"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dion si tau segalanya
"Nadira"
Mendengar namanya di panggil membuat Nadira menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. Menoleh ke arah sumber suara yang baru saja terdengar familiar menerpa indra pendengarannya.
"Dia, Kenapa harus bertemu dengan dia di tempat ini" ucap Nadira sambil menatap malas ke arah pria yang pernah menanamkan luka di masa lalu.
Pria itu berjalan cepat ke arah Nadira yang masih berdiri tak menunjukkan ekspresi apapun dari wajahnya"Nadira, Kamu ada di sini?" ucap pria itu.
"Hmm. Kenapa gue harus bertemu dengan elo di sini" balas Nadira sambil menatap malas pada Nathan.
Ya, Pria itu adalah Nathan. Sosok laki-laki yang sudah meninggalkan luka yang begitu menyakitkan pada Nadira satu tahun yang lalu.
"Aku merindukanmu, Nad. Aku sangat merindukan mu. Maafkan apa yang sudah aku lakukan di masa lalu. Itu benar-benar tidak ada niatan. Aku menyesal" ucap Nathan sambil menatap Nadira dan hendak mengambil tangannya untuk di genggam.
Namun sebelum Nathan bisa mengambil tangannya, Nadira sudah mundur beberapa langkah dan menjauh dari Nathan.
"Semua sudah berlalu dan hanya menjadi masalalu. Dan satu hal lagi yang harus lho ingat, Gue benci sama lho, Nathan!" ucapnya dan langsung berlalu dari hadapan Nathan. Meninggalkan Nathan yang masih menatap Nadira tanpa mengedipkan kedua matanya.
"Aku menyesal Nadira. Aku sangat menyesal" seru Nathan sambil terus menatap punggung Nadira yang sudah masuk ke dalam gedung apartemen.
Jujur saja, Nathan sebenarnya tidak ada niatan untuk mengkhianati hubungan mereka satu tahun yang lalu. Hanya saja Nathan terjebak cinta satu malam bersama dengan Wilona.
"Semua ini gara-gara Wilona. Jika saja malam itu dia tidak membuatku mabuk berat hingga melakukan hal-hal yang tak seharusnya di lakukan. Hubunganku sama Nadira pasti akan tetap baik-baik saja hingga detik ini" ucap Nathan dan ikut melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung apartemen itu.
Memang kebetulan, Nathan juga tinggal di apartemen ini sejak beberapa bulan yang lalu. Tepatnya setelah hubungannya benar-benar berakhir dengan Wilona.
"Kenapa harus bertemu dengan pria brengsek itu di tempat ini sih!" gumam Nadira di sela langkahnya.
"Jangan bilang kalau Nathan juga tinggal di gedung Apartemen ini. Jika memang itu benar, Apa itu artinya aku akan sering bertemu dengannya. Arkkkkhhhh" ucap Nadira lagi sambil menghentakkan kakinya.
Setelah tiba di depan unit apartemen tempat tinggalnya. Nadira langsung memasukkan kata sandi di sana. Tak butuh waktu lama pintu utama pun terbuka.
"Huuuffffttt. Capek sekali hari ini" gumam Nadira sambil duduk di salah satu sofa di sana
Melihat kedatangan Nadira membuat sang mama yang sejak tadi sibuk di dapur langsung berjalan ke arah ruang tengah.
"Kamu sudah pulang, Sayang?" tanya mama Cristy pada Nadira.
"Sudah ma. Mama lagi ngapain di dapur?"
"Oh, Mama lagi membuat dessert buat kamu dan juga papa. Bagaimana jalan-jalannya? Dan bagaimana juga hari pertama ikut papa ke kantor?" tanya mama Cristy lagi
"Mama buat Dessert. Udah lama juga gak makan dessert buatan mama. Jalan-jalannya cukup buat aku capek sih ma. Tapi menyenangkan kok. Kak Zein juga sabar bawa Dira keliling. Kalau soal pekerjaan, Nadira cukup suka sih, Ma. Kayaknya pekerjaan ini akan mudah Dira pahami. Selain sesuai dengan jurusan Dira, Pekerjaan ini. juga sejalan dengan yang Dira inginkan" seru Dira sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Syukurlah. Apa kamu suka dengan pekerjaan ini?" tanya Cristy lagi sambil terus menatap Nadira.
