Luna To Zoey (Lea)
Dalam sebuah kontrakan kecil yang terbilang kumuh. Ada seorang gadis cantik yang harus hidup sebatang kara. Dia harus bekerja siang dan malam guna untuk menghidupi dirinya. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal sejak dia SMP. Tidak ada warisan apapun yang ditinggalkan oleh orangtuanya untuk dirinya. Tentunya karena keluarga mereka memanglah sederhana. Tidak kaya dan tidak juga miskin. Mendiang ayahnya hanya seorang supir taksi online. Sedangkan mendiang ibunya hanya bekerja sebagai buruh cuci.
Eleanor atau dipanggil sebagai Lea ini sangat hobi dengan membaca sebuah novel ataupun komik. Dia paling menyukai genre bertransmigrasi atau reinkarnasi. Lea selalu berandai-andai jika dia bisa bertransmigrasi kedalam tubuh seorang yang kaya raya. Namun apa mau dikata? Transmigrasi hanya ada di dunia novel bukan? Tapi, bagaimana jadinya jika Lea benar-benar mengalami yang namanya transmigrasi itu? Apa yang akan dia lakukan?.
"Lea, Lo pergi beli makanannya ya? Nanti gue yang siapin perlengkapan makanannya" ucap salah seorang gadis yang saat ini tengah berkumpul dalam kontrakan kecil dan kumuh itu.
Sang empu yang dipanggil hanya berdecak kesal "Ck! Kok gue sih? Kenapa gak si kembar itu?".
"Ihh! Kok kita sih?!" pekik gadis kembar secara bersamaan.
Gadis pertama yang berucap itu merotasikan bola matanya "Aelah! Lo aja ya pwiss?" ucapnya dengan puppy eyes miliknya.
Lea hanya mampu bergidik ngeri "Jijik gue! Muka Lo kayak nahan berak!".
Gadis yang bernama Zora itu langsung merubah raut wajahnya menjadi kesal "Apaan sih Lo! Gue cantik dan imut kok!".
"Terserah Lo pada deh! Capek gue ladenin Lo!".
"Ayolah Lea. Pwis, beli ya? Gue gak bisa panas-panasan, bisa-bisa gue jadi item lagi!" pekik kedua gadis kembar yang bernama Via dan Vio.
"Ayolah, Lea. Please ya?".
"Lea yang cantik, baik hati, dan pintar. Ayolah" bujuk ketiga temannya.
Lea merotasikan bola matanya "Gue gak mau!".
Kedua gadis kembar itu langsung mengeluarkan uang pecahan seratus tiga lembar dan memberikannya pada Lea "Noh! Kita bayar deh Lo! Cukup gak?".
Lea langsung menerimanya dengan senyum Pepsodent nya "Nah, gitu dong! Baru enak! Ya udah, gue pergi beli dulu! Bye!" dia langsung melenggang pergi begitu saja tanpa memperdulikan ketiga temannya yang menatap kesal ke arahnya.
"Emang dasarnya gila duit tu anak! Heran!" ucap Zora.
Kedua kembar mengangguk setuju "Biarpun begitu dia tetap sahabat kita!".
"Iya deh, serah Lo pada lah. Dasar ba*i!".
Kedua kembar itu kompak melotot "Lo bilang apa?".
Zora mengangkat bahunya acuh "Ba*i. Kenapa? Lo berdua kan memang ba*i. Makanya lawan-lawan kayak ba*i!".
"Ihh! Zoraa!" rengek keduanya.
"Hahaha!".
***
Lea berjalan senang sambil menenteng empat tas plastik berisikan makanan yang sudah dia beli. Dia terus berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya karena dia tengah fokus menatap isi dari tas plastik itu. Dia bahkan tidak sadar jika dia sudah berada ditepi jalan tanpa menunggu lampu merah.
Brakk!
