Eleanor Luna Dirgantara yang sudah hidup sebatang kara sedari dia bersekolah menengah pertama. Eleanor atau dipanggil sebagai Lea itu harus bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang bayi yang namanya hampir sama dengannya. Eleanor Zoey Draper bayi yang baru berumur sekitar tiga bulan.
Part 53 ke atas sudah bercerita tentang Lea yang sudah dewasa.
Typo bertebaran⚠️⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AGK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Pagi telah tiba, semuanya saat ini telah berada diruang tamu, tapi tidak dengan Lea. Bocah itu katanya tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuanya, jadilah dia sendirian di dalam kamar.
Vincent dan Claudia duduk bersisian berhadapan dengan Lena dan William. Keduanya sama-sama tertunduk karena tatapan William yang tidak biasa.
"Vin, berikan Princess pada Papa. Papa akan membawanya ke Jerman dan akan mengurusnya" ujar William.
Vincent maupun Claudia kompak mengangkat kepala mereka, menoleh menatap William "Pa, Vincent mo-...".
"Cindy akan ikut bersama Papa, tugasnya akan Papa pindahkan ke rumah sakit yang ada di Jerman" William terus berbicara tanpa memberikan celah sedikitpun untuk Vincent.
"Untuk kalian berdua, Papa tidak akan pernah memberikan akses untuk bertemu dengan Princess" lanjutnya.
Vincent menatap ayahnya dengan penuh harap "Pa".
"Bukankah ini yang kalian inginkan? Bukankah kalian terbebani karena mengurus cucu Papa?" tanya William dengan datar.
Claudia pun menggeleng menolak "Pa, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku salah bicara...aku benar-benar mi-minta maaf...".
William menatap keduanya bergantian "Coba kalian ingat kembali bagaimana kalian berjuang untuk mendapatkan Princess waktu itu dan bagaimana kalian berjuang untuk mempertahankannya. Coba kalian bayangkan, bagaimana jika waktu itu dia tidak bisa bertahan?" jelasnya yang langsung membuat keduanya terdiam.
"Besok Papa akan membawanya ke Jerman. Jangan cari Papa, Mama maupun Cindy" lanjutnya.
Semuanya sontak menatapnya tak percaya. Terutama Lena "Pa-...".
"Diamlah. Biarkan mereka, bukankah ini yang mereka inginkan? Mama jangan menghalangi Papa. Jangan. Coba-coba" ucapnya menekankan ucapannya. Dia langsung bangkit dan pergi meninggalkan mereka.
Claudia hanya bisa menangis saat ini. Tak bisa dia bayangkan jika anaknya benar-benar dibawa pergi ke Jerman. Bahkan mereka tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Lea.
Lena dan Cindy menatap keduanya dengan intens. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Keduanya pun bangkit dan ikut pergi meninggalkan Vincent dan Claudia.
"Hiks...Vin, aku mohon...tolong lakukan sesuatu hiks..." isaknya. Tak bisa dia bayangkan bagaimana hidupnya jika anaknya benar-benar pergi dari dirinya.
Vincent langsung membawa sang istri ke dalam pelukan hangat miliknya. Dia mengelus kepala istrinya sambil sesekali mengecup kening sang istri.
"Calm sayang, calm. I will try to do everything I can. Aku akan berusaha agar Princess tidak dibawa, oke? Calm, hm?" ucapnya berusaha membujuk.
"Aku tidak akan membiarkan mereka membawanya. Trust me" lanjutnya.
Claudia hanya diam sambil terus terisak. Tentunya itu membuat Vincent tak tega [Maaf sayang. Aku akan berusaha semaksimal mungkin] batinnya lirih.
Sementara didalam kamar, disana sudah ada William, Lena dan Cindy, tentunya ada si bocah nakal. Mereka sama-sama tertawa kecil akan suatu hal.
"Bagus Pa! Aku yakin mereka akan percaya dengan mudahnya" ucap Cindy.
William hanya tersenyum. Lena pun begitu.
Cindy lalu beralih pada ponakannya "Baby tidak marah dengan Mommy kan?".
Anak itu menggeleng "Tida, Aunty. Baby menelti, patti Mommy tedan lelah. Atau muntin taja Mommy talah bitala. Tan tida muntin jita Mommy belbitala tepelti itu. Olan Baby ketayanan Mommy" ucap anak itu panjang lebar.
Cindy memutar bola matanya jengah. Sungguh dia telah dibodohi oleh acting bocah itu "Lalu kenapa kau menangis semalam?".
"Tuta-tuta Baby don! Dili juda Dili Baby! Wlee" ledeknya. Dia pun bersedekap dada dan menatap mereka dengan sombong "Lual biata tan atin Baby?".
Mereka tersenyum, memang luar biasa sekali acting anak itu. Bahkan Cindy sempat tertipu akan acing sang ponakan.
"Jadi, rencana selanjutnya apa?" tanya Lena.
"Tanyakan pada Princess, Ma" jawab William dan Cindy kompak. Ketiganya pun menatap sang bocah yang tengah berdiri di atas kasur itu.
"Tita tan betok mau pula-pula peldi, jadi tita pula-pula taja tetelataan. Tapi tetelataanna didetat tafe yan tudah Dlandpa petan" ujar anak itu dengan santai.
"Heh tuyul! Itu terlalu berlebihan!" ucap Cindy.
"Tidak Cindy, Papa rasa itu adalah ide yang sangat cemerlang" balas William.
Lena pun mengangguk setuju "Ya, benar. Dengan begitu, surprise-nya akan lebih terasa".
Cindy pun mengangguk paham "Iya juga ya. Pintar juga kamu tuyul!".
Lea mendelik "Baby butan tuyul!".
"Wle tuyul! Haha! Tuyul!".
Lea mengepalkan tangannya, dia tidak boleh kalah dari Aunty-nya ini. Dalam otaknya terus mencari cara agar sang aunty diam tak berkutik.
"Kenapa diam? Benarkan? Kamu tuyul! Haha! Aduh! Perutku sakit! Haha!" tawanya sambil menyentuh perutnya.
"Bialin, pada Aunty pelawan tua!" ucap Lea telak.
Dan benar saja, Cindy langsung terdiam seribu bahasa. Sedangkan William dan Lena sudah tertawa terbahak-bahak.
[Kurang ajar, kalah terus aku sama ni bocah! Heran deh, pintar banget anaknya kak Vincent ini] batinnya.
Lea pun tertawa "Haha! Diam tan Aunty! Haha! Wlee" ledek anak itu sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri.
"Haha! Cucuku benar-benar luar biasa!" puji William.
Cindy pun cemberut "Ish! Warum ist er so schlau? (Kenapa dia sangat pintar?)" tanya Cindy dengan bahasa Jerman.
"Keturunan gen Draper tidak akan pernah gagal, Cindy. Buktinya saja cucuku" ucapnya dengan sombong. Lena hanya mendelik dan mencibir pelan.
Diam-diam Lea tersenyum misterius. Mereka pikir dia tidak mengerti dengan bahasa Jerman? Ohh jangan salah, dia ini salah satu murid terpintar dulu. Ya walaupun dulu ya wkwk.
"Sudah-sudah. Kalian besok harus siap-siap dan harus acting sebagus mungkin, mengerti kan?" lerai Lena ketika melihat anak dan ayah itu yang sebentar lagi akan adu mulut dan kesombongan.
To be continued...
(Heyoww, maap banget up-nya sedikit telat. Author udah dari tadi bolak balik cek eh ternyata eror, Baby-nya gak terkirim, jadi revisi lagi deh. Jangan lupa like komen ya. Timakacih udah baca! Dadah!).