Nadira mengangguk cepat"Iya, Ma. Nadira suka" balasnya pelan.
"Oh ya Dira. Mama minta tolong kamu beresin kamar tamu ya. Hari ini akan ada teman mama dan juga papa dari indonesia yang akan tinggal di sini sama kita. Mereka akan melakukan sebuah kerja sama dengan papa" terang Cristy lagi.
Nadira mengerutkan kecil keningnya"Siapa ma?"tanya Nadira yang seketika merasa penasaran.
"Nanti kamu juga akan tau sendiri. Sudah sana cepat beresin kamar tamu. Karna sementara mereka akan tinggal di sini sama kita"
"Iya, Ma"
Setelah mengatakan hal itu, Nadira langsung bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamar tamu. Kamar yang akan di gunakan oleh seseorang yang belum bisa Nadira tau.
"Siapa ya kira-kira tamunya. Kok jadi penasaran" ucap Nadira di sela langkahnya.
Di indonesia
Setelah memastikan pesawat yang di tumpangi kedua orang tuanya sudah take off. Devano langsung melajukan mobilnya menjauh dari bandara.
Devano mengambil ponselnya dan langsung menghubungi nomor Dion. Tak butuh waktu lama, Dion langsung menjawab panggilannya.
📱:Halo, Dav. ada apa?
📱:Kamu sudah ada di rumah? Aku sudah otw pulang
📱:SUDAAHHHH CALON IPAR YANG MENYEBALKAN
Setelah mengatakan hal itu, Dion langsung memutuskan sambungan telponnya. Sedangkan Devano merasa sangat kesal dengan apa yang baru saja dia dengar dari Dion.
"Ck! Dasar tak berguna. Bisa-bisanya mengatakan aku menyebalkan. Sama saja kayak Nadira si ngeselin" ucapnya yang tanpa sadar menyebutkan nama Nadira.
"Kenapa aku malah kembali teringat sama Nadira ya. Sepi juga hidupku tanpa gangguan dari wanita menyebalkan itu" ucap Devano pelan.
Devano mengambil nafas panjang dan membuangnya kasar. Bayangan Nadira kembali melintas begitu saja. Apalagi saat kejadian waktu di bali. Banyak hal yang membekas pada benar Devano.
Hingga tak berselang lama, Mobil Devano sudah tiba di komplek perumahan nya. Setelah mobil itu tiba di depan rumahnya. Devano sudah bisa langsung melihat keberadaan mobil Dion yang terparkir rapi di garasi rumahnya.
Devano keluar dari dalam mobilnya dan berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya. "Baru datang kau calon ipar yang menyebalkan" ucap Dion melihat kedatangan Devano.
"Seperti yang kau lihat"
"Kenapa tuh muka. Lecek amat dah. Kayak habis putus cinte aje" gumam Dion pada Devano yang sudah duduk di sofa di depannya. .
"Berisik. Aku masuk dulu, Mau istirahat. Capek" ucap Devano dan langsung bangun dari duduknya. Namun langkahnya terhenti saat mendengar Dion menyebutkan nama Nadira.
"Jangan bilang itu karna gadis yang bernama Nadira" ucap Dion yang tentu saja berhasil membuat Devano menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.
Devano mengerutkan kecil keningnya sambil menatap Dion dan berjalan ke arahnya"Nadira, Bagaimana bisa kamu tau jika ini ada hubungannya dengan Nadira?" tanya Devano pada Dion
"Bah gak tau kau ya. Dion nih boss. No kaleng-kaleng. Aku bisa tau segala hal. Termasuk tentang Ratna dan juga Nadira"
"Apa yang kamu tau tentang Ratna?" ujarnya sambil menatap Dion
Dion tak langsung menjawab. Masih tersenyum ke arah Devano"Kenapa diam saja. Apa yang kamu tau tentang Ratna?" ulang Devano.
"Aku tau segala hal tentang wanita itu" balasnya pelan