DIA MILIKKU

Lena pergi menyusuri jalanan, etahlah dia akan pergi kemana malam ini. dia tidak tau harus pulang kemana, tidak mungkin dia pulang kerumah Gracio karna pasti setelah pria itu sadar dirinya tidak ada disana Gracio akan mencarinya dan pertama akan pulang kerumah mereka. Lena tidak mau melihat Gracio dulu dalam beberapa waktu kedepan, hatinya terlalu kecewa dengan apa yang dia lihhat.

dengan perasaan yang kalut, airmata yang terus mengalir Lena terus berjalan dan sampai akhirnya dia sampai di halte, menunggu bus lewat dan dia akan pergi. Lena tidak bisa menghubungi siapapun karna ponselnya sengaja dinonaktifkan agar Gracio tidak mencarinya. "astaga, lama sekali busnya datang nanti kalau Gracio datang gimana" ucap Lena sambil harap cemas menunggu bus.

hampir lima belas menit menunggu busnya dan sekarang Lena sudah berada di bus, dia masih menangis namun dia tahan sekuat mungkin agar penumpang lain tidak terganggu. dia ingin sekali menelfon Faiz untuk membantunya, namun dia takut pria itu akan terlalu khawati padanya. "aku harus kemana malam ini, aku tidak mungkin pulang kerumah papa" ucap Lena, dia bingung harus kemana malam begini.

sampai akhirnya Lena turun di perhentian terakhir bus yang dia tumpangi. Lena melihat sekelilingnya, dan satu hal yang dia pikirkan. tempat ini terlalu asing untuknya dan Lena semakin bingung apa yang ahrus dia lakukan. dengan cepat dia mengambil ponselnya dan menghubungi Faiz, tapi sebelumnya dia memberitahu apa yang terjadi padanya dan menyuruh Faiz untuk tetap tenang karna dirinya baik-baik saja, meski kenyataannya tidak begitu.

"hallo Fa.. ini aku Lena, boleh jemput aku gak a?, aku tidak tau ini dimana, aku bingung" ucap Lena sambil memeluk tasnya, ia begitu ketakutan namun tetap waspada. "kamu dimana sekarang biar aku kesana" ucap Faiz ia khawatir ketika mendengar suara Lena yang bergetar karna menangis, sudah pasti wanita itu sedang tidak baik-baik saja. "aku kirim lokasinya ya, tapi jangan ngebut bawa mobilnya"ucap Lena dan langsung mengirimkan lokasinya sekarang pada Faiz, sedangkan pria itu langsung jalan saat Lena mengirim lokasinya.

**

dihotel tepatnya dikamar Gracio sekarang dia heran saat melihat kursi yang di duduki istrinya tadi kosong. setelah selesai bicara pada Celin, Gracio langsung menyusul istrinya dia pikir istrinya ada di kamar mandi. namun ketika Gracio mencari kesegala sudut Lena tidak ada disana. Gracio mulai bingung kemana istrinya itu pergi, sedangkan tadi Lena bilang mau kasih kejutan untuknya.

Gracio masih berfikir jika istrinya menyiapkan kejutan untuknya, namun lama-lama Gracio bosan menunggu dan semakin bingung saat dia menelfon petugas hotel menanyakan istrinya. Gracio tidak mendapat informasi tentang istrinya kemana, ia mulai kebingungan mencari Lena, namun tidak ada. Gracio pusing sendiri dan mengingat apa yang dia lakukan sampai istrinya pergi begitu saja.

hampir satu jam Gracio mencari istrinya di sekitar hotel namun tidak ada hasil, dia kembali ke kamar dan melihat tas Lena sudah tidak ada diatas meja, yang ada hanya satu kotak kecil yang tadi sempat Gracio lihat dipegang istrinya sebelum mengangkat telfon Celin. Gracio mengambil kotak itu dan perlahan membukanya. Gracio hheran isi dari kotak itu adalah alat yang dia sendiri tidak tau apa ini.

pria itu membolak-balik alat itu dan menatapnya dengan penuh kebingungan, dia heran kenapa Lena memberikannya alat seperti ini. untuka apa?, batin Gracio. namun tidak hanya sampai disitu, GGracio membawa kotak itu keatas ranjang dan memfotonya, dia mencari tau di google ala apa yang dia pegang sebenarnya. "alat tes kehamilan?, untuk apa Lena memakai ini?" gumam Gracio hheran.

"negatif, positif?. apa maksudnya ini semua?"  ucap Gracio semakin frustasi, dia snagat bingung melihat alat didepannya ini. sunggu sangat asing untuknya namun Gracio tetap kepo ingin tau apa artinya Lena memberikan alat itu padanya. "astaga aku pusing Lena, kenapa tidak langsung kasih tau ini apa' ucap Gracio frustasi, satu-satunya cara dia tau arti alat ini adalah menanyakan pada Sean langsung.

sedangkan dirinya memberikan foto alat itu pada Sean, dia juga menemukan tulisan di kertas kecil. "hallo papa, aku ada di perut mama"  isi tulisan itu. Gracio mengerutkan keningnya, papa?, mama?, apakah.. istrinya sedang mengandung?, apakah Lena hamil anaknya?. banyak sekali pertanyaan dikepala Gracio kala melihat alat dan tulisana itu, namun istrinya sendiri tidak ada disini.

