri, iya... Pangeran ke 8 yang sering disebut-sebut sebagai Raja kematian.

Lantas bagaimana Arletta dapat bertahan? apakah baru datang langsung mati di tangan suami? Atau... Kedatangannya memang memiliki makna lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ping Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kekecewaan dan Kecemburuan

Setibanya mereka di Istana Pangeran Song Chen.

Arletta baru saja turun dari tandu dia kembali menatap Song Chen tapi tidak berani bertanya apapun, Song Chen yang saat itu sedang berada di samping Arletta, tanpa lelaki itu melihat Arletta dia segera bicara, "Bukan aku yang melakukannya," kata Song Chen dengan tiba-tiba.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Arletta terkejut, dia langsung memalingkan wajahnya. "Apa? Aku tidak mengerti maksudmu?" balas Arletta sok tidak tahu apapun.

Song Chen langsung memalingkan tubuh dan mendekati wajah Arletta. "Oh ya? Tapi di keningmu terdapat sebuah pertanyaan, Apakah kau yang telah merencanakan semua ini pada Putra Mahkota!" sambut Song Chen dengan tegas.

Arletta langsung terlihat kesal. "Mana ada!" timpalnya tidak percaya.

"Kenapa? Kau mengkhawatirkannya? Lalu kenapa tadi kau tidak langsung melihatnya!" lanjut Song Chen kesal, karena Arletta memikirkan Putra Mahkota.

Arletta langsung menunjukkan tatapan jijik. "Cih, aku lebih senang jika dia mati! Setidaknya aku akan kehilangan satu musuhku!" Arletta terlihat muak dengan Xi Wuji hingga wajahnya tidak dapat dia kondisikan.

Song Chen terdiam dengan terus menatap Arletta. "Seperti itu ya?" kata Song Chen yang terlihat tidak cukup percaya.

"Tentu saja! Aku hanya sedikit khawatir jika itu adalah kau! Bagaimana nantinya kau akan menghadapi Kaisar? Sungguh merepotkan berurusan dengan lelaki seperti Kaisar, aku... Aku bukan peduli padamu, aku hanya mengkhawatirkan posisiku!" tiba-tiba Arletta mengubah sikapnya dan terlihat galak.

Song Chen langsung memalingkan wajahnya, sementara Arletta segera menghela napasnya. "Untung saja tidak kembali membuat dia marah!" dalam benak Arletta merasa lega.

"Temani aku membaca buku," kata Pangeran Song Chen dengan tiba-tiba.

Arletta langsung terkejut. "Apa? Kenapa harus aku!" balas Arletta tidak terima dengan tatapan tidak suka.

Song Chen langsung melirik Arletta. "Kenapa? Kau tidak mau?" tanya Song Chen dengan dingin.

"Tidak lah! Ini sudah jam berapa? Aku harus tidur daripada membaca buku yang membosankan!" tolak Arletta dengan enggan.

"Orang gila mana yang mau membaca buku di jam 1 malam," dalam benak Arletta memaki. "Ayolah, aku tidak sedang ujian, aku sudah lulus! Belajar sangat membosankan!" dalam batinnya lagi yang sangat tidak ingin.

"Kau tidak ingin berterima kasih padaku? Akulah yang membawamu istana, aku juga yang membuatmu dapat langsung membalaskan dengan pada Jiang'an, aku juga yang membuatmu melihat pertunjukan bagus di istana Kekaisaran, dan sebelumnya kau sudah menfitnahku, ini balasanmu padaku?" kata Song Chen dingin.

Arletta seperti orang tolol saat itu ketika melihat Song Chen. "What! Dia menggunakan cara ini untuk menekanku? Dulu dia juga selalu ingin membunuhku, meskipun aku sudah memberinya pelajaran sih!" dalam benak Arletta yang kesal.

"Perhitungan sekali!" ucap Arletta kesal. "Aku tidak mau, aku ingin tidur!" Arletta sangat kesal dan langsung lari menuju kamarnya.

