Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Pulang
Amanda sudah di perbolehkan pulang oleh dokter karena katanya dia sudah baik-baik saja. Sebenarnya dia memang sudah meras baik-baik saja sejak beberapa hari yang lalu. Hanya saja memang Arthur yang terlalu berlebihan dan mengatakan bahwa dia masih membutuhkan banyak istirahat agar tidak kelelahan. Entahlah, Amanda tidak tau harus bersikap bagaimana lagi karena menurutnya Arthur sangat berlebihan tapi dia tidak berani mengatakannya.
Bahkan seperti saat ini saja pun Amanda masih harus menggunakan kursi roda untuk menuju mobil yang sudah menunggu mereka.
"Ayo masuk," Arthur menggendong Amanda untuk masuk ke dalam mobil sementara dia bisa berjalan sendiri. Dia sangat sehat, tapi di perlakukan seperti orang yang tidak bisa berjalan oleh Arthur hanya karena dia sedang mengandung calon buah hati mereka.
"Aku bisa sendiri Tuan. Aku sehat,"
"Diam dan jangan banyak bicara!" titah Arthur hingga membuat Amanda tidak berani mengatakan apa pun lagi saat ini. Dia hanya bisa pasrah saja di perlakukan seperti itu oleh Arthur.
Setelah memastikan Amanda sudah duduk dengan nyaman, berulah Arthur masuk ke dalam mobil yang baru saja di beli olehnya. Sebenarnya dia tidak menyukai mobil besar seperti ini. Hanya saja demi kenyamanan Amanda dan calon buah hati mereka maka dia membeli mobil putih panjang itu. Jika tidak maka Arthur tidak akan pernah membelinya karena menurutnya itu mobil sangat lamban. Dia lebih menyukai mobil sport untuk di jalanan. Tapi saat ini dia tidak bisa memikirkan dirinya sendiri karena ada Amanda dan calon anaknya yang ada di dalam kandungan wanita itu. Jadi dia harus memikirkannya juga.
"Jalan!" titah Arthur saat merasa bahwa mereka sudah duduk dengan nyaman di dalam mobil.
Namun, sesaat sebelum mobil mereka jalan, ada seseorang yang melihat itu semua. Sayangnya dia tidak melihat dengan jelas siapa yang berada di dalam mobil tersebut bersama Arthur.
"Apa yang Arthur lakukan di sini? Apa dia sakit?" tanya Arinda yang mulai penasaran dengan keberadaan Arthur yang juga berada di rumah sakit bersama dengannya.
"Apa Amanda?" entah mengapa tiba-tiba saja Arinda berpikir yang bersama Arthur tadi adalah Amanda.
"Tidak! aku harus secepatnya bertemu dan Amanda dan bicara dengannya. Aku harus menjelaskan padanya bahwa aku menginginkan posisinya dan dia harus pergi dari kehidupan Arthur. Ya, aku harus melakukannya!" tekadnya sudah bulat bahwa dia akan bertukar posisi dengan Amanda. Bagaimana pun posisi Amanda saat ini adalah posisi miliknya dan akan selalu menjadi miliknya. Persetan dengan apa yang telah terjadi di masa lalu tapi yang jelas dia akan kembali merebut posisi itu.
"Aku harus bergerak cepat!" ucap Arinda dengan penuh keyakinan.
Di saat Arinda sedang merencanakan sesuatu yang jahat, di dalam mobil yang terus aja berjalan itu Amanda mereka tidak nyaman karena sejak tadi Arthur terus saja bertanya padanya apakah mobil ini nyaman atau tidak. Dasarnya Amanda yang memang sebelum ini tidak pernah menaiki mobil mewah dia hanya mengatakan bahwa ini mobil yang cukup nyaman. Tapi lain hal dengan pria yang satu itu.
"Bagaimana mengatakan bahwa mobil ini nyaman sementara kulitnya saja tidak terlalu bagus. Apa aku harus meng-custom sesuai keinginanku agar jauh lebih nyaman lagi?" tanya Arthur yang membuat Amanda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Dia tidak percaya bahwa pria ini begitu sangat berubah. Arthur mundurnya begitu sangat menyeramkan kami tiba-tiba saja berubah hanya karena ada seorang anak di dalam rahimnya. Entah Amanda harus bersyukur atau tidak tapi yang jelas dia merasa bahwa kehidupan yang saat ini benar-benar jauh berbeda dari yang sebelumnya.
***