"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Dengan penuh rasa khawatir Aksara mencari Akselia,di seluruh penjuru rumah sakit.
"Mba,tadi lihat adik saya yang dirawat di sini?" tanya Aksara kepada perawat yang berjaga
"Oh tadi,mba nya itu minta lepas infusnya Mas, abis itu tanda tangan penolakan perawatan,lalu pergi" jawab perawat jaga IGD itu
Aksara pun naik kembali ke lantai empat tempat Pak Arman di rawat
"Paman melihat mba Akselia?" tanya Aksara kepada Pak Sugeng
"Lho,bukannya tadi keluar bareng kalian?" tanya Paman Sugeng
Aksara pun bergegas ke ruangan ICCU
"Kalian melihat Akselia?" tanya Aksara kepada Alanna dan Arazka
"Akselia gak ada ke sini,bukannya di IGD bareng Lo tadi?" tanya Alanna pula
Aksara menarik nafas panjang.
"Ada apa Kak?" tanya Arazka
"Tadi saya meninggalkan Akselia sebentar untuk membeli minuman dan makanan,pas saya kembali,Akselia sudah gak ada di IGD" jawab Aksara
"Gawat,jangan-jangan Akselia nyamperin Dirga lagi,aduh..." celutuk Alanna
Aksara pun refleks menoleh kearah Alanna dan Arazka,mereka saling tatap sejenak.
"Terus Annira kemana? di ruangan Pak Arman tadi gak ada" ucap Aksara
"Mereka pergi berdua" ucap Alanna
"Arazka ikut saya,Alanna tetap disini ya" ucap Aksara
"Oke" jawab Alanna
Aksara dan Arazka pun bergegas menyusul Akselia dan Annira.
"Kemana kita mencarinya Kak?" tanya Arazka
"Ke perusahaan Dirga,mereka pasti ke sana" ucap Aksara dengan wajah tegang dan penuh konsentrasi menatap lurus jalanan.
Mobil mereka berjalan dengan kecepatan tinggi.
Perusahaan Ibrahim Wijaya
Akselia dan Annira baru saja turun dari taksi. mereka pun melangkah masuk menuju ke lobby.
"Selamat sore mba,ada yang bisa kami bantu?" ucap staff resepsionis itu
"Sore,maaf apakah saya bisa menemui Pak Dirga Grahana?" tanya Akselia
"Maaf,apakah mba sudah punya janji temu sebelumnya?" tanya staff resepsionis itu lagi
"Saya belum membuat janji temu sebelumnya tapi saya minta tolong sampaikan saja kepada Pak Dirga, Akselia Hanum Hamdi ingin bertemu segera" ucap Akselia dengan tegas
"Ohh,baik mba,ditunggu sebentar" ucap staff resepsionis itu seraya meraih telpon
Lima menit kemudian
"Silahkan naik kelantai tujuh mba,Pak Dirga menunggu di ruang konferensi" ucap staff resepsionis itu kemudian
"Terimakasih ya" ucap Akselia lalu melangkah menuju lift diikuti Annira
Dirga Grahana nampak gelisah,mondar-mandir didepan pintu ruang konferensi seraya menunggu Akselia datang
"Sepertinya ini waktu yang tepat untuk membujuk Akselia agar kembali kepadaku" gumam Dirga penuh harap
Akselia pun muncul,tidak dengan Annira yang hanya berdiri mematung didepan lift,dia tidak punya keberanian untuk menemui Dirga.
"Akselia... Akselia... aku merindukan mu..." ucap Dirga seraya merentangkan tangannya ingin memeluk Akselia
Namun Akselia menepis tangan Dirga dengan keras dan...
*Plakkkk...
Sebuah tamparan keras dari Akselia mendarat di wajah Dirga Grahana
"Akselia... apa-apaan ini?" ucap Dirga seraya memegang pipinya yang terasa panas
"Bu*ngs*k kamu Dirga" sengit Akselia
"S**l... apa maksud kamu Akselia?" ucap Dirga pula dengan suara keras
"Kamu... kamu mengh*m*l* adik saya Annira, kamu tidak hanya menghancurkan pernikahan kita,tapi kamu juga tega merusak adik saya dan kamu tahu,sekarang kedua orangtua saya sedang dirawat di rumah sakit mengalami syok berat setelah mendengar kalau adik saya h*m*l dan itu anakmu" sengit Akselia lagi
"Omong kosong... kau percaya dengan apa yang diucapkan Annira,dia hanya gadis manja yang butuh perhatian orang banyak" ucap Dirga dengan congkak
"Apa katamu... omong kosong? dengar Dirga Grahana,saya bukan hanya mempercayai ucapan adik saya tapi juga mempercayai apa yang sudah saya lihat,hari itu dengan jelas saya melihat kalian... kalian berdua... di kamar itu" ucap Akselia terbata-bata seperti ada sebuah batu besar yang menindih dadanya jika harus mengingat dan menyebut kejadian itu lagi dan lagi
Dirga pun terkesiap kaget,wajahnya memerah.
"Apa maksudmu,dengan apa yang kau lihat?" tanyanya lagi
"Ya... saya melihat semuanya Dirga Grahana, saya melihat semuanya" tegas Akselia
Dirga pun mundur beberapa langkah,melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya itu,ditarik nafasnya yang terasa berat,lalu mengusap wajahnya kasar. kemudian menatap tajam Akselia.
"Lantas,apa mau mu?" tanyanya kepada Akselia
Akselia menarik nafas panjang.
