NovelToon NovelToon
Batas Waktu Bersamamu

Batas Waktu Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meyliana

Rayyan mendadak menceraikan Ayu begitu saja sepulangnya dari tempat pekerjaannya sambil membawa Wanita yang sedang hamil. Akankah Ayu bertahan dengan pernikahannya yang sudah berjalan selama 16 tahun itu, atau lebih memilih untuk berpisah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Mengusir Rayyan

"Kamu mengusirku ?" Rayyan menatap Ayu yang tidak mengatakan apapun, hanya berdiri diam saja.

"Kamu keterlaluan." setelah mengatakannya, Rayyan meneguk sampai habis air minum yang disediakan oleh Ayu.

Entah mengapa, meskipun dirinya bermaksud untuk segera pergi, namun melihat reaksi Ayu yang mengusirnya secara langsung hal itu malah menyurutkan niatnya.

"Memangnya apa lagi. Urusanmu disini sudah selesai, kan ?" mendengar ucapannya, Rayyan menghela nafasnya kemudian berkata,

"Masalah Ibu kemarin, kenapa kamu tidak memberi tahuku ?" Rayyan menatap Ayu yang sama sekali tidak melihatnya. Pada saat ini, dia mendengar Ayu berkata dengan dingin,

"Oh, aku tidak ingat."

"Kamu ... !" Rayyan semakin kesal setiap mendengar ucapannya.

Dulu, dirinya terbiasa dengan ocehannya setiap kali mereka bertemu juga bujuk rayu dan perkataan manis dari Ayu jika mereka berdebat. Tapi, sekarang Ayu seolah membuat jarak diantara mereka berdua sehingga membuatnya seperti orang asing.

Setelah memikirkannya sejenak, Rayyan menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan ucapannya,

"Dengar ya. Kamu tahu, seharian kemarin tuh aku dan Ayah kalang kabut mencari Ibu ? Jika aku tahu Ibu ada disini, aku langsung menuju kemari untuk menjemputnya tidak perlu kesana kemari mencarinya dan kamu juga tak harus mengantarnya kembali pulang." Ayu menoleh sekilas kearahnya kemudian berkata,

"Sudahlah Mas, tidak perlu dibahas lagi. Untuk apa ? Lagipula sudah berlalu kan, Ibumu sudah kembali pulang bahkan beliau baik baik saja."

"Kamu berpikir begitu. Lalu kenapa Ibu menangis di rumah. Apa itu yang namanya baik baik saja ?" mendengar ucapannya, Ayu menatap tajam kearahnya. Kemudian Rayyan melanjutkan,

"Sebenarnya apa yang sudah kamu katakan pada Ibu, kamu telah melukai hati dan perasaannya tahu nggak ?" Ayu mengernyitkan keningnya mendengar ucapannya, kemudian menghela nafasnya panjang sebelum berkata,

"Benarkah Ibu menangis karena diriku ?" Ayu bertanya sambil menatap tajam kearahnya.

"Tentu saja. Kalau bukan karena kamu penyebabnya lalu ulah siapa lagi ?"

"Ibumu menangis kenapa malah menyalahkan ku, Mas ? Apa semua hal yang tidak sejalan dengan keinginanmu semua menjadi salahku ?" Rayyan terdiam mendengar ucapannya. Dia berpikir kembali, sepertinya memang tidak seperti itu.

"Ayu, aku hanya ..."

"Mas, apa perkataanku kurang jelas ? Masalah keluargamu, sebaiknya kamu selesaikan di rumahmu jangan dibawa kemari. Aku sudah tidak ada hubungannya dengan semua itu. Sekarang lebih baik kamu segera kembali pulang saja, aku tidak ingin nantinya Istrimu malah menuduhku yang tidak-tidak."

"Kalau bukan karena Intan yang memaksaku kemari, aku pun tidak sudi untuk menemui mu. Dia bukan orang yang selalu berprasangka buruk terhadapku seperti dirimu." Rayyan tersenyum mengejek kearahnya sehingga membuat Ayu emosi.

"Mas, pergi kamu !" mendengar teriakannya, Rayyan berkata

"Kenapa kamu ngebet banget mengusirku, apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan ?" mendengar ucapannya nya, Ayu membulatkan matanya kearahnya

"Apa maksudmu, Mas ?"

"Dari tadi sudah jelas kamu mengusirku. Kalau bukan karena adanya sesuatu, lalu apalagi coba ? Ayu, apa yang kamu sembunyikan di dalam rumahmu, kamu pasti selingkuh kan ?"

"Mas ... ! Jaga ucapanmu ya. Aku bukan orang yang seperti dirimu, selalu menyembunyikan sesuatu, ingat itu. Baiklah, jika kamu tidak pergi lebih baik aku masuk saja, permisi." setelah mengatakannya, Ayu langsung berbalik masuk kembali dan menutup pintunya dengan keras.

"Ayu ... !"

Rayyan tercengang, dia tidak pernah menyangka bahwa Ayu akan langsung mengusirnya begitu saja dan mengucapkan kata kata yang kasar kepadanya. Dia sungguh sangat tidak terima.

