Bina Arsinta Sander adalah gadis berusia 19 tahun yang bersikap dingin dan Ardan Alexander yang juga memang dingin dan datar mereka menikah, namun bukan perjodohan gimana ya ceritanya yuk kita intip say
ini novel kedua ku semoga suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon purwastuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh delapan~
Bina Bangun sudah menunjukan pukul 17.00 wib, Bina terasa lapar dan dia memesan makanan untuk berdua, kemudian Bina menuju kamar mandi untuk mandi, terdengar Bunyi bel dari luar dan Bina buru-buru untuk membukakan pintu, dan ternyata makan yang Bina pesan tadi sudah datang.
Melihat Ardan yang masih tertidur, Bina membangunkan Ardan untuk segera bangun dan makan.
" Kak Ard, bangun kak sudah sore" Bina yang mengusap pipinya
" Hem i..iya... Bi.., bentar lagi ya kakak lelah" jawab Ardan yang masih dengan pejamkan matanya.
Namun Ketika Ardan merubah posisi tidurnya dengan memunggungi Bina, tidak sengaja baju Ardan naik, Bina yang tak sengaja melihat pungung Ardan, terlihat dengan jelas luka bekas jahitan, yang begitu banyak belum begitu kering, tapi memang benang jahitannya sudah dilepas, Bina mendekatkan tangannya.
" Aaww.... Bi....!!" teriak Ardan
"Kak Ard bangun, Ini kenapa punggung kak Ard? tanya Bina panik
" Tidak kenapa-kenapa kok Bi.." ucap Ardan yang berusaha santai.
" Kak Ard gak mau jujur ?? tanya Bina lagi.
Bina yang tak dapat jawaban dari Ardan langsung masuk kamar mandi, dan balik lagi, mengmbil sebuah handuk tipisnya dan menempelkan air hangat ke punggungnya.
" Bi... " panggil Ardan.
Bina hanya diam, dan terus menempelkan air hangat ,itu ke bagian luka Ardan, Bina
Menelpon bagian hotel, miminta bawakan crem /saleb untuk, bekasan jahit yang masih merah.
Ting Tong !! bunyi bel kamarnya
Bina ambil crem /saleb untuk kurangi bengkaknya supaya kempes dan mengganti dengan uangnya lalu menutup kamarnya kembali.
" Bi..."
Ardan mulai duduk tapi memang nyeri, luka yang belum kering betul, padahal sudah ada dua minggu.
" Bi kok diam aja..."
" Stop kak..." jawab Bina, Bina yang masih mengompres beberapa kali dengan telaten.
" Mandi ge kak, Bi tadi sudah pesan makan,nanti keburu dingin, nanti Bi olesi Crem /saleb nya setelah kak Ard siap mandi" ucapnya sedikit dingin.
" Bi.....makasih"
" Iya..."
Bina berdiri ,Ardan langsung turun dan mandi,sekitar 15 menit ia siap lengkap sudah pakai baju.
Bina mendèkat, dan olesi cremnya dengan pelan-pelan setelah siap menutup Bina berjalan ke arah Sofa hotel, begitu Ardan mereka makan, Siap makan dan beresi sisa makan ia main kan ponselnya, duduk di atas ranjang.
" Kak Ard keluar bentar Bi..." ucap Atdan tiba-tiba.
" Heem" jawabnya
Bina keluar kamar, menuju balkon hotel, melihat padangan malam hari, Telpon berdering.
Kring...krriiingg
" Kak Ben...
" Iya kak..., kakak dan yang lainnya sudah sampai dek.
" Iya kak"
" Yah sudah kakak tutup ya"
" Iya kak"
Seusainya Beni nelpon, Bina masih berada di balkon.masih menikmati indahnya malam yang begitu banyak lampu dengan penuh cahaya, dan angin malam yang begitu segar dan sejuk.
" Bi...kok disitu" tanya Ardan.
" Tidak apa kak, Bi liat indahnya malam" ucapnya, Ardan lalu mendekat, dan ikut duduk disebelah Bina, dengan pembatas meja.
" Mama sama papa dan yang lainnya sudah sampai" kata Bina.
" Iya...tadi mama sudah hubungi kak Ard"
" Kak Besok balik yok?"
" Kenapa?"
" Tidak apa-apa sih, tapi bosan" kata Bina.
" Kok jawabnya gitu, Bi... maaf kan kakak ga jujur dengan Bi soal..."
" Sudah Bi maafin" ucapnya yang tak ingin dengar kata-kata dari Ardan.
" Bi bohong juga kan, Bi mau dengar ceritanya?" tanpa menunggu jawaban dari Bina, Ardan ceritain semuanya dan kenapa begitu hanya ingin liat Bina teraenyum.
Ardan melihat Bina menanggis, Ardan menghapuskan air mata Bina," maafkan kak Ard bukan maksud sembunyiin ini dari kamu" jelas Ardan yang kemudian mencium kening Bina dan membawanya ke tempat tidur.
Bina banyak diam dan ntah kenapa matanya tiba-tiba cepat ngntuk dan tertidur di kursi balkon.
Ardan melihat Bina " Akhirnya Bina tau yang aku sembunyiin darinya, maafkan kakak ya Bi, maafkan my dear" ucap Ardan dengan tiba tiba terucap di bibir Ard.
{Kak Ard gak akan buat kamu sedih lagi, kak Ard mulai nyaman Bi... itu yang saat ini kak Ard rasakan dalam hati Ardan berbicara.}
Ardan mencium keningnya sambil menggendong Bina keranjang tidurnya, dan beranjak dari tempat tidur menutup pintu balkonnya, dan kemudian mengikuti jejak Bina untuk tidur dalam dunia mimpinya.
" Selamat malam my dear, mimpi indah ya sayang" Ucap Ardan sebelum benar-benar terlelap.
.
.
Bersambung
.
Tinggalkan like mu dan komentarmu ya teman
semoga cepat menghasilkan karya baru lg
ardhan dewasa, bina jg bs Nerima pernikahannya dgn baik
walaupun blm mencintai, tapi bina mencoba untuk jadi istri yg baik