Kakak laki-lakinya disandera oleh bos gangster karena tidak bisa membayar hutang setelah kalah dalam pemainan judi. Adik perempuannya dijual untuk dinikahkan dengan pria yang sedang koma.
Seperti sebuah kutukan, dia menyebrang dan menjadi adik perempuan itu.
Dan di dalam kisah ini dia bukan protagonisnya. Setelah terbangun dari koma, suaminya mengajukan cerai.
Ketika dia melihat nominal tiga ratus juta yang menjadi harta gono-gini bagiannya. Tanpa nostalgia, dia menandatangani surat perceraian itu dalam satu tarikan nafas.
Saat dia hendak berbalik badan, suaminya yang akan segera menjadi mantan suami itu merobek surat cerai yang baru dia tandatangani dan berkata. "Tiga ratus juta setiap bulan selama kau masih menjadi istriku."
Dengan spontan dia berbalik badan, senyum ribuan watt di wajahnya. "Suamiku~~"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu Seldom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Sembelit dan Asisten Meng
Keesokan paginya Jiang Rang yang datang menjemputnya bersama dengan seorang pria kantoran elit yang memperkenalkan diri sebagai asisten Meng, asisten pribadi Jiang Yi. Dari orang itu pula dia mengetahui jika Jiang Yi tidak bisa menjemputnya karena ada rapat mendadak yang tidak bisa dihindari.
Lun Li, sebagai istri dermawan yang pengertian tapi hidup dalam kepedihan hanya mengangguk dan menerima jika suaminya terlalu sibuk bahkan tidak punya waktu untuk menemaninya yang sedang sakit.
Asisten Meng bisa melihat kekecewaan pada mata Lun Li tapi dia tidak mengatakan kalimat lain untuk membuatnya merasa lebih baik. Karena menurutnya cepat atau lambat wanita itu harus tahu jika dia bukan prioritas utama presdir Jiang. Lagi pula kalau dia tidak salah, dokumen perceraian sudah mulai di proses oleh bagian hukum.
Asisten Meng menggeleng, merasa sedikit bersimpati kepada wanita yang akan segera menyandang status janda di usia yang masih sangat muda itu. Meskipun pada jaman ini perceraian sudah sangat normal, tapi kenyataanya di dalam masyarakat tidak seperti itu, pandangan terhadap seorang wanita yang pernah bercerai masih tidak terlalu bagus. Jarang ibu mertua yang bisa menerima status janda pada menantunya dengan lapang dada, sembilan dari sepuluh mereka akan membuat kehidupan menantunya susah. Karena itu kesempatan seorang janda untuk bahagia pada pernikahan kedua mereka sangatlah kecil.
Setelah Lun Li menghabiskan sarapan dan mengganti pakaian rumah sakitnya dengan baju yang dibawa oleh Jiang Ran, mereka bersiap untuk keluar dari rumah sakit. Sebelumnya asisten Meng sudah mengurus keperluan administrasi dan menebus obat untuknya.
"Huh." lagi-lagi Lun Li menghela nafas, dia masih merasa sebal dengan pilihan Jiang Ran. Bagaimana bisa cheongsam dipakai tanpa sepatu hak tinggi. Ada apa dengan pengetahuan fesyen Jiang Ran, dimana dia pernah melihat orang memakai cheongsam dan flat shoes!
"Kau sengaja kan?" Lun Li mengomel. Dia sungguh ingin melepaskan sepatunya dan bertelanjang kaki saja andaikan dia tidak takut menginjak lantai yang dingin.
Jiang Ran tidak ingin orang lain mengetahui jika dia memang buta fesyen, tentu tidak mengakui jika alasan sebenarnya memilih flat shoes adalah karena dia memikirkan wanita itu. Menurutnya Lun Li sedang sakit dan dia sengaja memilih sepatu yang santai, tapi siapa tahu jika niat baiknya tidak diapresiasi.
"Aku tidak mau memakai ini." Lun Li berhenti dan menolak untuk keluar ketika dia melihat lagi sepatunya. Dia sudah menendang sepatunya hingga mengenai pintu.
Jiang Ran yang merasa sudah cukup bersabar, meledak ketika Lun Li terus saja rewel mempermasalahkan soal sepatu. "Terserah kau mau pulang atau tidak!" dia berteriak marah melangkah keluar. Sebelum pergi dia juga tidak lupa untuk mengambil sepatu flat shoes itu dan membawanya pergi bersamanya. Jika Lun Li tidak mau memakainya, maka dia tidak akan membiarkan wanita itu memakainya. Terserah dia mau keluar tanpa sepatu atau tetap tinggal di rumah sakit. Bukan urusannya. Jiang Ran melirik Lun Li kemudian membanting pintu dengan kasar.
"Siapa juga yang menyuruhmu datang! Aku akan memberitahu Yiyi kau membentak ku!" Lun Li berteriak balik tidak mau mengalah.
Asisten Meng menyaksikan pertengkaran itu dan menatap Lun Li dengan kagum. Baru pertama kali dia menemui orang yang keras kepalanya bisa bersaing dengan nona Jiang Ran. Selama ini bahkan presdir Jiang lebih memilih untuk mengalah saat berhadapan dengan adiknya itu.
