NovelToon NovelToon
Surga Tak Terindu

Surga Tak Terindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Model
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Bukan cerita poligami... Ini cerita dua orang wanita yang tidak mau mencapai surga dengan cara berbagi suami...

Shanshan mengira, menjadi cucu dari keluarga kaya raya, dan model seksi ternama, bisa membuatnya mudah mendapatkan Emyr; pria yang dicintainya...

Rupanya tidak, karena background kehidupannya, justru menjadi masalah bagi hubungan cintanya...

Shanshan harus menyaksikan pernikahan kekasihnya bersama wanita surga pilihan orang tua Emyr...

Meski nyatanya cinta Emyr masih untuknya, tapi ia tidak rela menjadi madu dari salah satu kaumnya (perempuan). Jangan sampai ada surga tak terindu: baginya dan Adeeva.

“Sekalipun aku tidak berpikir untuk menyentuhnya, rasaku masih tulus padamu, Shan," ucap Emyr.

“Allahumma baid baini wa baina.” Berkaca-kaca Shanshan merapalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khai....

Jalanan siang menjelang sore ini cukup terhambat karena macet. Pak sopir memutar setir, dan satu asisten pribadi perempuan duduk di sisi Shanshan.

Yah... Shanshan, gadis cantik nan seksi yang dulunya sangat populer dan kini sudah berganti nama menjadi Dhiya Khaira, sebut saja Khai.

Khai tergeming di atas jok mobil mewah miliknya. Setelah sekian tahun tak mendengar kabar bahkan melihat wajah tampan itu, kini Emyr kembali menguasai seluruh pikirannya.

Wangi damai tubuhnya, redup matanya, cara pakaiannya, bahkan ekspresi datar yang dirindukan dari pria tampan itu masih sama seperti lima tahun yang lalu.

Khai menyentuh dadanya. Ia merasa, degup jantungnya seolah berdetak hanya untuk mengenang kisah di masa silam-nya.

Beberapa saat yang lalu, Haikal mengatakan bahwa Emyr sempat marah ketika duda beranak satu itu melihat-lihat foto perempuan yang Abi Farid berikan.

Dari cerita Haikal, jelas Emyr salah paham saat Haikal cekikikan seperti sedang berkomunikasi dengan perempuan.

Padahal saat itu Haikal tengah berdiskusi di group keluarganya mengenai calon istri berikutnya yang entah kapan Haikal pinang.

Berbagai macam jenis pertanyaan pun mulai berbaris antri di otak Khai. Ia berpikir keras, ngomong-ngomong untuk apa Emyr marah pada Haikal?

Oya, lalu bagaimana hidup Emyr sekarang? Masih kah bersama Adeeva? Sudahkah memiliki putra atau putri seperti teman-temannya yang juga sudah memiliki keluarga bahagia?

Apakah hanya dirinya yang masih hidup dalam bayang masa lalu? Saking asyiknya melamun, Khai sampai tak sadar bahwa bermenit-menit sudah mobilnya berhenti di depan beranda rumah orang tuanya.

"Nona." Itu panggilan yang ke tujuh kalinya, dan Khai baru beranjak dari lamunan antah berantah-nya.

"Sudah sampai," ucap sang sopir.

Sontak Khai mengedarkan pandangannya, ia lalu keluar dan menggontai langkah memasuki rumah orang tuanya tanpa berucap sepatah pun kata pada sopir dan asisten pribadinya.

"Sayang!"

Di dalam, Papa Axel, Kakeknya yang ia panggil dengan sebutan Daddy besar, termasuk Papa Alex menyambut. Khai baru tahu kalau ayah biologisnya datang ke Indonesia kembali.

"Papa," tegurnya. Lalu menyalami semua orang tuanya, dimulai dari Kakeknya; yaitu Daddy besar Dhyrga Miller, Papa Axel dan terakhir Papa Alex yang membalasnya dengan ciuman di kening.

Sementara satu pria di sisi kanan Papa Alex tak ia sapa secuil pun. Dia George, anak angkat Papa Alex yang tidak Khai sukai.

"Hay my Shanshan." Gadis itu tak menyahut sapaan George. Jujur saja, Shanshan tak menyukai tatapan berbeda pria bule itu.

"Dari mana saja anak Papa?" Axel bertanya layaknya seorang ayah yang peduli pada putrinya.

"Main sama Adara Pa," sahutnya. Gamang di wajahnya masih kentara, entah tahu entah tidak, yang pasti Papa Alex lebih peka dari semua yang ada di sana.

"Dari pada main terus sama Adara, mending kamu cari jodoh saja Sayang," gelak Daddy Dhyrga. "Umur kamu sudah 26 tahun loh," imbuhnya lagi menyentil.

Khai tersenyum. "Belum kepikiran Daddy."

"Makanya besok ketemu dulu sama Lexy, Papa dengar, sekarang dia sudah ada di Indonesia, kemarin Om Beam ngajakin makan malam sama-sama," sahut Papa Axel.

