Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28 CBDN
"Pipis di celana.... Huuuuuaaaa....." Bara makin nangis.
"Jangan nangis yuk ke kamar mandi kakak bersihin." Ucap Brama.
"Iya sana ke kamar mandi nanti seprei nya gampang Abang cuci jangan nangis." Ucap Brian.
"Mamih marah gak nanti kasurnya bau." Ucap Bara.
"Gak akan gampang nanti tinggal di jemur." Ucap Brian.
"Makasih." Ucap Bara yang langsung ke kamar mandi di bawa Brama.
"Bajunya nanti masukin mesin cuci ajah biar sekalian Brian cuci kak." Ucap Brian.
"Iya." Ucap Brama.
Berlian Braja baru keluar kamar bawa Brima.
"Maapin mamih ya mamih ke tiduran." Ucap Berlian
"Gak apa-apa." Kompak Brama dan Brian.
"Teteh... Bara kenapa?" Tanya Berlian.
"Teteh darahnya gembus mih ke seprei." Ucap Briana.
"Oh...gak apa-apa normal mamih kadang suka gitu. Kemarin juga ternyata mamih datang bulan. Dan kamu kenapa Bara?" Tanya Berlian.
"Bara pipis di celana." Ucap Bara.
"Hehehehe....ya udah nanti mamih jemur kasurnya gampang." Ucap Berlian.
"Nanti Abang ajah yang jemur mih." Ucap Brian.
"Kamu kan sekolah." Ucap Berlian.
"Sebelum pergi sekolah jemurnya." Ucap Brian.
"Nanti Daddy ajah gampang. Takutnya hujan juga kan." Ucap Braja.
"Kalian masak apa banyak banget ini." Ucap Berlian.
"Nasi goreng sama perkedel jagung sama perkedel kentang punya Brima. Itu kakak Masak cumi item kemarin di angetin buat bekel sekolah." Ucap Brian.
"Ada ayam serundeng kenapa gak di goreng?" Tanya Berlian.
"Pengen cumi mih." Kompak ketiganya.
"Ya udah." Ucap Berlian.
"Mamih gak jualan Risol tumben?" Tanya Briana.
"Kan mau ke sekolah kamu sama ke perusahaan Daddy." Ucap Berlian.
"Bara gimana atu sendiri." Ucap Bara.
"Ada Surya kamu sama Surya nanti Surya nungguin kamu di sekolah. Daddy cuma sebentar ke perusahaan nya ko." Ucap Braja.
"Jangan Lama-lama hayo." Ucap Bara.
"Iya gak akan lama-lama." Ucap Braja.
Mereka sarapan dengan tenang dan sekitar jam 6 lebih 3 Abg labil sudah siap-siap dengan motor masing-masing.
"Hati-hati Briana jangan ngebut ketahuan ngebut Daddy sita motor kamu." Ucap Braja.
"Hehehehe...iya Daddy tenang ajah." Ucap Briana.
"Daddy agak siangan ke sekolah kalian." Ucap Braja.
"Oke.."
"Mamih..... Bara mau bekel makan lagi. Mau botram." Ucap Bara.
"Iya sama ayam serundeng ya. Sayur nya toge tahu ajah oke." Ucap Berlian.
"Oke siap." Ucap Bara.
Kembar dan Brama akhirnya pergi sekolah juga mereka walaupun pake motor masing-masing tapi tetep barengan. Ada dua pengawal yang ngikutin mereka.
Sesampainya di sekolah semua orang bingung ada motor bagus masuk sekolah mereka. Pas mereka lihat kembar dan Brama pake motor baru langsung jadi gosip.
"Waw....ada orang kaya baru."
"Wah....abis nutup ya kalian sampe bisa beli motor mahal."
"Mungkin si Briana jual diri buat motor beli motor mahal."
"Mulut loe." Kompak Brian, Briana dan Brama sama orang yang bilang kalau Briana jual diri.
Plak
Briana akan diam di bilang orang kaya baru tapi di bilang jual diri dia tak terima jadi dia tampar orang itu.
"Setan loe berani-beraninya mukul gue."
"Mulut loe gak bisa di jaga setan. Kalau mulut loe bisa di jaga gue pasti diem ajah. Dasar tukang maling duit." Ucap Briana yang akhirnya keceplosan juga.
"Anjir....loe suka maling duit?"
"Jadi di kelas kita kalau kehilangan duit dia pelakunya?"
"Iya duit gue hampir tiap hari ilang. Dia yang ambil kalian tau sendiri gue dari pertama masuk sekolah gak mau sebangku sama siapa pun. Tapi semenjak sebangku sama dia duit gue hilang terus."