***

Iya... Kamar yang di maksud adalah ruang baca, setelah ditarik Song Chen dan Arletta juga malas bertengkar dengan lelaki itu. "Untuk kali ini aku mengalah, tapi tidak ada lain kali, aku akan membalasmu, bajingan!" dalam benak Arletta yang dendam. Dia saat itu sedang duduk di samping Song Chen membaca buku yang sangat tebal.

Sementara Song Chen sibuk bekerja di samping kirinya, hingga perlahan Arletta ketiduran menjatuhkan kepalanya pada lengan Song Chen yang sedang menulis. Song Chen langsung terkejut dan melihat Arletta sudah tidur, dia menghentikan aktivitasnya tidak lagi menggerakkan tangan.

"Sampai kapan aku harus seperti ini? Sudah mau mati rasa tanganku, kepalanya berat sekali seperti dosa! Tidak disangka aku membiarkannya meniduri lenganku, anggap saja sedang dipeluk Anj*ng!" dalam benak Song Chen yang memalingkan wajahnya.

"Guk!" Arletta adalah anj*ng yang imut.

***

Pagi hari yang cerah, Arletta terbangun dengan segar. "Huwaaaaaah, nyamannya!" Arletta langsung meregangkan tubuhnya dan terkejut saat melihat seseorang di sampingnya.

"Waduh, aku kira setan, ternyata hanya Song Chen," dalam benak Arletta yang hampir loncat tubuhnya karena terkejut.

Dia menghela napasnya dengan tenang, tapi tiba-tiba... "Song Chen?" dalam benak Arletta yang menatap Song Chen tengah tertidur di atas meja yang sama dengan dirinya.

"Aku tidur dengan iblis ini! Kesialan macam apa ini, Tuhan....! Aku juga menindih tangannya, maaf... Tapi cukup empuk, tidak sih agak keras karena ototnya banyak! Sudahlah anggap saja aku sedang membalas perbuatannya, mampus kau, sebelum dia terbangun aku harus pergi," dalam benak Arletta yang terlihat licik.

"Sampai jumpa Song Chen, aku ke bekerja dulu!" kata Arletta mendekatkan wajahnya pada telinga Song Chen. Dia kemudian pergi meninggalkan lelaki itu.

**

Arletta duduk dengan tenang di dalam kios, dia sedang membuat resep obat debat begitu serius. Hingga tidak lama kemudian muncul Adipati Qiao Zuanqin. Dia mendatangi Arletta pagi-pagi sekali.

"Nona Arletta," kata Adipati dengan tatapan khawatir.

Arletta langsung mengangkat kepalanya dan melihat Adipati. "Eh, Tuan... Selamat pagi, ada yang anda butuhkan?" tanya Arletta penasaran.

"Nona meninggalkan saya di Kota Nanyi lalu menghilang beberapa hari, saya sangat khawatir," kata Adipati yang mendekati tubuh Arletta.

Arletta langsung teringat akan kelancangannya saat itu, dia melupakan Adipati dan asal pergi saja. "Waduh, aku lupa lagi, anak anj*ng ini bersamaku saat itu," dalam benak Arletta merasa bersalah.

"Maafkan saya Tuan, waktu itu saya ada urusan mendadak jadi tidak sempat memberitahukan pada anda, saya menyesal," balas Arletta dengan tulus.

Adipati terdiam mendengar penjelasan Arletta. "Urusan apa? Apakah sangat penting hingga harus meninggalkanku? Dia melupakanku begitu saja saat mendapatkan urusan itu, sebenarnya ada hal apa yang dia sembunyikan dariku?" dalam benak Adipati yang sebenarnya marah.

"Oh, seperti itu pasti urusan itu jauh lebih penting daripada bersama dan saya," sambut Adipati yang terlihat sedih.

"Eh!" Arletta terkejut, dan langsung tersenyum pada Qiao Zuanqin. "Ti.. Tidak, bukan seperti itu, ah! Bagaimana kalau lain waktu kita jalan-jalan lagi untuk menebus kesalahan saya kemarin?" tanya Arletta yang langsung menawarkan.

