Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Great Quest 1. The Shine of the Five Strongest Fighters
Five Fingers and the Thread of Fate
Keyz bangkit dari tanah, tubuhnya terasa berat, bukan hanya karena kelelahan, tetapi karena bobot utang baru yang melilit lehernya. Ia harus bergerak, mengabaikan nyeri di perut dan tatapan para petualang yang masih terbagi antara ketakutan dan rasa kagum. Misi lima Dungeon ini adalah satu-satunya jurang yang ia yakini akan membawanya pada kebebasan, atau kematian.
Ia tidak punya waktu untuk mencari orang asing. Keyz membutuhkan kepercayaan. Ia membutuhkan fondasi.
Keyz bergegas meninggalkan kerumunan di Balai Kota. Ia langsung menuju area penginapan yang jarang ia kunjungi, sebuah tempat yang jauh dari gemerlap, tempat yang jarang di datangi orang biasa.
Di sana, ia menemukan tiga sosok yang sedang membereskan peralatan, seolah sudah mengantisipasi panggilan darurat.
Mereka adalah Baf, si Tank berbadan besar yang selalu melindungi; Riss, si DPS gesit yang selalu siap bertarung; dan Virgo, si Mage/Range cerdas yang bangga dengan otaknya.
Pertemuan itu sunyi. Tidak ada pertanyaan tentang kemana Keyz menghilang. Atau petualangan macam apa yang dia lalui.
"Ah!!! Kalian!" Keyz terkejut dengan kehadiran teman-teman pertamanya di dunia ini.
"Keyz!?" Seru Liss penuh semangat. "Kau masih hidup! Padahal aku tidak ingin bertemu dengan mu lagi. Hahahaha." Tapi, kontradiksi di tunjukan olehnya yang berbanding terbalik dengan perkataannya. Liss memeluk singkat Keyz.
Baff mendekat. Lalu menepuk pundak Keyz sekuat tenaga. "Kau!!! Kenapa kau masih terlihat seperti gembel, Keyz?" lalu dia tertawa terbahak-bahak.
"Ku lihat, kau tidak membawa tameng yang aku berikan, Keyz?" Virgo mendekat dan menyalami Keyz. "Tapi, lupakan itu. Kau sekarang sedikit berbeda. Kau membawa enam pedang!! Apakah kau berpikir kau lebih hebat daripada Aron?" Dan ketiga teman lama Keyz kembali tertawa terbahak-bahak.
"Aku mengalami banyak kejadian. Sekarang aku harus menanggung beban yang tidak bisa aku ceritakan kepada kalian. Tapi...." Keyz diam sejenak. " Dewi Pino membutuhkan tim untuk Dungeon tingkat atas," ujar Keyz, suaranya perlahan pelan. "Bayarannya besar, bahayanya lebih besar lagi. Ini adalah misi yang bisa membunuh kita semua. Apakah kalian mau membantuku?"
Baf, yang selalu menjadi anchor (jangkar) tim, adalah yang pertama merespons. "Aku sudah menunggumu, Keyz," katanya, suaranya dalam dan sederhana. Loyalitas Baf adalah zirah yang lebih tebal daripada logam apa pun. "Aku menunggu aksimu dengan pedang sihir yang kau pakai untuk mengalahkan Dragon Disaster."
Riss hanya menyeringai kecil, menyentuh sarung pedangnya. "Aku suka thrill. Apalagi jika bayarannya sebanding dengan risiko nyawa." Bagi Riss, hidup tanpa bahaya adalah hidup yang sia-sia. "Dan, aku ingin berpetualang dengan mu, Keyz."
Virgo, yang matanya selalu menyimpan kalkulasi, mendesah. "Aku sudah menganggur cukup lama. Aku ikut."
Keyz menatap mereka, sebuah benang takdir yang terputus kini terjalin kembali. Tiga pilar yang mendukungnya sejak awal kembali berdiri tegak.
"Kita membutuhkan seorang healler." Kata Baf. "Kau tidak keberatan kalau Tim kita bertambah satu orang, Keyz?"
"Tentu saja. Aku tidak ingin mati, sebelum masalahku selesai." Jawab Keyz mantab.
Tak lama kemudian, Bag mengajak mereka menemui seseorang bernama Luna.
Luna bukanlah sosok yang dramatis. Ia adalah seorang Healer muda dengan rambut gelap yang disanggul rapi. Jubahnya tidak mencolok, tetapi matanya memancarkan ketenangan, seperti permukaan danau yang tidak terganggu oleh angin. Ia tampak sibuk meracik ramuan di salah satu rumah di sana.