'Dasar, Wanita tidak tahu diri. Awas kamu suatu saat nanti kamu pasti akan merasakan akibatnya, lihat saja nanti.'

Setelah berpikir sejenak kemudian Rayyan akhirnya berlalu pergi meninggalkan kediaman tersebut dengan kebenciannya terhadap Ayu yang semakin bertambah.

Di balik pintu, Ayu menghela nafasnya panjang berulang kali berharap meredakan emosinya. Setelah dia mendengar suara kendaraan bermotor yang digunakan Rayyan menjauh kemudian duduk di sofa ruang tamu.

Dirinya tidak pernah menyangka bahwa Rayyan akan datang menemuinya dan mengucapkan kata kata yang menurutnya sangat keterlaluan.

Untung saja kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumah, sehingga mereka tidak harus bertemu dan mendengar ucapannya.

Tok tok tok

Ditengah lamunannya, terdengar suara ketukan di pintu. Ayu mengernyitkan keningnya, berpikir mungkin Rayyan kembali lagi. Ayu pun bangkit dari duduknya dengan emosi yang masih terlihat kemudian bergegas membukanya sambil berkata,

"Mas, aku sudah bilang kan ..." sebelum perkataannya terselesaikan Marni segera memotong ucapannya

"Ayu ... ini aku." Marni menghampirinya kemudian memeluknya sambil mengusap usap punggungnya. Ayu menghela nafasnya lega, tadinya dia mengira Rayyan yang kembali menemuinya lagi.

"Kamu baik baik saja kan, tadi aku mendengar ada keributan di sini ?" setelah mengatakannya, Marni melepaskan pelukannya kemudian memindai penampilan Ayu dari atas sampai bawah. Melihatnya Ayu menganggukkan kepalanya kemudian berkata,

"Masuklah." keduanya segera masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu.

Marni khawatir melihat Ayu yang bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.

"Ada apa Rayyan kemari, dia tidak berbuat macam macam sama kamu kan?" Ayu membuka matanya melihat kearahnya sambil menggelengkan kepalanya,

"Marni bolehkah aku minta tolong ?"

"Ya tentu. Katakan saja apa yang bisa aku lakukan ?"

"Tolong kamu ambilkan aku minuman." mendengar ucapannya, Marni mengernyitkan keningnya kemudian menghela nafasnya lega. Tadinya dia tidak berpikir seperti itu. Setelah terdiam sejenak kemudian Marni segera berlalu pergi ke dapur tanpa mengatakan apapun.

Tidak lama kemudian Marni kembali dengan membawa nampan berisi minuman untuk Ayu. Marni pun segera memberikannya kepada Ayu,

"Minumlah." Ayu hanya mengangguk sambil tersenyum kemudian mengambil minumannya dan meneguknya.

"Terimakasih Marni." setelah mengatakannya kemudian Ayu menyimpan kembali gelas bekas minumannya di meja.

"Bagaimana, sudah lebih baik ?" mendengar ucapannya, Ayu melihat kearahnya kemudian menganggukkan kepalanya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi. Untuk apa dia kemari ?"

"Kabar baiknya, perceraian kami akan segera di urus makanya dia kemari untuk mengambil berkas identitasku."

"Lalu kabar buruknya apa ?"

"Ya itu tadi, aku dituduh selingkuh sama dia."

"Emang dasar ya tu orang, mentang mentang dia suka selingkuh malah nuduh kamu begitu. Heran deh, kamu kok kuat banget sih menghadapi orang kayak dia selama ini ? Kalau aku sih ogah, mending langsung tinggalin aja pas dia ketahuan selingkuh dulu, jangan banyak alasan. Kita juga harus bahagia, tahu?"

"Iya, kini aku sadar. Ternyata memberikan kesempatan kepada seorang pengkhianat, tidak akan merubah apapun dalam dirinya."

"Aku juga bilang apa waktu itu sama kamu, mending langsung pisah saja. Begini kan jadinya ?" mendengar ucapannya, Ayu tersenyum kemudian berkata

"Tidak masalah, setidaknya aku sudah berusaha semampu ku. Memaafkan pengkhianatan nya dan memberikan beberapa kali kesempatan kepadanya. Hal itu menjadi pembelajaran untuk ku."

"Baguslah. Setidaknya, kali ini kamu benar benar mengikhlaskannya." Marni merasa tenang melihat sikap Ayu pada Rayyan sekarang, kemudian dia melanjutkan

"Masalah yang tadi itu, kenapa tidak mengabarkan kepada ku. Setidaknya aku kesini untuk menemanimu sehingga kita menghadapi Rayyan bersama."

"Aku tidak ingin merepotkan kamu, Marni."

"Ayu, jangan berkata seperti itu. Pokoknya lain kali jika Rayyan datang menemui mu panggil saja aku. Aku selalu ada dirumah, kamu tahu kan ?"

1
Rafkalia28
Jelasin semua dengan detail
Godoy Angie
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
Meyliana Firdaus: Terimakasih Kak, semoga suka.
Maaf apabila ada kata/kalimat yang kurang pas, sy masih amatiran 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!