"Hadeeh, susah sekali menghadapi kemarahan lelaki," dalam benak Arletta lelah.

"Baik, tapi kau tidak boleh meninggalkanku lagi, ya?" tanya Adipati yang setuju.

"Iya," balas Arletta yang langsung mengangkat jari kelingkingnya, "janji!" katanya lagi.

Adipati tersenyum dan langsung mengusap kepala Arletta dengan perlahan. Dari kejauhan terlihat seseorang yang menunjukkan tatapan dingin langsung masuk ke dalam kios. "Apa yang terjadi di sini?" tanya Song Chen dengan perasaan benci.

Arletta dan Adipati langsung memalingkan wajah mereka karena terkejut. "Oh! Song Chen, waduh! Kenapa iblis ini datang ke kiosku?" dalam benak Arletta terbebani.

Song Chen menatap Adipati yang begitu dekat dengan Arletta. Dan Arletta perlahan langsung menjauh dari Adipati. Adipati melirik Arletta dengan bingung. "Dia.. Lelaki ini bukankah salah satu anak dari Kaisar itu? Kalau tidak salah namanya Song Chen!" dalam batin Adipati yang terlihat benci.

"Lelaki ini? Sepertinya bukan berasal dari tempat ini, tatapan membunuhnya begitu kuat saat melihatku, hmm!" dalam benak Song Chen yang semakin dingin.

"Dia pernah memesan lukisan padaku, dia adalah pelangganku namanya Tuan Qiao Zuanqin," kata Arletta dengan segera bicara.

"Maafkan aku, aku malas mendapatkan masalah baru dengan Song Chen, terpaksa menggunakan namamu," dalam benak Arletta yang mencari keuntungan sendiri.

"Oh, ternyata Adipati dari kediaman Qiao, tidak disangka jauh-jauh datang kemari hanya untuk memesan lukisan yang dibuat oleh Istriku!" balas Song Chen yang langsung menyatakan kepemilikannya.

"Oh, ternyata dia seorang Adipati!" dalam benak Arletta yang terkejut.

"Apa? Arletta istri dari Song Chen, bagaimana mungkin?" dalam benak Qiao Zuanqin yang terluka hatinya.

"Iya, saya memang tertarik dengan lukisan Arletta, dia adalah wanita yang berbakat!" puji Adipati dengan tegas menatap Song Chen.

Song Chen langsung tersenyum benci. "Tapi... Sungguh aneh, apakah di kediaman anda tidak ada pelukis yang lebih hebat? Bukankah di sana sangat terkenal sastranya? Membuatku sedikit merasa mungkinkah dengan menggunakan alasan Arletta untuk mengetahui sesuatu di tempat ini?" ucap Song Chen dengan tatapan membunuh.

Adipati terkejut mendengar hal itu, dia merasa belum saatnya berhadapan langsung dengan Song Chen. "Gawat! Jangan sampai rencanaku terbongkar!" dalam benak Adipati yang khawatir.

Arletta hanya diam mendengar segala perdebatan mereka. "Apakah Adipati memiliki rencana buruk untuk istana? Dia bukan dari tempat ini, dan dia juga menyembunyikan identitasnya, apa yang sebenarnya dia inginkan?" dalam benak Arletta yang terlihat bingung.

"Mohon Pangeran tidak sembarangan menuduh, saya tidak ada maksud tertentu, murni memang hanya karena lukisan yang dibuat Arletta sangat cantik dan indah, saya mengaguminya," balas Adipati yang terlihat kecewa.

"Oh, seperti itu rupanya, sangat tidak disangka, melihat anda yang jauh-jauh datang kemari hanya untuk hal kecil saja, ternyata Istri saya memang memiliki daya pikat yang tinggi ya!" Pangeran Song Chen langsung mendekati Arletta dan memeluk tubuhnya.

Arletta yang menatap Song Chen awalnya tidak mau tapi dia mendadak tidak berani dengan tatapan Song Chen. "Huh... Mampuslah aku!" dalam benak Arletta merasa pusing.