Seketika Khai menatap protes ayah tirinya, lalu menatap wajah ayah biologisnya demi mendapat pembelaan yang ternyata tak ia dapatkan.

Sepertinya papa Alex setuju dengan usulan Papa Axel-nya. Setuju dengan perjodohan yang Papa Axel rencanakan untuknya.

"Pa..."

"Apa lagi?" sergah Papa Axel pelan. "Mau berapa pria lagi yang kamu tolak? Kamu sudah cukup umur untuk menikah."

"Khai bisa cari sendiri, kalau sudah waktunya nanti, jodoh Khai akan datang, ini hanya masalah waktu saja," tepisnya lalu melangkah pergi dari tempat itu dengan raut tak menyenangkan.

"Sayang!"

"Sudah," bela Daddy Dhyrga. "Tidak perlu dipaksa seperti itu, kamu lupa, kamu dulu juga sama kerasnya," sindirnya.

Axel dan Alex hanya mendengus bersamaan. Setidaknya mereka mengakui bahwa ucapan ayah mereka benar adanya. Sama seperti Khaira, mereka pun sama-sama keras kepala.

...{[<<>>]}...

Tiba di kamar, sebuah ranjang menjadi pelarian lelah punggung Khaira. Langit-langit kamar ia tatap dalam-dalam.

Sesaat kemudian, Khai beralih pada ponsel yang ia ambil dari tas kecilnya. Khai membuka informasi tentang mantan kekasihnya.

Entah kenapa, setelah sekian lama tak ingin mencari tahu soal kabar Emyr, tiba-tiba saja rasa penasaran menguasai dirinya.

Nama Emyr sering muncul di layar televisi, sosial media, terutama portal berita lokal. Dikatakan di sana, bahwa selama dua tahun terakhir, Emyr bekerja di kejaksaan.

Sudah lumayan banyak juga prestasi keadilan yang Emyr perjuangkan di meja kerjanya. Dan bagian paling tidak Khai sukai adalah; momen, di mana ketampanan Emyr ikut ikutan membuat netizen salah fokus.

Sayangnya media hanya menguliti seputar pekerjaan dan ketampanannya saja. Bukan kehidupan pribadi seorang Gus Emyr.

"Kamu pasti sudah bahagia bersama anak dan istri mu kan?" gumamnya lirih.

Khai terkekeh samar menertawakan nasibnya sudah pasti. Bukankah kebahagiaan Emyr dan Adeeva yang ia mau ketika memutuskan untuk mengganti nama dan menghilang dari sosial media?

Khai tak ingin Emyr terus mengejarnya, Khai tak mau menjadi perusak rumah tangga mantan kekasihnya, atau bahkan berbagi surga dengan Adeeva.

...{[<<>>]}...

Hari-hari berlalu, cuaca pun mulai berganti sesuai tradisi alam ini. Dan di tengah malam buta yang mendung ini benar-benar menjadi hari sial bagi Khai.

Selesai praktek di rumah sakit, bukannya bisa melenggang pulang, Khai justru mendapati ban mobilnya kempis, tak hanya itu saja, rupanya asisten pribadi dan sopir yang ayahnya berikan pun tak nampak di sana.

Khai merutuki bahkan meneriaki si pelaku tentu saja. Dengan tidak sopannya, George sang kakak angkat sengaja datang ke Rumah Sakit tempatnya bekerja, mengempiskan ban mobilnya, lalu menyuruh asisten dan sopirnya pulang.

"Pulang bersama ku Shan," ajak George. Khai tahu sedari lama, George memang memiliki rasa yang lebih dari seorang kakak angkat.

"Nama ku Khaira, panggil Khai!" pekiknya. Tak bisa berucap pelan, Khai benar-benar kesal pada perilaku kekanak-kanakan George.

Hanya karena ingin mengajaknya pulang bersama berdua saja, George melicikinya dengan membubarkan sopir dan asistennya.

"Shan." Seketika itu, tolehan kepala Khai dan George reflek mengarah pada sumber suara. Keduanya sama-sama tak menyangka, malam ini Emyr muncul di hadapan mereka.

George masih mengingat betul pahatan tegas wajah Emyr, dahulu saat Emyr masih sering mengantarkan Khai pulang, George menjadi orang yang paling tidak suka pada pria alim yang berhasil merubah cara berpakaian Khai.

"Emyr," sapa Khai. "K-kamu di sini?" basa-basi-nya sedikit terbata.

Emyr mengangguk. "Ada kerjaan di sini."

Khai manggut-manggut kecil, setidaknya ia tahu, pekerjaan Emyr juga berkaitan dengan para dokter ahli forensik. Mungkin karena itu, Emyr ada di sini.

Apesnya dia saja, harus kedapatan praktek di rumah sakit yang dijadikan andalan para penyidik. Ia jadi bertemu dengan pria tampan itu.

"Ada apa ini?" Emyr bertanya, tapi tidak sepenuhnya ingin tahu, karena dari perdebatan Khai dan George yang sengaja ia dengarkan, ia sudah cukup tahu.

