NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Kenapa kalian berdua melotot?" Yunus berdiri di pintu serta menyilangkan tangannya di dada.

"Ya, gimana ga melotot? kamu munculnya tiba-tiba kaya jelangkung," sungut Anisa.

"Hei... ada Hana cantik, ayo Om gendong." Yunus mengulurkan tangannya dan disambut dengan riang oleh Hana.

Nayla merasa tidak enak berada di ruangan bersama Yunus dan Anisa, lalu minta ijin pamit keluar pada Anisa. Anisa berdiri dan mengambilkan air minum untuk Yunus. Sementara Hana berada di pangkuan Yunus memainkan hpnya.

"Ada apa kamu datang tiba-tiba kesini?" Anisa memberikan segelas air untuk Yunus.

"Aku ingin membahas tokomu ini, gimana kalau kamu pindah aja dari mall ini? Kita pindah ke tempat wisata, kemungkinan lebih ramai," usul Yunus.

"Terimakasih idenya, tapi aku mau minta tolong ke mas Yusuf aja."

"Tapi Anisa, kalau nunggu kak Yusuf bisa lama. Aku maunya kita eksekusi rencana pemindahan toko ini sekarang."

"Nggak!!" tolak Anisa.

Yunus menghela napas panjang, lalu berdiri dan membawa Hana berjalan keluar ruangan. Anisa segera menghentikan langkah Yunus sebelum keluar. Yunus berhenti dan menatap kakak iparnya.

"Mau kamu bawa kemana Hana?"

"Cuma jalan-jalan keliling Mall ini aja kog, nanti aku balikin."

"Oke, tapi jangan lama-lama."

Yunus mengangguk dan melanjutkan langkah kakinya keluar toko. Anisa ikut keluar dan menyaksikan sendiri keramaian toko roti sebelahnya. Meskipun sudah melakukan apa yang di sarankan oleh suaminya, namun tetap saja tokonya kalah saing di harga murah.

"Benar kata Nayla, aku ga bisa egois dan terus bertahan disini. Mungkin emang ga ada masalah dengan hidupku, tapi kasihan sama karyawan-karyawanku. Mereka butuh kerjaan untuk menyambung hidup. Aku harus segera cari tempat lain dan memindahkan semuanya termasuk karyawanku nanti yang mau ikut pindah ke tempat baru," gumam Anisa.

"Apa yang kamu lakukan disini?" sapa Yusuf dari belakang Anisa. Seketika Anisa membalik badannya berhadapan dengan suaminya.

"Aku lagi mikirin buat memindah tokoku sayang, kamu bisa bantu kan?" ujar Anisa menatap Yusuf penuh harap.

"Aku rasa ga perlu pindah sayang, disini saja. Kalau mereka menjual roti di bawah harga di tokomu, kamu juga bisa melakukannya. Jangan hitung untung ruginya," jawab Yusuf.

Anisa terkejut mendengar ucapan suaminya, dipikir Yusuf akan semangat membantunya seperti Arka maupun Yunus. Lalu Anisa berkata. "Apa kamu bilang? Tetap disini dan ga perlu ngitung untung rugi? Mas, aku ini usaha, bukan sedekah."

"Ya itu, sedekah saja. Kalau kamu pindah, belum tentu hasilnya akan sesuai harapanmu juga, kan?"

"Ya, seenggaknya aku usaha untuk mempertahankan usahaku. Kenapa Mas ga mengizinkan aku untuk pindah? Coba kasih aku alasan yang masuk akal, Mas," cecar Anisa.

"Sayang, pindah pun tidak ada gunanya. Aku yakin Kania akan mengejarmu dimanapun dan kapanpun. Maafkan aku tidak bisa jujur padamu." batin Yusuf.

Melihat suaminya diam seribu bahasa membuat Anisa geram. Anisa terus menerus memaksa Yusuf untuk memberi alasan penolakannya. Yusuf merasa kesal dan akhirnya tidak bisa menahan emosinya.

"Sekali aku bilang nggak ya nggak, jangan memaksa Anisa. Lagipula toko ini belum terlalu besar, jadi ga masalah kalau tutup. Toh... hidupmu juga ga kekurangan," bentak Yusuf.

"Oke...." Anisa berkata lirih dan menundukkan kepalanya.

Yunus berjalan perlahan mendekati Yusuf dan Anisa sambil menggendong Hana. Dalam hatinya mengutuk Yusuf karena kesal mendengarnya membentak Anisa. Dengan menahan sedikit amarahnya, Yunus menegur kakaknya.

"Kak, jangan bicara sekadar itu dong," ucap Yunus.

Yusuf menoleh dan menatap tajam Yunus. Lalu mengambil paksa Hana dari gendongan adiknya. Setelah itu membawa putri kecilnya masuk ke toko.

Sementara Anisa masih membeku di tempatnya berdiri. Dalam benaknya sama sekali tidak menyangka Yusuf akan membentaknya dan menolak mentah-mentah keinginannya. Yunus merasa iba melihat wajah Anisa.

"Jangan sedih, kalau kamu emang benar-benar mau mindahin toko ini. Aku aja yang membantumu."

"Nggak, makasih." Anisa pergi meninggalkan Yunus begitu saja.

Anisa masuk ke toko dan pergi ke dapur. Lalu menghampiri Nayla yang tengah membuat adonan roti. Nayla menghentikan sementara aktifitasnya dan menghadap Anisa.

"Ada apa, Nisa?"

"Mas Yusuf menolak membantuku memindahkan toko ini. Kayanya aku lebih baik minta tolong Arka aja ya Nay. Kalau Yunus takut ada masalah ke belakangnya," bisik Anisa.