Keyz menjelaskan misi itu, menyebutkan bahaya, bayaran yang tinggi, dan kecepatan yang dibutuhkan.
Luna mendengarkan tanpa interupsi. Ketika Keyz selesai, Luna meletakkan botol ramuannya, dan menatap Keyz. Tatapannya... "Ah, kau gembel yang terkenal itu kan?"
Keyz mengangguk. "Sepertinya hatiku tertusuk sesuatu."
Tawa singkat terjadi. Keyz akhirnya menjelaskan kepada Baf, Liss dan Virgo mengenai besarnya hutang dia yang dia tanggung.
Mereka bertiga tetap ingin membantu. Terutama Baf, baginya, Keyz adalah salah satu anggota Guild nya yang berharga. "Kau salah satu anggota ku yang berharga, Keyz. Dan sesuai dengan janji ku dulu. Bila kau membutuhkan pertolongan ku. Aku pasti akan menolong. Kau keluarga dari Guild 'Cahaya Malam' walaupun tidak resmi."
Setelah itu, mereka berlima menyiapkan apapun yang bisa di siapkan. Lalu, mereka menuju gerbang utama Sad Town.
Five Flags at the Main Gate
Matahari mulai tergelincir, menenggelamkan Sad Town dalam bayangan panjang dan warna oranye gelap. Angin sore bertiup dingin menambah kesuraman yang terjadi.
Keyz, saat ini berdiri di depan Gerbang Utama Sad Town, merasakan beratnya enam pedang di tubuhnya, kini didukung oleh empat pilar baru. Di sampingnya berdiri Baf yang tegar seperti batu karang; Riss dengan tatapan tajam dan penuh semangat bertarung; Virgo yang tenang menyesuaikan grimoire di tangannya; dan Luna, si Healer yang memancarkan ketenangan aneh, seolah dunia di sekitarnya tidak benar-benar nyata. Namun, membuat Keyz sedikit tenang.
Gerbang Utama, yang biasanya dipenuhi pedagang dan penjaga yang lesu, kini menjadi panggung pertemuan yang tegang.
Tim-tim lain telah tiba, siap untuk membagi lima Dungeon yang mengancam.
Tim Kim: Logam dan Kematian
Di sisi kiri, berdiri Kim dengan pedang besarnya yang tersemat di punggung. Matanya masih menyimpan bara api dari konflik lama dan duka kematian Ke-i. Timnya tampak sangat terorganisir, terdiri dari veteran yang tenang dan berzirah tebal. Mereka adalah perwujudan kekuatan yang kaku, didorong oleh perhitungan dan balas dendam yang sunyi.
Ketika mata Kim bertemu dengan Keyz, tatapan itu adalah sebuah peringatan. Kau harus bertahan hidup.
Tim Joy: Kecepatan Naga
Di sisi kanan, ada Joy Si Kapak Naga, yang di kalahkan oleh Lucia, kini memancarkan aura yang tajam. Timnya beranggotakan petualang bayaran yang bergerak cepat, didominasi oleh kelas DPS dan Scout. Mereka adalah pemburu yang siap beraksi, menari di ujung pisau. Joy memberikan anggukan singkat kepada Keyz—pengakuan tanpa kata atas kekuatan yang dia lihat sebelumnya.
Tim Luc: Keindahan yang Membekukan
Tidak jauh dari Joy, Lucia—dalam persona Luc Sang Empat Pedang Ilahi—berdiri sendirian. Ia menolak didampingi oleh tim pendukung manapun, kecuali dua bayangan bayaran yang menunggu di luar gerbang. Empat pedangnya, bersarung, memancarkan aura elit yang dingin dan tak tersentuh. Luc adalah titik beku dari seluruh pertemuan. Ketika matanya yang keemasan bertemu dengan Keyz, ada sedikit kilatan rasa bersalah, yang dengan cepat tertutup oleh sikap profesional yang alamiah.
Aron: Legenda yang Kembali
Dan yang terakhir, Aron Eldaguard, Pendekar Lima Pedang, berdiri di tengah, di bawah lengkungan gerbang. Ia tidak mengenakan zirah, hanya pakaian yang sering dia pakai saat bertemu dengan Keyz di peternakan, namun lima pedangnya yang berputar lambat di sekelilingnya adalah deklarasi kekuatan yang mutlak. Aron adalah pusat gravitasi yang menarik perhatian semua orang, seorang legenda yang turun gunung untuk melindungi kota.
