SANG MANTAN Arti Cinta

Alex terdiam sambil termenung menatap keluar jendela dari balik kamar rawatnya, ia masih memikirkan ucapan ibu dan adiknya tentang dirinya yang kata mereka mirip dengan putri Ayana.

"Apa benar Alea mirip denganku? Hah! Tapi bagaimana mungkin kami bisa mirip. Jelas- jelas Alea bukan putriku tapi putri Ayana bersama suami barunya" Monolog Alex.

"Tapi mama terlihat begitu yakin saat mengatakan jika wajahku mirip Alea ketika aku masih sebaya dengannya".

Alex terdengar menghela nafas beberapa kali hingga membuat Dito terusik.

"Apa anda masih memikirkan ucapan bu Widya, pak?" Tanya Dito saat melihat Alex melamun.

"Apa menurutmu aku mirip dengan putri Ayana?" Alex balik bertanya pada Dito.

"Hm,,,!" Dito mengusap dagunya sembari menelisik wajah Alex dengan seksama.

"Saya justru tidak melihat apapun pak" Sahut Dito dengan wajah lugu.

"Lalu apa yang kamu lihat?" Ketus Alex yang langsung kecewa mendengar jawaban sang asisten yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Wajah anda terlihat seperti wajah anda sendiri dan sama sekali tidak mirip dengan putri bu Ayana" Terangnya.

"Kamu yakin?" Alex ingin memastikan.

"Hm,,,,Ya,,,!" Dito sedikit ragu untuk melanjutkan kata.

"Apa anda punya album foto jaman anda TK dulu? Mungkin wajah anda memang mirip dengan Alea saat umur anda masih TK" Ucap Dito kemudian.

Alex terdiam untuk sesaat lalu ia sepakat dengan usul Dito.

"Kamu tahu media sosial Bianca?" Tanya Alex.

"Ya" Dito mengangguk cepat.

"Coba kamu periksa, mungkin bocah itu pernah mengungah foto masa kecil kami di media sosialnya" Perintah Alex.

"Ok!" Dito kembali mengangguk dan langsung mengecek ponslnya untuk mencari jejak foto Alex di media sosial Bianca.

Dito terlihat serius menggulir layar ponselnya hingga beberapa saat bahkan ia sampai mengabaikan Alex yang ternyata tengah jenuh karena terus berada di dalam kamarnya.

"Dito! Bawa aku keluar. Aku ingin menghirup udara segar" Peintah Alex pada asistennya.

"Tapi saya sedang,,,,,!" Dito tidak lagi menyela saat melihat tatapan mata Alex yang menatapnya tajam.

"Baik pak, saya akan membawa anda keluar" Ucapnya yang langsung berdiri tegak.

Padahal Dito sedang serius memeriksa sosial media Bianca tapi atasannya justru mengajaknya keluar. Dito membantu Alex untuk duduk di kursi roda dan setelah itu ia langsung mendorong kursi roda tersebut keluar kamar.

"Apa kamu sudah menemukan sesuatu?" Tanya Alex di sela- sela perjalanannya menuju keluar.

"Belum pak, bagaimana saya bisa menemukan petunjuk jika bapak mengajak saya jalan- jalan" Sahut Dito.

"Memang siapa yang mengajakmu jalan- jalan! Aku hanya memintamu untuk membawaku keluar karena aku bosan berada didalam kamar" Ketus Alex.

"Ya pak, saya minta maaf atas kelancangan saya" Ucap Dito kurang ikhlas.

"Baguslah jika kamu sadar kesalahanmu" Sahut Alex.

"Periksa lagi dengan teliti dan jangan ada yang kamu lewatkan" Perintahnya.

"Baik pak" Sahut Dito.

"Gimana aku bisa memeriksa medsos Bianca, sementara kedua tanganku harus mendorong kursi rodanya. Memangnya ponsel ini bisa bergulir sendiri tanpa sentuhan tangan" Jerit batin Dito.

Dito hendak membawa Alex ke taman rumah sakit namun di lobby mereka bertemu dengan sepupu Alex, Luna.

"Luna,,,!" Seru Alex saat melihat sepupunya tersenyum sembari melambaikan tangan padanya.

"Hai sepupuku,,,! Apa kabar?" Sapa Luna sembari tersenyum ramah.

"Kamu disini? Kapan kamu pulang? Bukankah kamu sudah pindah ke inggris?" Bukannya menjawab sapaan Luna, Alex justru menghujaminya dengan beberapa pertanyaan.

"Bukan inggris sepupuku tapi UK" Sahut Luna.

"Bukankah itu sama saja" Kilah Alex.

"No! Kedua kata itu berbeda. Inggris dan UK, beda bukan!" Sela Luna.

"Yah, terserahlah. Aku tidak peduli mau inggris ataupun UK. Itu bukan urusanku" Ketus Alex.

"Ih! Dasar!" Cibir Luna.

