DWIKY RAHARDIAN laki laki yang baik,tampan dan pendiam.Terlahir dari keluarga kaya dan putra satu satunya dari keluarga besar HENDRA RAHARDIAN dan CANTIKA KUSUMO.Dwiky,Reza dan Milli,tiga sahabat yang di pertemukan karena ibu milli adalah pelayan di kediaman keluarga Rahardian.Sedangkan orang tua reza adalah teman waktu kuliah dulu.Saat ini mereka bertiga menginjak usia remaja.Tanpa DWIKY ketahui ternyata milli memilki hubungan spesial dengan Reza,Hingga suatu hari tanpa rasa curiga Milli mengikuti ajakan Reza ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari kota.Karna rasa cinta yang begitu besar milli mengikuti begitu saja.Dan pada akhirnya Reza merenggut paksa kesucian Milli.Hingga Milli mengalami depresi dan akhirnya hamil dan melahirkan.Tapi sungguh sangat di sayangkan,Milli meninggal sesaat setelah melahirkan bayi perempuan yang di beri nama AMORA.Ibu milli memilih pulang kampung dan AMORA di serahkan ke keluarga RAHARDIAN.Bagaimana nasib si bayi mungil AMORA? kita lihat saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flying wings, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. MERASA BERSALAH
Makan malam berjalan seperti biasa.Tenang dan tak ada perbincangan apapun.Hanya suara sepasang sendok dan piring yang saling beradu.
Hendra dan Cantika tidak tau saja,kalo di bawah meja makan sana ada perang sengit antara kaki Dwiky dan Moya. Sedang mata ke duanya sesekali saling beradu dan saling senyum.
Selama makan malam berjalan,kedua pasang kaki mereka terus saling membelit dan saling injak.Tapi di atas meja mereka terlihat tenang.
Belum juga selesai mereka menghabiskan makanannya tiba tiba...
"Brakkkk...., mami udah selesaiiiii." teriak Cantika heboh.
"Dih...kamu kenapa sih sayang ?bikin jantungan aja !!" kata Hendra mengerutkan kedua alisnya.
"Mami udah selesai makannya papi sayang....!" kata mami sedikit menekan kata katanya.
"Iya...papi juga sudah selesai, tapi nggak juga kayak mami...teriak teriak nggak jelas." sungut Hendra.
"Dah ah...mami mau beres beres....,ayo cantik nya Oma, kita cuci piring Hem !!" menarik tangan Moya paksa.
Dwiky yang melihat maminya menarik tubuh putrinya langsung protes.
"Mami....Moya belum selesai makan Lo...?" gerutu Dwiky.
"Eh...kamu belum selesai makan ya sayang...??" tanya Cantika merasa bersalah.
"Udah kok Oma....ayok kita cuci piring !!" ajak Moya cepat.
"Sayang....nasi kamu masih belum habis ini ??" kata Dwiky sambil menunjukkan piringnya.
"Mo_moya udah selesai Daddy...,Daddy bawa ke sini gih piring kotornya." jawab Moya gugup.
Bergegas Dwiky membawa semua piring kotor ke arah wastafel dapur untuk di cuci. Dwiky bingung dengan sikap Moya yang sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan.
Setelah selesai makan malam ke empatnya menikmati nonton tv di ruang tengah. Dwiky dan Moya duduk bersebelahan tapi sikap Moya sedikit canggung. Tak seperti biasanya. Dwiky pun merapatkan duduknya mendekat ke arah moya.
"Hei...ada apa sayang ??" sambil memeluk bahu Moya.
"em....ng_nggak ada a_apa apa kok dad." jawab Moya gugup.
"Sayang, Daddy merawat kamu itu dari bayi....jadi Daddy tau saat kamu sedih atau gembira." kata Dwiky mulai mengelus punggung tangan Moya.
"Em...dad, Moya naik ke atas dulu ya ...,Moya ngantuk dad !!" sambil menegakkan badannya.
"Ya sudah Daddy temani em." menegakkan badannya juga.
"Nggak usah dad...Daddy di sini saja ya....!!" bujuk Moya.
"Nggak mau sayang....,Daddy juga mau istirahat ." mulai menggandeng tangan Moya.
"Oma opa Moya pamit ke atas dulu ya..." kata Moya pelan.
"Dwiky juga mi pi..." melangkahkan kakinya mengikuti Moya.
Kedua orang tua itu hanya mengangguk saling berpandangan. kedua orang tua Dwiky sedikit berbincang mengenai anak nya. Hendra mengajak istrinya untuk masuk ke kamar mereka.
Setelah sampai di dalam kamar.keduanya mulai membahas masalah Dwiky dan Moya. Hendra dengan sabarnya membujuk istrinya untuk sedikit bersabar. Sedang Cantika hanya menangis dalam pelukan suaminya. Entah apa yang membuat mereka begitu tegang dan cemas begitu.
Sedangkan di kamar tidur Moya, Dwiky masih terus memeluk Moya. Tak mau lepas, sedang Moya dari tadi ingin melepaskan pelukan Dwiky.
"Lepas dong dad...,Moya nggak bisa nafas kalo Daddy peluknya kayak gini....!!" sambil terus berusaha melepas pelukan Dwiky.