"Iya sih semenjak dia datang bener duit kas yang dulunya aman di simpen di kolong meja jadi hilang terus."
"Kan jadi yang miskin siapa gue atau loe. Jangan nyenggol gue kalau gak mau di senggol balik." Ucap Briana.
"Dek hayu masuk kelas." Ucap Brian.
"Oke...." Ucap Briana.
Briana , Brian dan Brama langsung masuk ke sekolah dan mereka masuk ke kelas masing-masing karena Briana belum bisa pindah ke kelas Brian belum ijin.
"Gak nyangka gue loe begitu."
"Iya...loe sering bilang kalau Briana yang ngambil. Sedangkan kita juga suka lihat makanan yang dia bawa selalu enak-enak. Mana ibu kantin juga bilang Risol yang di kantin itu ternyata bikinan mamihnya Briana. Dan mamihnya punya usaha ketring juga. Dan yang lebih gongnya lagi katanya Daddy nya Briana punya perusahaan."
"Nah kan gue udah curiga dari awal kembar masuk. Mereka beda Aura apalagi pas tau kakaknya si Brama pindah sekolah ke sini. Mau pake baju butut juga aura nya tetep aura mahal."
"Dan loe kagak malu masih diem gini gak ngomong apa-apa. Shock ya loe gak nyangka kalau Briana bisa ngomong gitu."
Briana sekarang duduk sendiri di bangku nya dia dia pindahkan bangku temennya ke meja lain.
"Ana...."
"Gue gak mau ngobrol sama loe. Jangan bikin gue tambah emosi." Ucap Briana.
"Bukan gue yang ngambil duit loe."
"Gak usah ngelak gue punya buktinya." Ucap Briana.
"Sumpah gue..."
"Gak usah pake sumpah palsu muak gue." Ucap Briana.
"Kenapa sih loe lebih beruntung dari gue padahal gue udah ambil bokap loe. Tapi hidup loe malah lebih bahagia."
"Deg...." Briana tiba-tiba merah mukanya dan dia nahan amarah.
Untung di dalam kelas itu hanya ada Briana dan perempuan itu.
Briana langsung pergi dari kelas dia dan dia. Langsung ke kelasnya Brian.
"Bang...." Ucap Briana yang langsung lari meluk Bian.
"Kenapa?" Tanya Brian yang kaget lihat adiknya nangis.
"Dia anak si jalang." Bisik Briana.
"Maksud kamu?" Tanya Brian.
"Dia anak selingkuhan ayah." Bisik Briana
"Siapa?" Tanya Brian.
"Siti." Bisik Briana sambil nangis.
Kebetulan Brama lewat kelas Brian dan dia di kasih tau sama temennya Brian kalau Briana nangis.
"kenapa dek?" Tanya Brama.
"Kakak...Ana mau pulang." Ucap Briana.
"Tunggu mamih sama Daddy ya." Ucap Brama.
"Pulang bang." Ucap Briana.
"Nanti kakak telepon Daddy dulu." Ucap Brama yang langsung ngeluarin HP nya.
"Halo.... Daddy di mana?" Tanya Brama.
"Ini di parkiran kalian udah di kelas?" Tanya Braja.
"Briana nangis dad. Sekarang di kelas Brian"
"Daddy ke sana sekarang." Ucap Braja yang langsung ajak Berlian ke kelas Brian.
"Lihat itu bukannya mamihnya kembar ya?"
"Anjir gila itu Daddy nya ganteng banget."
"Mamih nya juga cantik jir mirip pisan sama Briana."
"Iya jir bener produk nya keren jir. Tapi tumben mereka ke sini ada apa ya?"
"Kayanya tentang kakaknya deh yang baru masuk itu."
"Mungkin."
Braja bener-bener buru-buru masuk ke kelas Briana.
"Ada apa dek?" Tanya Braja yang langsung ke arah Briana dan Brian.
"Daddy....." Briana lari ke arah Braja dan langsung meluk Braja.
"Idih....gak meluk mamih meni sedih ini." Ucap Berlian.
"Sayang masih sempet-sempet nya bercanda anaknya lagi nangis juga." Ucap Braja.
"Hehehehe...sini peluk mamih." Ucap Berlian yang langsung peluk Briana juga.
Mereka berdua langsung bawa Briana ke kantor kepala sekolah.
"Asalamualikum...." Ucap Berlian yang ngetok kantor kelapa sekolah.
"Masuk..... eeeehhhh...mamih kembar silahkan masuk." Ucap kepala sekolah.
"Maap Bu saya mau ijin Briana pindah kelas ke kelas Brian." Ucap Brian.
"Ada apa emangnya Ana di kelas itu kamu nak?" Tanya kepala sekolah.