Khai menggeleng cepat. "Mmmh..., tidak apa-apa kok!"

"Kau perlu bantuan?" tawar Emyr.

"Tidak," geleng Khai. Bagaimana pun, Khai tak ingin terus berurusan dengan mantan kekasihnya. Cukup sudah ia terjerembab ke dalam kenangan masa lalu, cukup...

Cemas, Emyr melirik jam di pergelangan tangan kirinya, jarum sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Sudah malam, biar aku antar kamu pulang, mobil mu mogok kan?" tawarnya lagi.

Khai kembali menggeleng. "Tidak perlu, aku pulang dengan George saja, terima kasih tawarannya, Emyr," ucapnya lalu bergegas menuju pintu mobil bagian depan George.

George menyeringai, sembari memutar-mutar kunci, ia menatap remeh Emyr sebelum melangkah masuk ke dalam mobilnya.

Emyr terdiam, memandangi seksama raut Khai yang seakan menyiratkan ketakutan. Yah... Emyr tahu benar, Khai tak menyukai George, bahkan takut pada pria itu.

Mobil George bergerak pelan, dari belakang tubuh Emyr, Egi dan satu orang berseragam polisi yang bernama Andra menepuk pelan pundaknya.

"Kenapa aku familiar dengan mukanya, tapi siapa ya?" Egi mengernyit, seperti mengingat ingat wajah cantik Khai.

"Khaira, Khai," jawab Emyr. Dia sengaja tak memberitahukan nama lama Shanshan yang populer di masa lima tahun lalu.

"Kau tertarik padanya?" tanya Andra.

Emyr menatap pria itu. "Dia mantan kekasih ku," ucapnya terkekeh. Lantas masuk ke dalam mobilnya.

Andra dan Egi mendelik tanpa suara, keduanya sama-sama terkejut dengan pengakuan temannya, ternyata seorang Gus punya mantan kekasih juga.

"Kenapa buru-buru sekali?"

Melihat Emyr menyalakan mesin, Egi berlari masuk ke pintu bagian belakang. Sedang Andra masuk ke pintu penumpang bagian depan, bersisian dengan Emyr yang sudah siap di jok kemudinya.

Perlahan Emyr melajukan kendaraannya. Dan Andra mengerut kening mendapati jalan yang dituju Emyr, bukan jalan mereka. "Hey... Arah rumah kita tidak ke sana Gus!" protesnya.

"Aku mau mengikuti mobil Khai," enteng Emyr.

Egi tergelak renyah. "Jadi diam-diam, Gus Emyr kita seorang stalker?"

Emyr tak menyahuti Egi, sungguh Emyr tak bisa mempercayai George. Meski harus disebut stalker, Emyr tetap akan mengawasi mobil itu, setidaknya sampai Khai tiba di rumah dengan selamat.

1
Iceu Ktp
Luar biasa
Supry Atun
masih
Supry Atun
mauuuuu thor heheheh.aku sudah baca sebagian.sepertinya aku sdh tamat bacanya ceritanya menarik
Supry Atun
aku ga puasa thor.ini hari rabu.tgl 18-9-2024.🤭😛
Linda Lie
Suka bagus
Ihza
berlagak jadi korban...kn salahmu sendri tau
Ihza
gmn ya km sih hadir d saat Meraka sedang bnr2 jatuh cinta SE jatuh2ny....hrzy se km g maksa ya dulu...yakin klo jodoh g kmn...la klo akhire g jodoh kn JD nyiksa diri sendirikn
Ihza
salah km se....cinta boleh tp bodoh jngn deh sampe mlakukakn apapun demi menikahi emyr
Ihza
sadar diri napa
Nabila hasir
senyum2 baca perlakuan gus emyr ke khaira.
hbs di part awal di bikin nangis sedih
Ihza
sedih bgt tau g kisah kakaknya king
Ihza
pencitraan ya😏
Ihza
/Sob/
Ihza
sabar ya San....akan indah pada waktunya.....AQ selalu mendukungmu pokoknya
Ihza
idihhh tu mulut pngn gw kuncir...sumpah ngeselin bgt
Cici Risna Yulianti
Luar biasa
Nabila hasir
kk author baca shansan ma emyr kok mrebes mili banyu moto.lebih sedih crita shansan dari pada lilyana(emaknya shansan)
Nabila hasir
ma syaa Alloh bagus critanya tentang keluarga.tentang pasangan.tentang rumah tangga.cinta
pokoknya is the best
Nabila hasir
lha ikut nangis bacanya nabila kk author
saat shansaan berkunjung mencari restu aba umi nya emyr.
padahal hanya membaca tapi nabila bisa ikut hanyut dan membayangkan situasi betapa terpojoknya shansan
Nabila hasir
awal baca krisatal trus berhenti.lanjut fasha trus king hbs itu queen lanjut orang tuanya king axel.sekarang lagi baca shansan ma emyr.meskipun loncat2 in syaa Alloh paham.
bagus banget semua crita kk author pasha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!