Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Udah cukup ngomongnya?" ucap Xavieer yang dari tadi hanya diam saja.
"Lo bilang cukup? seharusnya gue wajar aja berisik di sini karena kalian berdua emang udah salah!" tegas Glory kepada Xavieer.
"Kamu kenapa harus marah-marah sih Glory? kan aku ini teman masa kecilnya Xavieer jadi wajar aja kalo aku deket sama dia, aku kenal sama dia sebelum aku kenal sama kamu," lirih Amanda di balik mukanya yang polos itu.
"Hah apa lo bilang tadi? temen masa kecilnya dan lo lebih dulu kenal Xavieer dan lo lebih akrab? kalo gitu ya udah nih lo aja yang tunangan atau perlu lo aja sana yang nikah sama manusia egois ini," ucap Glory sambil melemparkan cincin tunangannya dengan Xavieer yang emang dari pagi sudah ada niatan ingin memberikan cincin itu kepada Amanda.
Xavieer yang melihat cincin tunangan Glory di lempar ke arah Amanda matanya terlihat marah menatap Glory, bukan karena Glory melempar kepada Amanda tapi cincin pertunangan itu yang dilempar oleh Glory.
Glory yang sadar kalo Xavieer sedang marah kepada nya hanya menatap sinis dan mengejek Xavieer.
"Kenapa lo marah gitu? bukannya ini ya yang lo mau? kalo lo emang mau sama dia ya udah aja sih gak usah bawa-bawa gue ke dalam hubungan kalian yang katanya itu teman masa kecil," ucap Glory dengan menekankan kata Teman masa kecil.
Tanpa banyak basa basi lagi Xavieer langsung membawa Glory keluar dari sekolah, dan itu membuat semua orang yanga da di sana memelototkan matanya tidak percaya.
"Itu seriusan pak bos narik Glory?" tanya Bara yang tidak percaya dengan kejadian barusan.
"Ya yang kaya lo lihat aja gimana," ucap Naomi kepada Bara.
"Ya iya sih, tapi syukur deh kalo mereka baikan. Lagian gue eneg aja lihat Glory yang tantrum kalo lihat pak bos sama Manda," ucap Bara yang tenang juga melihat Xavieer dan Glory akur seperti itu.
"Lo dukung Glory sama Xavieer?" tanya Cakra kepada Bara, yang heran saja tidak biasanya seperti itu.
"Ya terus harus gimana? lagian kan itu urusan mereka bukan urusan gue," ucap Bara dengan polosnya.
Cakra yang mendengar alasan Bara memutar bola matanya malas, memang sangat tidak peka sekali pria yang ada di sampingnya.
"Tapi lo gak apa-apa kan Manda lihat Xavieer narik Glory tadi?" tanya Cakra yang mengkhawatirkannya.
"Aku gak apa-apa kok Cakra, lagian emangnya aku harus kaya gimana? toh mereka juga udah tunangan jadi ya aku harus gimana?" tanya Amanda dengan tersenyum tipis.
"Nah itu lo tahu mereka udah jadian terus kenapa lo masih aja menggatal sama Xavieer," ucap Naomi yang langsung melengos pergi meninggalkan mereka bertiga.
Baru saja Cakra ingin berdebat dengan Naomi langsung saja Amanda menahan Cakra agar tidak ada keributan lagi.
"Udah Cakra jangan dilanjutin lagi debatnya, aku mau ke kelas dulu ya," ucap Manda dan dia pergi meninggalkan Cakra dan Bara berduaan.
"Lo serius masih mau belain dia Cakra?" tanya Bara dengan masih menatap kepergian Amanda.
"Menurut lo aja gimana?" tanya balik Cakra.
"Gue rasa lo harusnya sadar diri Cakra, lo sama dia gak bakalan bisa bersatu," ucap Bara dengan tersenyum tipis.
"Apaan sih kok ngomongnya jadi ke sana? udah ah yuk masuk kelas, si kembar kayanya udah nungguin kita deh," ucap Cakra dan dia merangkul Bara dan Bara pun membalas rangkulan Cakra.
