DIMANA JASADKU

.

.

 Pagi hari papa Rio mengedarkan mata sesaat sebelum menikmati sarapannya. Mama Wina yang turun dari kamar segera diberondong tanya oleh papa Rio.

"Difa mana Ma?? tumben dia belum turun?? ini sudah siang sekali?? "

"Pelayan bilang Difa semalam tidak pulang Pa.."Balas mama Wina seraya ikut duduk disisi suaminya.

"Apa?? Kemana dia?? "Papa Rio sedikit kawatir. biar bagaimanapun Difa adalah putrinya dan masih gadis.

"Mama juga tidak tau.. mama sampai bingung bagaimana caranya agar Difa tidak keras kepala begini pa.. Mama hanya takut kehi..-"

"Sudah.. jangan dilanjutkan. papa akan suruh orang untuk mencari dia." papa Rio menambahi ucapan mama Wina. mama Wina hanya bisa menurut saja.

.

.

  Ridwan terbangun dengan begitu terkejut nafasnya memburu dengan degub jantung yang begitu cepat. Difa sampai ikut bangun karna terkejut juga.

"Mas.. kau kenapa?? sejak semalam kau seperti ini terus??! jangan membuatku takut.."Difa menegur Ridwan yang berkeringat.

Ridwan menatap Difa dan memeluk wanita itu dengan erat. "Semalam aku dikerjai hantu."

Alis Difa bertaut menjadi satu. "Hantu?? "

Seketika tawa Difa pecah. "Ha..ha..ha.."

"Mas..mas.. kau ini kenapa?? mana ada hantu didunia ini??! "Imbuh Difa masih dengan sisa tawanya.

"Aku serius Difa, Hantu itu menjaga Notaris kakakmu. aku berfikir apa jangan-jangan itu hantunya Safana ya?? "Timpal Ridwan.

Seketika senyum Difa redup. "Itu hanya ketakutanmu mas.. Kak Safana sudah meninggal. kita juga sudah memastikannya kan?? dan lagi, jika belum pun dia pasti akan meninggal juga dengan keadaannya."

"Aku tau itu Difa.. makanya dia mau menuntut balas pada kita..kita kan yang..-"

"Shutt... mas, tatap aku.."Difa memegangi kedua pipi Ridwan.

"Jangan bahas hal itu lagi. kak Safana meninggal karna kecelakaan. itu faktanya. dan lupakan yang telah kita lakukan."Seolah ingin kekasihnya tak lagi ketakutan. Difa mencoba memberikan sugesti perkataan baik pada Ridwan.

Perlahan Ridwan mengangguk pelan dan pelan. "Iya.. kau benar.."

"Jadi kau belum berhasil mengalihkan harta kak Safana?? "Difa mengganti topik.

"Belum.. semalam itu seperti nyata Difa.."Ridwan begitu terlihat frustasi. ia lalu menceritakan semua yang terjadi. Difa pun dengan setia mendengarkannya.

"Kita harus pastikan dulu mas. itu hantu atau bukan. aku takut kalau kak Safana sebenarnya masih hidup."Ucap Difa s etelah mendengar cerita Ridwan.

"Maksudmu?? "

"Kita kesana."Balas Difa seraya menatap lekat Ridwan dengan serius.

.

.

"Kemana anak itu?? ditelfon juga tidak diangkat.."Gumam papa Rio sebelum berangkat kerja.

Safana yang memang sudah disana menatap haru sang papa yang terlihat sudah keluar dari rumah dan akan kekantor dengan diantar mama Wina.

"masih belum.bisa pa?? "Tanya mama Wina.

"Belum Ma.. Papa kekantor dulu. nanti akan coba papa hubungi lagi, atau tidak papa akan kerumahnya saja."balas Papa Rio

Mama Wina menghela panjang nafasnya."Kalau tidak kita hubungi pengacara itu saja pa.."

"Jangan gegabah dulu..kita tanyakan dulu sama Ridwan.."Balas papa Rio. mama Wina hanya bisa diam menurut. meski sebenarnya hatinya masih terus gundah dengan semua Penemuannya.

Safana bisa mendengar percakapan kedua orangtuanya, "Mama dan papa mau menyelidiki kematianku?? ya Allah.. bantulah mereka juga.."Ucap Safana dengan berbinar.

Safana mengikuti sang mama yang masuk kedalam rumah. ingin sekali Safana menanyakan kenapa kedua orangtuanya itu ingin menyelidiki, namun Suara Safana masih belum.bisa didengar mama Weni.

.

.

.