"aku harus pulang kerumah, mana tau Lena pulang tadi" ucap Gracio dan langsung bergegas mengambil bajunya dan mengenakannya. dia pulang kerumah mereka dan sambil memikirkan kira-kira istrinya pergi kenapa, dia sama sekali tidak tau letak kesalahan yang dia lakukan sampai membuat Lena pergi dari hotel tanpa mengatakan apapun padanya. Gracio mengeudi dengan kecepatan yang sangat laju.

sampai dirumah, Gracio langsung memanggil nama istrinya, namun tidak ada jawaban apapun. dia naik keatas mencari istrinya dikamar namun tetap saja Lena tidak ada disana. Gracio semakin frustasi dan bingung kenapa Lena pergi begitu saja. dengan rasa yang penuh amarah Gracio menelfon Sean untuk mencari tau dimana lokasi istrinya sekarang. "cari tau lokasi istriku sekarang Sean" ucap Gracio

sikap dingin dan kejamnya mulai terlihat lagi, Gracio membenci situasi seperti ini. dia tidak suka jika dirinya cemas dan khawatir akan suatu kondisi, biasanya dia akan langsung menyelesaikan masalah tidak lebih dari semalam. namun hal ini berbeda, masalah kali ini sulit diatasi karna istrinya tidak tau berada dimana. Gracio duduk ditepi ranjang dan melihat pesan Sean yang masuk bberapa menit lalu.

"itu alat tes kehamilan dan kalau garisnya kearah positif berarti istrimu hamil Cio"  isi pesan Sean yang membuat degup jantung Gracio semakin tidak karuan. Lena hamil anak mereka namun wanitanya itu pergi tanpa kabar, kenapa?,apakah istrinya tidak senang dia hamil anak mereka?, atau kenapa?. Gracio tidak bisa berfikir saat ini. otaknya buntu dan dia masih mengharapkan infomasi dari Sean.

"kenapa kamu pergi, apa kamu tidak mau punya anak denganku?, kamu padahal bisa bilang kalau belum siap mengandung anakku Alena" ucap Gracio dengan lirih. satu sisi dia sangat sennag mendengar kabar jika istrinya hamil anak mereka. namun disisi lain dia sedih karna Lena pergi seolah memberikan tanda untuk Gracio bahwa anita itu kecewa dengannya karna sudah menanam benihnya dirahim Lena.

"istrimu terakhir bersama temannya, laki-laki yang pernah menjadi temannya saat bekerja dulu. Lena dirumahnya sekarang" pesan Sean memberikan alamat Faiz pada Gracio. entah kenapa Gracio sangat marah saat tau Lena kerumah pria itu, padahal selama ini Gracio sudah melarang Lena untuk tidak berhubungan dengan Faiz lagi. namun malam ini Lena kerumah pria itu membuat pikiran Gracio semakin kacau.

banyak hal-hal yang mmebuat Gracio semakin frustasi, pikirannya sedang kacau dan memikirkan jika Lena hamil anak pria lain. Gracio semakin goyah terhadap Lena yang tiba-tiba kerumah pria itu dalam kondisi seperti ini, untuk apa malam-malam pergi kerumah Faiz kalau bukan ada hubungan spesial antara mereka. Gracio kecewa dengan Lena, pikirannya semakin jahat. memikirkan Lena selingkuh darinya sampai hamil anak pria itu.

"apa aku perlu menjemputnya Cio?" tanya Sean ditelfon, Gracio langsung menelfon Sean saat tau infomasi tentang istrinya. "aku tidak tau Sean, aku kecewa dengan Lena. bisa-bisanya dia bbersama pria lain saat sedang kami menghabiskan waktu bersama" ucap Gracio. "kau belum tau alasannya pergi kesana karna apa, Cio, aku pikir kau harus bijak dalam memikirkannya" ucap Sean, meski dia juga heran kenapa Lena bisa pergi kerumah Faiz malam-malam begini.

"entahlah Sean, aku tidak ingin melihat wajah Lena untuk saat ini. aku kecewa jika benar dia mengandung anak pria itu, sungguh aku bisa lepas kendali tidak menyakitinya" ucap Gracio memandangi alat tes didepannya dan surat itu. "makanya kau perlu dengar alasan dia, tidak bisa mengambil asumsi sendiri Cio" ucap Sean masih membantu Gracio untuk berfirki jernih.

"aku akan jemput Lena dari sana, kau tunggu dirumah saja jangan kemana-mana" ucap Sean. dia sepeti orangtua bagi keduanya. jika Lena punya masalah tentang Gracio pasti juga larinya ke Sean. Sean seperti orangtua sekaligus kakak untuk mereka berdua, seolah Sean adalah orang yang dikirimkan Tuhan untuk mereka berdua ketika menghadapi masalah begini.

~ndr.fid

~Next