Sangat indah bukan pertemanan seperti itu? yang saling menyayangi satu sama lain tanpa adanya beban di dalam pikir.
🌹🌹🌹🌹🌹
Kembali lagi ke cerita Xavieer dan Glory yang ternyata Xavieer membawa Glory pergi ke apartemennya.
"Lo ngapain sih bawa gue ke apartemen lo? lo jangan apa-apain gue ya!" ucap Glory yang malah rebahan di kasur milik Xavieer.
"Serius lo ngomong kaya gitu? kalo lo emang gak mau ngapa-ngapain terus ngapain lo masuk ke kamar gue dan malah rebahan? harusnya lo berontak kali," heran Xavieer dengan tunangannya itu.
"Capek gue kalo harus ngeberontak ngabisin tenaga," jawab Glory seladanya.
"Lo sekarang udah beda banget ya gak kaya dulu lagi," celetuk Xavieer.
"Ciee ternyata lo masih aja perhatian sama gue ya," oceh Glory yang langsung duduk di samping Xavieer.
Xavieer yang mendengar hal itu mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Maksudnya apa?"
"Ya maksudnya tuh lo sekarang kaya merhatiin gue aja," ucap Glory dengan cengengesan.
"Lo kan emang tunangan gue jadi wajar aja kalo feu peduli sama lo," ucap Xavieer dengan menatap Glory dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Glory yang mendengar ucapan Xavieer rasanya ingin ngakak, apa tadi dia bilang? peduli dan perhatian kepada tunangannya? tunangannya itu Glory atau Manda.
"Lo gak salah ngomong nih?" tanya Glory memastikan lagi.
"Gue gak ngerasa salah ngomong sama sekali, lo emang tunangan gue!" ucap Xavieer dengan penuh penekanan.
"Lo yakin lo masih tunangan gue setelah apa yang lo lakuin dulu?" tanya Glory yang lagi-lagi memastikan apa yang diucapkan oleh Xavieer.
"Emang gue ada salah sama kelakuan dulu gue sama lo?" tanya Xavieer dengan polosnya.
Glory yang mendengar ucapan Xavieer yang sepertinya dia tidak merasa bersalah langsung berdecak sinis, memang laki-laki gila yang tidak jelas.
"Seriusan lo masih gak sadar sama apa yang lo bilang hah? lo gak lupakan kalo yang bikin gue masuk ke rumah sakit itu karena lo? dan lo juga gak ngerasa bersalah sama sekali dan lo malah haha hihi aja tuh di luar sana," ucap Glory yang mengeluarkan semua uneg-unegnya.
"Kalo hal itu kan salah lo sendiri, lo masih kenapa sih gangguin Amanda? kan lo juga tahu kalo gue sama dia itu cuman sebatas temen masa kecil aja, dan gak mungkin juga gue bakalan selingkuh dari lo," ucap Xavieer dan ingin sekali Glory membuang Xavieer ke rawa-rawa.
"Ih gila ya lo kaya gak punya salah banget, lo kira dengan kemaren lo ninggalin gue di penginapan dan lo lebih mentingin si TEMAN MASA KECIL lo itu bukan termasuk selingkuh hah? sialan banget sama apa yang lo omongin bajingan!" ucap Glory yang mulai tersulut emosi oleh ucapan Xavieer yang memang tidak memiliki rasa yang bersalah.
Glory sekarang merasa menyesal karena dulu selalu memaksa ingin bertunangan dengan Xavieer, kalo saja Xavieer tidak bajingan seperti ini ya Runa yang ada di dalam tubuh Glory oke-oke aja. Tapi sayangnya sifat bajingan seperti ini yang sangat di benci oleh Runa dan yaps, cepat atau lambat Glory pastikan dia tidak akan bertunangan dengan Xavieer bagaimana pun caranya!
🌹🌹🌹🌹🌹