Azura Az-Zahra gadis cantik yang sudah dinikahi oleh seorang CEO sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 1 tahun karena kecelakaan. Sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya yang mempunyai seorang putri berumur 2 tahun lebih tua darinya.
Bagaimana bisa Zahra sudah menikah sejak masih kecil?.
Siapa yang sudah menikahi Zahra sejak kecil?.
Dan bagaimana perlakuan paman dan bibinya selama ini?
ikuti terus ceritanya ya, dijamin konfliknya ringan dan gak buat pusing 🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Setelah bel pulang sekolah, Renaldi bergegas datang kerumah sakit tempat Zahra dirawat.
"Woy, Lo mau kemana buru-buru banget" tanya Angga.
"Gue mau memperjuangkan cinta gue" jawab Renaldi.
"Dih gak jelas Lo. Eh tapi gue mendoakan biar Lo sukses deh, kasihan gue lihat Lo galau mulu" ucap Angga sambil tertawa.
Sedangkan Sandra yang ingin menghampiri Renaldi, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Loh, Daddy tumben menghubungi gue jam segini. Ada apa ya" batin Sandra merasa bingung.
"Hallo dad" ucap Sandra begitu mengangkat panggilannya.
"Pulang sekarang, Daddy tunggu di rumah" ucap sang ayah yang langsung mematikan panggilannya.
"Ada apa ini. Kenapa perasaanku gak enak gini ya" batin Sandra.
"Ehh guys, kita gak jadi pergi ya. Tadi Daddy tiba-tiba minta gue pulang" ucap Sandra yang langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Eh, kenapa tuh Sandra. tumben banget disuruh pulang sama daddy-nya?" tanya Sarah penasaran.
"Ya, gue juga merasa bingung. Tumben banget, apa jangan-jangan ini karena masalah Zahra kemarin ya. Kok gue jadi takut si" ucap Novi.
"Ya, sebenarnya juga gue ngerasa masalah Zahra kemarin kayanya akan berdampak sama kita deh. Gak tahu aja hati kecil gue bilang gitu".
"Udahlah, kita jangan bahas Zahra lagi. Gue jadi ikutan takut nih" ucap Sarah.
Di rumah sakit, Xavier tidak membiarkan Zahra melakukan apapun. Bahkan untuk kekamar mandi saja, Xavier akan menggendongnya.
"Kak Vier lagi kenapa si, perasaan kemarin gak kaya gini deh" bingung Zahra.
"Gak papa, Kaka lagi pengin membuat kamu jadi seorang putri aja. Kaka mau melayani kamu untuk hari ini" ucap Xavier.
"Yaudah deh, terserah kak Vier aja. Kalaupun aku larang juga Kaka akan tetap melakukan sesuai keinginan Kaka kan" ucap Zahra.
"Oh ya kak, aku kangen sama anak kecil yang tadi pagi deh" ungkap Zahra.
"Anak kecil siapa sayang?" tanya Xavier yang berpura-pura lupa.
"Ihh kak Vier gimana si, baru aja tadi pagi masa udah lupa aja. Itu loh anak kecil yang kita antar keruang rawat ibunya, Zio ingat gak" ucap Zahra.
"Hufttt dia lagi, kenapa Zahra harus ingat sama bocah kecil menyebalkan itu lagi si" batin Xavier.
"Oh ya sayang, Kaka baru ingat. Emangnya kamu pengin ketemu sama dia lagi?" tanya Xavier.
"Mau kak, boleh ya kita kesana lagi" pinta Zahra.
"Padahal aku ingin mendengar jawaban sebaliknya. Terpaksa deh aku harus bertemu bocah itu lagi" batin Xavier merasa kesal.
"Yaudah, sebelum itu lebih baik kamu makan siang dulu ya. Abis itu minum obat, biar kamu cepat sehat dan boleh pulang" bujuk Xavier.
Zahra memang sangat susah untuk minum obat atau vitamin. Dia selalu beralasan bahwa tidak bisa menelan obat. Terutama yang berbentuk kapsul.
"Yahh, boleh libur dulu gak si kak. Aku bosen tahu dari kemarin minum obat terus. Lagi pula kalau abis minum obat perut aku rasanya mual. Jadi pengin muntah gitu, Udah gitu susah ditelan lagi. Obatnya selalu nyangkut dilidah aku, jadi buat pahit seluruh mulut" ucap Zahra.
"Gak bisa sayang, ini semua demi kesehatan kamu. Sini biar Kaka larutkan dengan air, jadi kamu lebih mudah meminumnya" bujuk Xavier lagi.
"Yaudah deh" pasrah Zahra.
Renaldi yang baru saja sampai dirumah sakit, merasa cemburu melihat keromantisan suami istri didepannya.
"Kenapa Zahra harus udah punya suami si. Kalau gini kan gue jadi sulit buat nikung kalau udah berstatus istri orang".
"Apa memang gue harus mundur ya, lagipula selama ini Zahra gak melihat kearah gue sedikitpun".
"Gara-gara gue juga, Zahra jadi di bully sama Sandra and the geng" batin Renaldi.
Karena merasa cemburu, akhirnya Renaldi memutuskan untuk pergi kemarkas geng motornya.
"Kayanya emang gue harus belajar merelakan Zahra bersama orang lain deh. Lagipula melihat Zahra bahagia, itu udah cukup buat gue senang".
"Walaupun dia bahagia bersama laki-laki lain dan bukan gue" batin Renaldi saat sedang berada diatas motornya.
