NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet'Candy

"Bawa foto ini, dan temui seseorang dialamat ini! Saat kau melihatnya nanti, tunjukan foto masa kecilmu itu maka dia akan mengenalimu dengan mudah! ingatlah Sayang, dia yang akan menjaga dan menyayangimu persis seperti mama dan papa. Hiduplah bersamanya dengan segala sikap dan sifat baikmu, jangan pernah kecewakan dia!"

Itu adalah pesan terakhir mama sebelum meninggal!! Kehidupan Metta berubah sepeninggal kedua orang tuanya, Metta amat disayang dan dicintai oleh Levin. Namun, Metta amat dibenci oleh Monica yang tak lain adalah mamanya Levin.

Akan seperti apa Metta menjalani dan melewati setiap luka dan bahagia disetiap detiknya, jika ketika ingin menyerah, wasiat sang mama terus saja memaksanya untuk bertahan!



Yuk simak dan tinggalkan jejak manisnya ya Readers 💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet'Candy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itu Tidak Bagus!

"Pak Levin, Pak Levin, Pak Levin tunggu!" panggil Lidya.

Levin menoleh, kenapa wanita itu harus berlarian seperti itu. Levin menggeleng setelah Lidya sampai di hadapannya dengan terengah-engah.

"Pak Levin, ini...."

"Apa? Emailnya masuk lagi? Ancaman itu lagi?"

Lidya mengernyit, apa sekarang Levin sudah berubah jadi orang sok tahu, Lidya bahkan belum mengatakan apa pun padanya. Levin berdecak dan kembali berjalan meninggalkan Lidya, kemarin Levin sudah mengatakannya dengan jelas jika hal semacam itu bukan untuk digubris.

"Pak Levin!"

"Apa sih, Lidya? Apa, berisik sekali kamu ini!"

"Lukman dari Cabang 3 kabur dengan membawa uang Perusahaan sebesar 400juta!"

"Apa?"

Lidya mengangguk, kini Levin tak lagi terlihat setenang dan sesantai itu, jelas saja bukankah itu kabar buruk. Levin tampak diam saja, mungkin lelaki itu masih mencerna kalimat Lidya.

"Siapa yang mengatakan itu?"

"Cindy, sejak kemarin Lukman tidak masuk tanpa kejelasan. Dan ketika Cindy membuka brankas Kantor untuk penghitungan ulang, ternyata uangnya tidak ada di sana, setelah dicek CCTV ternyata Lukman mengambil semuanya!"

Levin kembali diam, berani sekali manusia itu, setelah Levin sangat membantunya dan sekarang justru seperti ini balasannya. Lidya melihat kemarahan itu dengan jelas, siapa yang tidak akan marah uang sebanyak itu hilang dalam satu waktu.

"Kamu masih banyak pekerjaan?"

"Tidak, Pak."

"Kita ke sana sekarang!"

Lidya hanya mengangguk saja dan berjalan mengikuti Levin, mungkin ini lebih buruk dari ancaman yang diterima beberapa waktu lalu. Kenapa ada orang sejahat itu, padahal mengingat Levin yang begitu baik terhadap semua karyawannya, seharusnya tidak ada yang tega melakukan hal jahat seperti itu.

Langkah keduanya terhenti saat melihat Sandrina di luar sana, Lidya melirik Levin, kemarahannya pasti bertambah lagi. Untuk apa lagi wanita itu datang ke kantor, memang dasar tidak tahu malu, sudah jelas tidak diterima tetap masih saja memaksakan.

"Ahh akhirnya kamu keluar juga, aku menunggu dari tadi!" ucap Sandrina seraya memeluk lengan Levin.

"Bisakah jangan menggangguku terus menerus?"

"Aku tidak mengganggu, aku hanya ingin memberi semangat sama kamu!"

Levin berpaling, berbicara dengan Sandrina sudah seperti berbicara dengan bocah yang baru belajar bicara. Sandrina tersenyum, dengan tanpa malu ia bersandar di pundak Levin.

"Ck.... Menjauhlah, apa kau tidak malu?" ucap Levin sedikit mendorong Sandrina.

"Pulang saja, aku tidak membutuhkanmu di sini!" tambah Levin.

Lidya menahan tawa mendengar kalimat Levin, kalau Lidya jadi Sandrina tentu saja sudah malu dan akan langsung pergi.

"Kau mengejekku?" tanya Sandrina.

Lidya menoleh dan menggeleng, Levin turut melirik Lidya, wanita itu memang paling bisa kalau soal mengejek. Sandrina mendelik, masa bodoh dengan itu, tapi Sandrina tidak akan pergi begitu saja sekarang.

"Kamu mau kemana? Kenapa keluar ini belum jam makan siang!"

"Apa itu urusanmu? Lebih baik sekarang kau pulang!"

Levin berlalu memasuki mobilnya, tak perduli dengan kekesalan Sandrina di sana, sekarang Levin harus mengurus pekerjaannya terlebih dahulu. Lidya tersenyum seraya mengangguk hormat pada Sandrina, tapi tidak ada kebaikan untuk itu karena Sandrina justru mengusirnya begitu saja.