Tiba-tiba dari arah samping kanannya datanglah satu mobil hitam yang langsung menghantam tubuhnya dengan begitu keras. Mobil itu langsung kabur melarikan diri, meninggalkan Lea yang sudah bersimbah darah tergeletak di aspal dengan keadaan lemah tak berdaya.
[Ayah, bunda. Akhirnya Lea bisa menyusul kalian. Tunggu Lea ya] ucapnya dalam hati.
Matanya perlahan menggelap, nafasnya mulai menghilang, membiarkan orang sekitar yang sedang berusaha untuk menolong dirinya.
***
Inggris, London.
Dalam sebuah ruangan yang bercat putih dan berbau obat-obatan, ada seorang bayi perempuan yang tertidur lemah dengan beberapa alat yang ada ditubuh kecilnya. Sudah sejak lahir bayi itu berada dalam ruangan yang begitu steril ini. Kedua orang tua dari bayi ini hanya bisa melihatnya dari balik kaca ruangan tanpa bisa masuk dan menyentuh putri mereka. Bayi itu bisa masuk ke dalam ruangan itu karena memiliki kesehatan yang melemah. Bayi mungil itu divonis mengidap penyakit jantung. Ibu dari bayi itu, terjatuh didalam kamar mandi dengan perutnya yang terbentur ujung lemari kecil yang membuatnya harus melahirkan putrinya sebelum hari yang ditentukan.
Perlahan bayi itu mulai membuka kedua matanya "Eungh! D-di mana ini? Apa aku masih hidup?" ucapnya yang tanpa sadar jika ucapannya itu hanyalah celotehan tidak jelas.
"Zora! Via! Vio!".
Oekk! Oekk! Oekk!.
"Eh? Suara tangisan bayi siapa itu?" dia terus berucap tanpa menyadari tentang suaranya.
Datanglah seorang perawat yang langsung berteriak ketika melihat bayi yang sudah membuka matanya ini.
"DOKTER! DOKTER! PASIEN SUDAH SADAR!" Teriaknya.
[Apaan sih! Kuping gue sakit tau! Pakek teriak segala ni orang! Eh? Tapi kenapa dia begitu tinggi dan besar? Apa dia raksasa?] batinnya.
Dia berusaha menggerakkan tubuhnya tapi tak berhasil, terasa begitu berat. Dan dia dapat melihat jika kedua tangannya telah berubah mengecil.
Sontak hal itu membuatnya berteriak kencang "HUAAA!".
[A-apa yang terjadi? Kenapa badan gue mengecil? Aaaa! Tidak mau! Gue gak mau! Kenapa ini?] batinnya berteriak.
***
Sementara disisi lain, acara pemakaman dari saudari Eleanor Luna Dirgantara telah selesai. Lea dimakamkan tepat disamping kedua makam orangtuanya dengan bantuan biaya dari ketiga sahabatnya.
Mereka bertiga menatap batu nisan itu dengan sendu "Gue gak nyangka Lo pergi secepat ini. Gue minta maaf karena gue udah maksa Lo untuk pergi beli makanan itu. Coba aja kalo enggak, mungkin Lo masih ada sama kita-kita" ucap Zora.
"Lea, gue ikhlasin Lo kok. Pasti Lo udah bahagia disana kan? Udah ketemu sama bokap dan nyokap Lo. Lo tenang ya disana?" ucap Via.
Vio mengelus batu nisan itu dengan lembut "Sepi deh kita nanti di sekolah. Udah gak ada Lo sih! Tapi gapapa deh! Moga Lo tenang dan bahagia ya? Jangan lupa, jagain kita-kita. Termasuk jagain kita di sekolah ya?".
Mari kita tutup kisah dari seorang gadis SMA bernama Eleanor Luna Dirgantara. Kisahnya telah berhenti sampai disini.
***
"Bagaimana dok? Putriku baik-baik saja bukan?" tanya seorang lelaki. Dia dan istrinya begitu bahagia akan kabar sadarnya putri mereka.