"Yang saya mau,kamu menikahi adik saya Annira" ucap Akselia tegas
Mendengar itu Dirga Grahana tertawa keras
"Hahaha... aku? aku harus menikahi adikmu? hahaha... omong kosong apa ini" sarkas Dirga
"Mas Dirga..." tiba-tiba Annira muncul seraya menangis
Dirga pun beralih menatap Annira tajam.
"Annira,apa yang kau lakukan ini ha? kau pikir dengan mengelabui semua orang dengan kehamilan mu bisa membuatku langsung percaya dan mau menikahi mu?!" sarkas Dirga lagi
Annira hanya menangis tersedu-sedu.
"Dirga... cukup..." ucap Akselia
"Pergilah... kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian mau" ucap Dirga seraya memutar badannya kearah jendela
"Dengarkan baik-baik Dirga Grahana,saya menunggu itikad baik darimu dan keluarga besar mu,saya tidak ingin persoalan ini menjadi panjang lewat proses hukum,saya tunggu ya,semoga kamu dan keluarga mu bisa mengambil keputusan yang bijaksana" ucap Akselia lalu beranjak pergi seraya mengamit lengan Annira yang masih terus menangis
"Aaarrrggghhh..." Dirga berteriak keras seraya menendang kursi dihadapannya itu
Akselia dan Annira pun keluar dari lift,tiba-tiba ada Aksara dan Arazka yang menghampiri mereka. Aksara dan Arazka hanya bisa menunggu di lobby karena tidak mendapat ijin dari pihak keamanan perusahaan untuk naik keatas.
"Mba Akselia,Annira,kalian baik-baik saja?" tanya Aksara dengan khawatir
Akselia hanya mengaguk pelan,Annira hanya terdiam.
"Kita kembali ke rumah sakit ya" ucap Aksara
Sekali lagi Akselia hanya mengaguk pelan. wajahnya nampak sangat lelah. mobil mereka pun melaju kembali ke rumah sakit.
Akselia kembali drop,infus nampak terpasang ditangannya,namun kali ini dia dirawat dikamar sang Papa. sedangkan Annira dibawa pulang Ke rumah oleh Arazka dan Pak Sugeng.
"Tenang saja,in shaa Allah kami akan menjaganya kamu juga tolong jaga Akselia ya" ucap sang Bibi sebelum pulang
Aksara nampak sibuk dengan laptopnya,sambil sesekali melihat kearah Akselia yang nampak memejamkan matanya,entah sedang tertidur atau tidak.
"Mas Aksara" panggil Akselia tiba-tiba
"Hhhmm... bagaimana perasaan mba Akselia? sudah enakan? kalau masih terasa lemas,sebaiknya tetap berbaring saja,nanti saya bantu,mba Akselia butuh apa" ucap Aksara
"Gak apa apa Mas,Alhamdulillah saya sudah enakan kok" ucap Akselia seraya terduduk
"Pelan-pelan duduknya,sambil bersandar aja ya" ucap Aksara
"Kemana Annira?" tanya Akselia seraya mengedarkan pandangan nya ke seluruh kamar
"Sudah pulang bareng Arazka,Paman dan Bibi tadi, Alanna juga pulang,biarkan mereka istirahat dulu" ucap Aksara
"Mas Aksara juga butuh istirahat,sudah beberapa hari ini gak pernah pulang" ucap Akselia seraya menatap Aksara sejenak
"Gak masalah,saya disini saja" jawab Aksara tanpa menoleh dari laptopnya
"Terimakasih banyak ya Mas Aksara,terimakasih banyak,Mas Aksara sudah banyak berkorban untuk keluarga kami,sekali lagi terimakasih Mas" ucap Akselia dengan haru
"Sama-sama mba Akselia,keluarga Pak Arman juga sudah sangat baik kepada kami,sudah semestinya kan" ucap Aksara
"Oh ya Mas,tadi Papa bangun gak?" tanya Akselia seraya menatap sang Papa yang nampak tertidur
"Alhamdulillah mba,bangun dan makan,kondisi nya sudah jauh membaik kok,sudah gak pakai bantuan oksigen dan monitor sudah dilepas juga" jawab Aksara
"Alhamdulillah..." ucap Akselia
Tiba-tiba terdengar bunyi krucuk dari perut Akselia
Aksara tersenyum mendengar itu.
"Sebentar ya,saya beli makanan dulu,tunggu disini dengan tenang ya mba Akselia jangan kabur lagi, oke? tunggu saya ya" ucap Aksara seraya beranjak keluar kamar
Tiga puluh menit kemudian
Aksara kembali dengan dua bungkus nasi goreng.
"Wanginya enak Mas,apa ini?" tanya Akselia
"Nasi goreng ikan asin,ayo kita makan" ajak Aksara
Akselia pun menyingkap selimutnya dan turun dari sofa,duduk di lantai berhadapan dengan Aksara. mereka pun makan dengan tenang.
"Kalau kondisi Mama bagaimana Mas?" tanya Akselia lagi
"Hhhmmm... masih tetap sama belum ada kemajuan yang signifikan" jawab Aksara
"Subhanallah Mama..." ucap Akselia pelan.
Sebuah suara notifikasi berbunyi di laptop Aksara, sebuah email dari tim humas dan protokol masuk. Aksara segera membuka email itu dan membacanya tanpa suara,setelah itu,dia refleks menoleh kearah Akselia dengan wajah sedikit tegang.
Melihat itu,Akselia pun kembali khawatir.
"Ada apa Mas?" tanya Akselia
Aksara mengarahkan layar laptopnya agar Akselia bisa membaca isi email itu. seketika wajah Akselia pun ikut menegang. mereka pun saling menatap.
bahagia deh tasikmalaya disebut sebut dlm novel ini. karna aku berasal dari tasik Malaya. pencinta novel di aplikasi ini