Adipati terlihat tidak senang melihat kedekatan Song Chen dan Arletta. "Iya, tapi mohon jangan selalu menyiksa Arletta, dia hanya gadis biasa yang begitu lemah," sambut Adipati yang langsung menyinggung.

"Adipati minta di bunuh!" dalam benak Arletta yang kesal.

Song Chen tersenyum dengan penuh arti. "Saya adalah suaminya bagaimana mungkin menyiksa istri sendiri? Mungkin dia hanya merasa puas saat kita semalaman menghabiskan waktu bersama, jadi Adipati tidak perlu khawatir... Benarkan sayang?" kata Song Chen dengan tatapan dingin.

"Heheh, iya kau benar!" sambut Arletta kaku.

"Benar kepalamu!" dalam benak Arletta memaki.

"Oh, kalau begitu saya yang salah paham, karena saya masih ada urusan saya harus pergi dulu, selamat pagi dan sampai jumpa!" Adipati terlihat dingin dan langsung pergi begitu saja.

Sementara Song Chen menatapnya dengan kemarahan, memeluk tubuh Arletta dengan kuat. Arletta menatap Adipati yang meninggalkan kiosnya. "Dia sudah pergi? Kenapa masih dilihat? Tidak terima, kah?" tanya Song Chen marah.

Arletta terkejut dan langsung menatap Song Chen. "Aku... Aku tidak tahu jika dia seorang Adipati, dia menyembunyikan identitasnya dariku, aku tidak bersekongkol dengannya," balas Arletta dengan tegas dan jujur.

Song Chen hanya diam melihat Arletta yang menjelaskan. "Bersekongkol atau tidak siapa yang akan tahu? Kalian begitu dekat apakah kau mencintainya?" tanya Song Chen galak dan tegas.

"Hah? Cinta? Tidak lah!" sambut Arletta yang langsung jujur, terlihat sangat berani mengatakannya.

"Itu bagus," balas Song Chen yang langsung melepaskan Arletta. Song Chen terlihat sangat lega.

"Sudah? Hanya itu? Dia tidak bertanya apapun lagi? Dasar aneh!" dalam benak Arletta yang bingung.

"Tapi... Jangan berhubungan lagi dengan dia!" Song Chen dengan dingin menatap Arletta.

"Dia pasti takut jika aku sampai menjadi satu anggota dengan Adipati, tapi aku juga bukan orang yang mudah mengikuti orang lain, aku tidak tahu sebenarnya tujuan dari Adipati, bisa saja bertolak belakang denganku, atau entah apapun itu, sudah cukup ada Song Chen yang merepotkan ini, jangan ditambah orang lain yang membuat repot!" dalam benak Arletta yang merasa terbebani.

1
Bellinda Aulia Isabella
jangan2 adipati dan arletta bersaudara
panty sari
kutunggu karyamu thor semoga cepat sembuh
SariAdja: mampir karyaku kak

*Gairah sang konglomerat*
total 1 replies
Weldien Juntak Sasada Part II
lekas sembuh buat authornya.. 🤗🤗🤗 aku menanti setia up mu thorrr
@Intan.PS_Army🐨💜
Sakit Apa kak cepat Sembuh pasti banyak yang menunggu Novel Mu kak 🤗🤗
Amazing Grace
cepat sembuh kak/Smile/
Nadyne
wajarlah pangeran song cemburu memang changyi ada rasa pada mu arl pikirannya tidak sekecil umurnya.....
its me
lanjut torrr
its me
semangat updatenya
its me
sama aku aja ganteng 😗😗😗
its me
adudududu😍😍😍
Red Fox.
asal rutin kak mwehehehe
Red Fox.
banyakin lagi kak dikit amat huhuhu
its me
upppppppppppp
its me
🥰🥰🥰🥰🥰
Red Fox.
up yg bnyk
Red Fox.
lanjuuuuut
Red Fox.
Lanjuuuuuuuuuttt
Red Fox.
Semangat🔛🔥
Ping Chan
Maaf banyak typonya
panty sari
akhirnya song bangun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!