"Bu Sandrina, saya lihat pimpinan saya tidak tertarik dengan Ibu."

"Apa kau bilang?"

"Tapi Ibu tidak mau mengalah juga ya, Ibu tetap saja mengejarnya meski selalu mendapat penolakan."

"Apa maksudmu?"

"Maksud saya? Maksud saya, itu tidak bagus!"

Lidya sedikit tertawa dan berlari memasuki mobil Levin, Sandrina makin kesal saja saat ini. Siapa wanita itu sampai berani mengejek Sandrina, lihat saja esok lusa wanita itu akan meminta maaf padanya.

Levin hanya menggeleng melihat Lidya yang masih saja tertawa, entah apa yang jadi lelucon baginya tapi biarkan saja kalau itu membuatnya bahagia. Lidya menggeleng, berani sekali berkata seperti itu, tapi memang begitu keadaannya, Sandrina memang tidak bagus sama sekali kelakuannya.

"Liburannya tidak jadi!"

"Hah?" sahut lidya yang seketika diam.

"Mau bayar pakai apa liburan, kalau uangnya saja hilang!"

Lidya mengernyit, ah menyebalkan sekali, kenapa jadi liburan yang dibatalkan. Levin menoleh, wanita di sampingnya tampak cemberut, apa liburan itu sangat penting baginya.

"Kau marah?"

"Tidak!"

"Bonus pun sepertinya tidak akan ada!"

"Ah apa-apaan ini, tidak bisa seperti itu. Bapak mau didemo satu Kantor? Asal sekali kalau bicara!"

Levin berpaling seraya tersenyum, sampai seperti itu reaksinya, lagi pula kapan Levin mengingkari ucapannya sendiri.

Merasa tak diindahkan oleh Levin, Sandrina mendatangi Monica di rumahnya. Bagaimana bisa Levin terus saja menolaknya seperti itu, apa Monica tidak bisa memberi nasihat padanya untuk bersikap lebih baik.

"Kamu datang, ayo masuk," ajak Monica.

"Tante, kenapa Levin terus saja menolak aku seperti itu? Aku baru saja dari Kantornya, tapi dia malah pergi begitu saja!"

"Pergi? Pergi kemana dia?"

"Mana aku tahu."

Monica terdiam beberapa saat, bukankah Metta sedang tidak ada, jadi Levin keluar kantor pasti untuk pertemuan pentingnya. Monica kembali mengajak Sandrina untuk masuk terlebih dahulu, mereka bisa berbicara lebih santai di dalam nanti.

"Aku tidak suka seperti ini terus, memangnya apa salahnya dengan aku, kenapa Levin terus saja menolakku seperti itu?"

"Sabar dulu, sepertinya memang perlu waktu untuk Levin bisa mengenalmu lebih jauh!"

"Levin tidak akan bisa mengenalku lebih jauh, dia tidak berniat untuk itu!"

Monica mengangguk, benarkah seperti itu, itu artinya Levin sama saja tak menghargai Monica. Seharusnya Sandrina bisa masuk ketika Metta tidak ada, lagi pula apa harus membandingkan Sandrina dan Metta, mereka jelas berbeda.

"Aku harus pulang akhir pekan ini, kalau Levin tidak mau dengan aku ya sudah, jadinya aku tidak perlu ke sini lagi. Hubungan ini kan Tante yang mau, harusnya Tante bisa buat Levin mau menerimanya!"

"Iya, Tante sedang berusaha menjelaskan pada Levin. Sabarlah dulu, Levin juga pasti sibuk dan pusing dengan pekerjaannya saat ini."

"Si Metta itu kapan balik?"

"Tidak tahu, untuk apa mempertanyakan dia, kamu fokus saja terhadap Levin."

Seharusnya memang seperti itu, tapi kenapa sulit sekali membuat Levin tertarik padanya. Apa Levin tidak normal, Jangan-jangan lelaki itu memang tidak suka dengan wanita.

Monica membuka ponselnya, mengirim pesan pada Levin untuk menegur atas perlakuannya terhadap Sandrina. Harus bagaimana juga Monica membuat Levin mau menerima pilihannya itu, apa Sandrina teramat buruk sehingga Levin begitu tidak menyukainya.

"Kalau Levin pulang nanti, Tante akan bicara serius sama dia."

"Aku itu harus bagaimana biar Levin suka sama aku?"

"Levin itu sukanya wanita yang manis, tidak banyak tingkah, intinya tidak merepotkan dia, itu Levin suka."

Sandrina mengernyit, merepotkan apa Sandrina pada Levin, minta makan minta jajan pun tidak. Minta antar jemput apa lagi, Sandrina bisa melakukannya sendiri, dan itu artinya Sandrina tidak akan merepotkan Levin nantinya.

1
Inaa lucuu
suka bgtt sama ceritanyaa, semangatt yaa kak jangan lupaa ceritanyaa dilanjutkan lagii heheheee 💗
Inaa lucuu
gada lanjutan kahh?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!