"Kamu ini kenapa sih sayang...? Kamu mau ngejauhin daddy ya...? Tapi kenapa sayang ? Apa salah Daddy ke kamu?" tanya Dwiky beruntun.
" Ng_nggak gitu dad...tapi kita...!!" belum selesai kata katanya. Dwiky langsung menegakkan badannya.
"Baiklah,Daddy nggak akan ganggu kamu lagi...!!" berlalu meninggalkan Moya yang terus memandangi punggungnya dengan heran.
Sampai di kamarnya Dwiky menelungkupkan tubuhnya di ranjang. Memiringkan wajahnya agar bisa bernafas.Mencoba memejamkan matanya dan melupakan kejadian tadi. Dwiky bingung dengan sikap Moya sejak maminya menggebrak meja waktu makan tadi.
...----------------...
Pagi ini Cantika dan Moya menyiapkan sarapan seperti biasa.Tidak ada yang berbeda.Hanya saja pagi ini Dwiky tidak ikut sarapan seperti biasa. Dia langsung pamit ke mami dan papinya tapi tidak dengan Moya. Dia hanya melewatinya saja. Moya hanya diam membeku di tempatnya.Sedang Hendra dan Cantika hanya saling memandang dan mengedikkan bahu masing masing.
Sesudah sarapan, Hendra pamit dengan istri dan cucunya. Kemudian melajukan kendaraannya menjauhi rumah menuju ke perusahaan. Cantika dan Moya melanjutkan dengan mencuci peralatan makan mereka tadi. Di sela sela mencuci piring, Cantika menanyakan perihal sikap Dwiky tadi.
"Kalian sedang marahan sayang ? Apa ada sesuatu hal yang Oma tidak tau?" tanya Cantika penasaran.
"Nggak ada masalah apa apa kok oma." jawab Moya mencoba tenang.
"tapi kenapa sikap daddy mu begitu sayang ? apa dia menyakiti hatimu sayang?" Sambil mendekat ke arah moya, memeluk tubuh moya dengan erat. Sedangkan Moya bingung harus bersikap seperti apa.
Setelah selesai membersihkan peralatan makan. Moya pamit ke atas untuk mandi. Dia melangkah dengan tergesa sampai sampai hampir terjatuh di anak tangga paling atas. Memasuki kamar dan menuju ke kamar mandi.
Moya menjatuhkan badannya dan bersimpuh di dekat bathtub. Sejak di meja makan tadi Moya menahan tangis yang begitu menyesakkan dada. Dan sekarang saat hatinya tak lagi bisa menahan sesaknya, Moya melai Menangis sejadi jadinya.Hatinya begitu terluka melihat Daddy nya pergi begitu saja tanpa melihat dan berpamitan dengannya.
Moya begitu menyalahkan dirinya sendiri, karena sikapnya tadi malam. Ya semua karena sikap Cantika yang menggebrak meja makan kemaren malam. Moya jadi merasa bersalah dan imbasnya dwiky kena sasaran kekesalannya.
'Moya harus minta maaf ke Daddy...,semua memang salah Moya. Em...Moya masak aja deh buat Daddy. Ya...pasti Daddy suka dengan masakan moya...,trus Moya anter ke kantor sebelum jam makan siang.' batin Moya bersemangat.
Setelah berkutat dengan masakan yang ingin dia bawa untuk Dwiky. Moya pun bergegas mandi dan merias diri tipis. Memakai kaos putih dengan luaran kardigan dengan ornamen batik modern di padu dengan celana jeans standar warna biru laut. Rambut di gerai sebahu dengan poni depan yang begitu pas di mukanya yang oval
Sesudah pamit dengan Omanya, Moya bergegas keluar dengan menenteng paper bag yang berisi makan siang untuk daddy nya.Sekarang tinggal menunggu mang ojek online,soalnya Moya tadi sudah memesan ojek online.
Tin...tin....
" Dengan mbak Amora...? Tanya mang ojol
"oh...iya mas...!" jawab Moya mengiyakan.
" Tujuan ke mana ini mbak..? Tanya nya lagi
" Ke perusahaan DIANTARA GROUP mas..!"
" Ok mbak...,silahkan...!" menyodorkan helm kepada Moya.
Setelah memakai helm,mang ojol langsung melajukan motornya ke alamat yang sudah di jelaskan Moya tadi. Selama 20 menit tibalah mereka di depan kantor Dwiky. Setelah menyerahkan uang tarif dan helm Moya mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam.
Saat di lobi kantor, Moya di tahan security dan melai di tanya dengan beberapa pertanyaan.
"Selamat siang ibu...,ibu mau bertemu dengan siapa? apa sudah ada janji?" tanya si security.
"Saya mau ke ruangannya bapak Dwiky..., saya mau kasih kejutan ke beliau, jadi memang nggak buat janji pak....!" jelas Moya.
"Maaf dengan ibu siapa ?"
"Saya Amora pak...,"
"Baik silahkan menuju ke lantai 30, dan silahkan menggunakan lift yang ada di sana ya Bu..!" jawab security mengarahkan.
"Baik...terimakasih pak!"
"Sama sama ibu..." jawab security ramah.
Saat menaiki lift, hati Moya benar benar berlalu tali.ada rasa malu,bersalah takut dan juga merindu. Saat lift terbuka.
Ting....
...****************...
Happy reading guys, jangan lupa like dan komennya ya....
Terimakasih 🙏