"Ini sangat diluar dugaan saya, Tuan. Bayi anda telah melewati masa kritisnya dan sudah sadar dari tidurnya. Saya bahkan tidak menyangka bahwa bayi itu bisa berteriak dan menangis dengan begitu kencang. Ini benar-benar mukjizat, Tuan! Kita harus mengucap syukur akan semua ini" jelas dokter itu.
Wanita yang berstatus sebagai ibu dari si bayi langsung berlari masuk ke dalam ruangan sambil sesekali terisak.
Pasangan itu bernama Vincent Crhistian Draper dan
Claudia Violin Draper. Pasangan suami istri yang begitu harmonis dan romantis. Mereka bersusah-payah untuk mendapatkan bayi mereka. Perlu perjuangan yang melelahkan untuk Claudia mengandung. Setelah berhasil, mereka harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Hampir tiga bulan lebih ini mereka selalu dilanda perasaan takut akan kehilangan bayi mereka. Tapi untungnya Tuhan maha pengasih dan penyayang. Dia mengembalikan bayi mereka.
Didalam ruangan, bayi tersebut sudah berada dalam gendongan Claudia.
Lea menatap wajah cantik bak bidadari itu dengan mata yang berbinar [Gila! Cantik banget ni orang! Tapi gue masih gak nyangka! Gue transformasi ke dalam tubuh ni bayi? Bagaimana bisa? But, It's oke lah! Gue akan memulai hidup baru gue! Welcome dunia baru! I'M COMING!] batinnya berteriak.
Claudia mengusap-usap bayinya "Terimakasih sayang, terimakasih karena sudah mau untuk bertahan" ucapnya lirih.
[Buset! Cantik banget gila! Mana bule lagi!] batinnya.
Tak lama setelah itu, masuklah seorang dokter dan seorang lelaki yang Lea yakini jika beliau adalah ayah dari tubuh bayi yang dia tempati ini.
[Bangsat! Ganteng banget dia! Bisa meleyot nih gue! Emak sama bapak gue pada cantik-cantik dan ganteng! Ah! sungguh beruntung nih gue!].
Vincent mendekati istri dan anaknya, mengelus kepala putrinya dengan sayang "Terimakasih, princess!".
"Mohon maaf, Tuan, Nyonya. Bayi anda akan diizinkan pulang pada besok hari" jelas sang dokter.
Vincent dan Claudia hanya mengangguk paham, membiarkan dokter itu pamit dari ruangan VVIP tersebut.
"Aku beri nama bayi kita dengan nama Eleanor Zoey Draper. Panggil dia Lea" ucapnya dengan senang.
[Wah! Pas banget nih nama gue sama dengan nih bayi!].
Tanpa sadar Lea mulai menangis. Dia tak tahu apa penyebab dia menangis [Gue haus! Tolong! Gue haus banget, gila!].
"Kenapa sayang? Princess haus ya? Kita milk ayo?" Claudia mulai membuka tiga kancing pakaiannya, dan mulai mengeluarkan salah satu melon besar New Zealand miliknya.
Lea sontak terkejut [Eh? Apa-apaan nih? Jangan bilang dia mau nyusuin gue? Gak! Gue gamau!] pekiknya dalam hati.
Claudia melihat anaknya tak mau membuka mulutnya "Kenapa sayang? Ayo buka mulutnya, hm? Princess Milk dulu oke?" Claudia berusaha untuk memasuki nipple nya ke dalam mulut bayinya.
[Ehh? Apaan nih! Ini namanya pemaksaan! Tapi tunggu dulu, kenapa ini enak ya? Ah bodo amatlah! Gue haus! Lagian dia emak gue kok!].
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Andry Lenny
bayi bar bar.../Angry//Angry/
2024-07-05
0
Yunita Widiastuti
🌻🌻
2024-06-03
0
Murni Dewita
👣
2024-05-15
0