"Nona Lun anda punya sepatu lain di sini." asisten Meng mengeluarkan kembali sepasang sepatu hak tinggi berwarna nude yang akan dia masukkan ke dalam tas, sepatu itu adalah sepatu yang dipakai oleh Lun Li ketika dia datang ke rumah sakit semalam. Bagaimanapun asisten meng harus segera menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya karena masih ada pekerjaan lain yang harus dia kerjakan. Dia tidak punya sepenjang hari untuk berurusan dengan nona Lun saja.
Lun Li menerima sepatu itu dan hanya bisa berkompromi untuk sementara waktu, walaupun warna nude sedikit tidak cocok dengan warna bajunya, setidaknya itu lebih baik dari pada memakai flat shoes.
Setelah masalah sepatu terselesaikan, mereka segera meninggalkan rumah sakit. Lun Li berjalan melewati di depan dengan asisten Meng dibelakangnya membawakan barang-barangnya.
...
Ketika asisten Meng memberitahu Jiang Yi tentang insiden sepatu itu, asisten Meng menyaksikan pria yang duduk di belakang meja kerja dan selalu berwajah dingin sepanjang tahun itu tersenyum. Walaupun senyuman itu tidak lebih dari satu detik, asisten Meng yakin jika dia melihat presdir Jiang tersenyum.
Hal itu membuatnya merevisi kembali sikapnya kepada nona Lun pagi ini, beruntungnya dia tidak melakukan sesuatu yang dapat menyinggungnya. Sepertinya kedepannya dia harus lebih baik dan lebih ramah lagi ketika melayani nona Lun.
"Apa yang dia pilih?"
Asisten Meng tidak perlu bertanya maksud dari pertanyaan yang tidak spesifik itu, tentu yang dimaksudkan oleh presdir Jiang adalah apa yang nona Lun pilih dari beberapa perhiasan yang presdir Jiang secara khusus menugaskannya untuk membawanya kepada nona Lun. "Nona Lun memilih satu set kalung dan anting rubi serta chameleon diamond dan gelang giok merah." dia melaporkan dengan rinci. "Nona Lun juga menanyakan apakah dia bisa memproses berlian itu menjadi sebuah cincin."
Chameleon diamond yang dia bawa pulang masih berbentuk berlian mentah dan harus diproses dulu jika ingin digunakan sebagai perhiasan, mereka juga membutuhkan orang yang ahli untuk memoles berlian itu sehingga bisa menghasilkan potongan yang bagus. Dibutuhan biaya yang besar untuk memproses berlian mentah menjadi perhiasan siap pakai. Dia memahami kenapa nona Lun tidak bisa memutuskannya sendiri dan membutuhkan ijin dari presdir Jiang.
Jiang Yi mengangguk sebagai respon setuju. "Lakukan seperti yang dia mau. Hubungi desainer untuk membuat desainnya."
"Baik Presdir." asisten Meng kemudian pamit untuk segera menyelesaikan tugas itu.
"Meng Xi kau juga bisa menggunakan berlian yang kita dapatkan tahun lalu." Jiang Yi menambahkan sebelum asisten Meng membuka pintu.
Mendengar kalimat itu asisten Meng hampir saja tersandung, tapi dia segera menguasai diri dan menjawab tanpa memperlihatkan jika dirinya sangat kaget. Berlian yang tahun lalu di dapatkan oleh presdir Jiang adalah berlian warna D yang tingkat kejernihannya sangat tinggi, seberat lima ratus gram dan dua kali lebih mahal dari chameleon diamond yang dipilih oleh nona Lun.
Dia tidak mengerti lagi dengan cara orang kaya bermain. Presdir Jiang sudah menyiapkan surat cerai tapi dia masih memberikan nona Lun yang terbaik. Dia tidak bisa menghubungkan sikap presdir Jiang yang terlalu mencolok itu dengan rasa tanggung jawab seorang suami yang selalu menjadi alasan presdir Jiang untuk memperlakukan nona Lun dengan baik. Tapi surat perceraian itu juga benar adanya, dia sendiri yang mengirimkan draf-nya ke bagian hukum.
"Asisten Meng ada apa dengan wajahmu, apa kau sembelit lagi?"
Asisten Jiang baru sadar ketika ditegur oleh koleganya. "Siapa yang sembelit." dia membalas dengan sengit. Tidak terima dikatai sembelit, dia tidak sembelit.
Saat itu koleganya semakin yakin jika asisten Meng sedang sembelit, "Asisten Meng sudah kukatakan kau harus mengurangi daging dan memperbanyak sayuran."
"Asisten Meng sembelit lagi?" kolega lain ikut menyahut, dia sampai menawarkan obat sembelit kepada asisten Meng.
"Sembelit, sembelit, semua keluargamu sembelit!" asisten Jiang berteriak marah. Kolega yang ingin memberikan obat sembelit kepadanya mengambil kembali obatnya dan buru-buru kabur.
"Iya, iya asisten Meng tidak sembelit." seseorang berbicara untuk asisten Meng. Tapi walaupun semuanya mengangguk setuju, mereka masih kukuh mempercayai jika asisten Meng memang sembelit. Karena hanya orang sembelit yang tidak mengakui jika dirinya sembelit.
Asisten Jiang mendengus melalui hidung. Memangnya siapa yang sembelit! Dia hanya pernah satu kali, Okey!
Huft! asisten Meng mendengus lagi. Dia tidak ingin memperdulikan mereka. Dia masih punya banyak pekerjaan. Dengan begitu kemudian asisten Meng segera menghubungi desainer yang akan membuat rancangan cincin untuk nona Lun.
Kesibukan membuatnya tidak lagi mempedulikan tuduhan sembelit itu.