"Sebenarnya resiko semua sih Nis, tapi kalau emang keputusan pak Yusuf gitu, sebaiknya kamu ganti nama aja toko rotinya. Biar dia ga tau sekalian."

 

DI RUANG KERJA ANISA

TOK TOK TOK

ceklek

Yunus menghampiri kakaknya yang sedang bercanda dengan Hana. Berdiri di depannya sambil berkacak pinggang. Menatapnya tajam dan merasa ingin menghajarnya.

"Kak, kenapa Kakak menolak permintaan Anisa? Aku pikir ga terlalu sulit buatmu memindah toko ini."

"Tolong jangan ikut campur rumah tanggaku, aku lebih tau apa yang terbaik untuk istriku," jawab Yusuf ketus.

"Tapi Kak...."

"DIAM!!!" bentak Yusuf penuh emosi, Yusuf menatap tajam Yunus yang berdiri di hadapannya.

Yunus mendengus kesal dan meninggalkan kakaknya keluar dari ruangan Anisa. Nayla dan Anisa melihat Yunus yang menekuk wajahnya saat keluar dari ruangannya. Lalu Nayla berbisik di telinga Anisa.

"Dia kenapa ya Nis?"

"Ga tau Nay, mungkin ada masalah sama Mas Yusuf." Anisa mengendikkan bahunya.

 

DI RUMAH KELUARGA PAK HASAN

"Assalamualaikum.... "

Yunus masuk mengucapkan salam, namun ternyata rumahnya kosong. Lalu lanjut pergi ke halaman belakang. Disana tetap tidak ada mama ataupun istrinya, lalu Yunus menghampiri salah satu art-nya.

"Rahma sama mama dimana, Mbak?" tanya Yunus.

"Ibu sama mbak Rahma keluar ke mall beli bahan dapur yang habis Mas, paling sebentar lagi pulang."

"Mall mana?" tanya Yunus mengerutkan dahinya.

"Itu loo, Mall yang ada toko rotinya mbak Anisa, katanya pengen beli roti kesana."

"Oke, makasih...." Yunus berlalu meninggalkan Art-nya ke halaman depan.

"Tadi aku juga disana, tapi kog ga lihat mereka berdua ya." gumam Yunus.

 

Bu Evelyn dan Rahma keluar dari mobil setelah berbelanja. Bu Evelyn memerintahkan Rahma segera ke kamar, karena ingin bicara empat mata dengan Yunus. Bu Evelyn bertanya pada art-nya dimana Yunus, lalu Bu Evelyn diberitahu Yunus ada di ruang keluarga.

DI RUANG KELUARGA

Yunus duduk di sofa sambil menonton tv. Melihat Bu Evelyn menghampirinya, langsung mematikan tv. Bu Evelyn duduk di samping putranya.

"Ma, udah pulang...." sapa Yunus.

"Mama tadi melihatmu menggendong Hana, trus Mama dan Rahma ngikutin kamu sampai toko Anisa."

Glugg...

Yunus terkejut hingga kesusahan menelan salivanya. Jantungnya mendadak berdegup kencang, ada rasa takut mamanya curiga dengan apa yang dilakukannya. Yunus tersenyum lebar dan berusaha meyakinkan Bu Evelyn kalau dirinya sebatas lewat saja.

"Kebetulan tadi aku lihat Hana disana, aku juga udah lama ga lihat Hana, Ma." Yunus berkata terbata.

"Lama? Bukannya kamu sering datang kesana?" ujar Bu Evelyn mengerutkan dahinya.

"Iya Ma, tadi ada kakak juga disana. Em... kakak sekarang jadi galak sama Anisa, tadi aku melihatnya di bentak-bentak."

"Buat apa kamu mengoreksi rumah tangga kakakmu, Nak? Mama minta tolong hari ini yang terakhir ya. Biarkan dia dan istrinya menyelesaikan masalahnya sendiri."

"Tapi Ma, ga bisa gitu dong... Alasan kakak marah sama Anisa juga ga jelas," kilah Yunus.

"Mama minta tolong Yunus, lupakan perasaanmu ke Anisa. Kamu sekarang sudah punya istri, ga pantes kamu masih memendam perasaan itu di hatimu, Nak."

Yunus terdiam dan hanya memandang bu Evelyn. Lalu beranjak dari tempat duduknya, namun sebelum melangkah bu Evelyn menggenggam tangan Yunus. Lalu Yunus menoleh dan memandang bu Evelyn.

"Jangan dekati Anisa lagi Yunus!!"

Yunus menghela napas panjang dan melepaskan genggaman mamanya. Bu Evelyn berusaha menggenggam erat karena banyak yang masih ingin di sampaikan. Namun, Yunus tidak ingin mendengar apapun yang dikatakan mamanya.

 

DI TOKO ROTI ANISA

Anisa berjalan mondar-mandir di luar toko dan tengah berpikir merangkai kata untuk dikirimkan pada Arka. Setelah berpikir sejenak segera mengeluarkan hpnya dari saku dan mulai mengetik. Anisa mengetik dengan cepat dan segera mengirimkannya. Lalu segera menghapusnya dari pesan.

"Arka, apakah kamu mau bertemu denganku? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Beberapa saat kemudian Arka membalas pesan Anisa.

"Tentu saja manisku, katakan saja mau ketemu dimana. Aku pasti akan datang menemuimu."

Anisa mulai memikirkan tempat yang tepat untuknya bertemu dengan Arka, lalu mengirim pesan balasannya.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!