Sejak dulu Alex memang terkenal sebagai sepupu yang menyebalkan baginya, pria itu tidak hanya dingin dan kaku tapi dia juga angkuh dan rada sombong. Luna menelisik penampilan Alex dari atas kepala hingga mata kaki dan ia langsung merasa prihatin melihat tampang sepupunya yang seperti tidak terurus dengan baik.

"Hei! Kenapa tampangmu terlihat memprihatikan seperti itu? Apa istrimu tidak mengurusmu dengan baik?" Celutuk Luna tanpa rasa bersalah.

Alex kaget mendengar ucapan Luna begitu juga dengan Dito, sepertinya Luna belum tahu jika Alex dan Ayana telah bercerai.

"Dimana Ayana? Kenapa aku tidak melihatnya?" Luna celingak celinguk mencoba mencari Ayana namun ia tidak menemukannya.

Alex terdiam, ia enggan menjawab pertanyaan Luna.

"Oh iya, aku belum sempat memberikan ucapan selamat untukmu dan juga Ayana karena aku harus buru- buru pergi waktu itu" Ucap Luna.

Luna menunduk sambil mengulurkan tangannya seraya berkata

"Selamat ya Alex, akhirnya kamu menjadi seorang ayah juga. Aku tahu ini sudah sangat terlambat tapi aku tetap ingin mengucapkannya. Aku senang banget karena akhirnya kamu bersedia untuk punya anak bersama Ayana. Ah! Aku merasa terharu,,,,,!"

Ucapan Luna kembali membuat Alex terkejut, ia seolah tidak percaya mendengar pernyataan Luna yang mengatakan jika ia memiliki anak dari mantan istrinya.

"Tunggu,,,!" Alex memotong ucapan Luna.

"Apa maksudmu dengan mengatakan jika Ayana hamil?" Tanya Alex.

"Hah! Kamu itu lucu sekali, masa kamu tidak tahu jika istrimu hamil padahal waktunya sudah lewat bertahun- tahun yang lalu" Terang Luna.

"Hah!" Alex tidak tahu harus berkata apa, ia benar- benar tidak dapat mencerna maksud ucapan Luna barusan karena syok.

"Loh, kamu kok kelihatan terkejut begitu sih memangnya kamu tidak tahu jika istrimu sedang hamil?" Luna merasa aneh melihat respon Alex yang terkejut mendengar ucapannya.

"Pak Alex dan bu Ayana telah bercerai enam tahun yang lalu" Sela Dito yang sejak tadi terdiam

"Hah! Bercerai" Luna menutup mulutnya karena kaget mendengar ucapan asisten Alex. Kali ini Luna lah yang terkejut mendengar sepupunya telah bercerai dari Ayana.

"Kalian bercerai! Kok bisa?" Tanya Luna yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Bu Ayana menggugat cerai pak Alex enam tahun yang lalu dan mereka resmi bercerai satu bulan setelah itu" Terang Dito.

"Hah!" Luna kembali menutup mulutnya dengan mata melotot tajam, ini benar- benar kabar yang mengejutkan baginya.

Luna pergi keluar negeri sebelum Alex dan Ayana berpisah sehingga ia tidak tahu tentang perceraian sepupunya itu. Luna juga bingung kenapa Ayana menggugat cerai suaminya padahal ia dalam kondisi hamil.

"Jelaskan padaku apa maksud ucapanmu tadi? Apa benar jika Ayana hamil bayiku?" Tanya Alex sembari menggertakkan giginya menatap Luna.

"Ah! Alex,,,!" Luna tidak tahu harus bicara apa.

"Jadi Ayana tidak mengatakan pada Alex tentang kabar kehamilannya? Kenapa dia melakukan itu? Apa yang sebenarnya telah terjadi pada mereka? Kenapa mereka bisa bercerai?".

"Jawab aku, Luna! Apa benar Ayana mengandung bayiku?" Serhag Alex dengan suara tinggi.

"I iya Alex. Ayana memang mengandung bayimu" Jawab Luna dengan terbata.

Alex terperangah, ia begitu syok mendengar pernyataan Luna tentang kehamilan Ayana. Alex masih tidak percaya jika Ayana tega menyembunyikan fakta ini darinya.

"Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak apapun tahu tentang kabar ini? Dan kenapa kamu tidak mengatakan padaku jika Ayana sedang HAMIL,,,!".

Luna dan Dito tersentak kaget, mereka tiba- tiba merinding melihat kemurkaan Alex.

♥︎♥︎♥︎

Jreng jreng

Akhirnya author mengeluarkan plot twist nya Yeah,,,,!!!!!

Gimana gimana! Seru nggak! Author aja degdegan ngetiknya, hehehehe, wkwkwkw,,,,!

Kita lanjut besok ya, di jamin pasti lebih seru karena masih ada beberapa plot twist lainnya.

Jadi, apa kalian masih tetap setia dengan 'Sang Mantan'?????