Aron hanya memandang sekilas ke arah Keyz, sebuah tatapan yang tidak membedakan antara cucunya (Lucia) atau anak gembala nya (Keyz). Itu adalah tatapan seorang pelindung yang siap mengorbankan segalanya.
Mission Distribution.
Pino tidak muncul lagi. Komunikasi terakhirnya sudah jelas. Lima pendekar terkuat Sad Town telah berkumpul, masing-masing dengan timnya sendiri.
Mata Kim menyapu Gerbang Utama, menghitung tim: Lima pemimpin, lima Dungeon.
Aron Eldaguard: Pintu Dungeon Terpusat (Risiko tertinggi, Solo).
Kim: Pintu Dungeon Utara (Struktur yang terorganisir).
Joy: Pintu Dungeon Selatan (Membutuhkan kecepatan dan mobilitas).
Lucia: Pintu Dungeon Timur (Keputusan yang cepat, mengandalkan kekuatan murni).
Keyz: Pintu Dungeon Barat (Mengandalkan tim All-Rounder yang seimbang).
Keyz menatap timnya: Baf yang loyal, Riss yang agresif, Virgo yang cerdas, dan Luna yang tenang. Keyz tidak merasa takut pada monster. Ketakutan terbesarnya adalah kegagalan untuk menyelesaikan misi ini, yang berarti beban utangnya akan tetap di angka nya.
Ia adalah Kunci yang kini bersiap membuka pintu neraka demi melunasi utang fana.
Keyz hanya mengangguk kepada Baf. Mereka diam seribu bahasa.
Journey to the Ruins of the Temple City
Tidak ada pidato perpisahan dari otoritas Sad Town. Tidak ada sorak sorai dari warga. Misi ini adalah urusan gelap yang diselesaikan secara diam-diam oleh pimpinan dan mereka yang bersedia mati.
Aron Eldaguard adalah yang pertama bergerak. Ia tidak menunggu, tidak menoleh, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dengan lima pedang yang berputar perlahan mengelilinginya, ia melangkah maju, melewati ambang Gerbang Utama Sad Town. Ia berjalan sendirian, sosok tua yang membawa kekuatan legendaris menuju Dungeon yang paling berbahaya.
Begitu Aron menghilang ditelan kegelapan jalan setapak yang kini telah datang, tim-tim lain pun mengikuti, didorong oleh urgensi dan kontrak yang telah dibuat.
Kim dan timnya bergerak dengan langkah yang teratur dan berat, seperti benteng bergerak di malam hari. Mereka menghilang di jalur Utara, menuju Dungeon yang menuntut ketahanan.
Joy Si Kapak Naga bergerak cepat, timnya berlari kecil, langsung menyelinap ke jalur Selatan, menghilang di antara pepohonan. Mereka adalah bayangan yang gesit, mengandalkan insting untuk memenangkan balapan ini.
Lucia (Luc) tidak menunggu lama. Ia memberikan isyarat kepada dua bayangan bayarannya, lalu melangkah keluar gerbang. Sosoknya yang ramping dan dingin bergerak dengan efisiensi mematikan di jalur Timur, seolah-olah dia sendiri adalah kecepatan yang diciptakan untuk perang.
Keyz adalah yang terakhir. Ia menatap ke belakang, ke arah lampu lampu monster Roar Sad Town yang kini tampak kecil dan jauh. Kota itu adalah sumber penderitaan dan beban utangnya, tetapi juga satu-satunya tempat nya kembali pulang.
Ia menoleh ke timnya. Baf, Riss, Virgo, dan Luna menunggu. Mereka adalah orang-orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa untuknya—atau untuk bayaran yang dijanjikan Kim.
"Ayo," bisik Keyz.
Keyz memimpin timnya memasuki jalur Barat. Mereka berjalan menjauh dari cahaya buatan, di mana langit di atas mulai diselimuti kabut. Suara terakhir dari Sad Town—teriakan penjaga, deru kereta-kereta yang di tarik oleh Lavarca perlahan memudar, digantikan oleh suara alam yang sunyi dan mengancam.
Mereka melangkah lebih dalam ke dalam Kegelapan malam perbatasan dataran Rakau. Jalan setapak itu segera berubah menjadi jalur berbatu yang menanjak, membawa mereka menjauh dari peradaban menuju kota yang mati. Di kejauhan, di balik kabut tebal, Reruntuhan Kota Kuil telah menunggu kedatangan mereka.