Apakah pengorbananku tidak ada artinya? Luna, untuk apa kamu pertahankan lelaki seperti itu? lebih baik tinggalkan dia! Seluruh keluarga besar Luna sudah meminta Luna untuk meninggalkan Suaminya Bram yang tak pernah menghargainya sebagai seorang istri.
Hingga Luna menyaksikan langsung pengkhianatan sang suami. Bahkan dengan terang terangan suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain di depan mata Luna. Apakah Luna akan mampu bertahan? yuk simak ceritanya di " Pengorbananku di hargai Pengkhianatan."
origina by Morata
Ig sihalohoherlita
FB. Nolan s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. KHAIRUL SAKIT_ PDHP
"Tak ada salahnya malam ini Bram kembali ke rumah Vanessa, menikmati masa-masa pengantin baru bersama Vanessa. Lagi pula Bram malas bertengkar dengan Luna." itulah yang ada di benak Bram saat ini.
Sore hari Bram pulang ke rumah Vanessa, saat Bram sampai di rumah, Vanessa sudah tampak cantik seperti hendak pergi ke suatu tempat.
"Kamu mau ke mana Sayang?" tanya Bram
"Aku mau ke salon sebentar ya, sayang." jawabnya sambil meraih tas tangan yang tergeletak di sofa.
"Mau aku antar?"
"Tidak perlu sayang, salonnya dekat kok. Aku bawa motor sendiri saja." elak Vanessa.
"Okey, baiklah hati-hati, ya."
Vanessa mengangguk dan melenggang keluar rumah. Bram sedikit heran padanya. Suami pulang bukannya dibikin teh atau makanan malah pergi ke salon.
Mungkin memang sudah ada janji dengan pemilik salon, karena biasanya sebelum ia ke salon, Ia membuat janji terlebih dahulu agar tidak mengantri, ucap Vanessa waktu itu. Bram sedikit merutuk, tapi segera ia tepis.
Bram masuk ke kamar untuk beristirahat. Hari ini cukup melelahkan tanpa sadar Bram tertidur.
"Sayang bangun." Vanessa membangunkan Bram.
"Vanessa, kamu sudah pulang, ini sudah jam berapa?" tanya Bram.
"Ini sudah jam 07.00 malam sayang." Bram sedikit terkejut, cukup lama juga rupanya Bram tertidur.
"Mas lapar Sayang, keluh Bram karena memang perutnya terasa perih.
"Ayo makan mas." ajaknya. Tangan Bram menggandengnya menuju meja makan.
Ternyata di meja makan sudah katakan rapi makanan yang enak.
"Wah, ini kamu masak sendiri sayang?" tanya Bram saat melihat ada sop daging dan beberapa lauk lainnya.
"Nggak lah Mas, ini aku beli tadi pas pulang dari salon. Bram hanya ber oh ria mendengar jawaban Vanessa.
Bram langsung duduk dan makan dengan lahap karena perutnya sudah sangat lapar.
"Mas kamu jadi kan, mau beli mobil, kan kamu sendiri bilang setelah kita menikah kamu beli mobil.
Bram terhenyak seketika membuatnya terbatuk mendengar ucapannya.
"Sayang kamu pelan-pelan dong makannya, ini minum dulu."Vanessa menyodorkan segelas air putih lalu segera Bram teguk hingga tandas separuhnya.
Memang Bram pernah bilang padanya akan membeli mobil. Setelah mereka menikah Tapi waktu saldo di rekeningnya masih gendut, sekarang jangankan untuk beli mobil, untuk membeli sepeda motor saja uangnya sudah tidak cukup. Bram hanya terdiam belum menanggapi ucapan Vanessa.
"Mas kok diam sih, kapan kita beli mobil? nada suara terdengar sedikit merengek.
"Iya, nanti Mas beli Sayang." jawab Bram sambil menyendok makanan dan memasukkan ke mulutnya.
"Terima kasih Mas, tapi nanti atas nama aku ya." sahutnya wajahnya terlihat berseri seperti gadis kecil yang hendak diberikan mainan. Menggemaskan.
Tapi Bram sendiri bingung, dari mana Bram cari uang segitu untuk membeli mobil. Apa Bram ambil kredit aja? tapi nanti untuk cicilan setiap bulan Bagaimana hati Bram bingung.
Bram hanya mengangguk menanggapi permintaan istri mudanya.
"Besok Bram harus pulang ke rumah Luna, mencoba bicara baik-baik semoga Luna sudah sedikit mereda marahnya.
Setelah makan malam Bram menonton TV. Vanessa ia biarkan sendiri di kamar yang sedang berselancar di media sosialnya.
Kring ....
Kring ....
Kring ....
Suara deringan ponsel milik Bram terdengar jelas di telinganya. Tertulis nama Luna di layar membuat kening Bram mengerut.
"Nah benar kan, kemarahan Luna pasti sudah mereda. Buktinya ini dia menghubungiku. karena sudah dua hari ini aku tidak pulang ke rumah. Pasti Luna akan memohon dan memintaku untuk pulang, hatinya tersenyum bangga.
Bram segera menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya agar sambungan telepon sebenarnya tersambung kepada Luna.
"Halo lun, ada apa?" tanya Bram
"Mas, Khairul sakit. Dari kemarin tubuhnya panas sekali dan dia terus memanggil-manggil kamu. Apa kamu bisa pulang sebentar untuk menemui Khairul?"
Degh
Bram terhenyak mendengar ucapan Luna dari seberang sana. Ternyata dia menghubunginya, bukan karena yang seperti yang ia pikirkan tadi. Melainkan Khairul anaknya sakit.
"Kamu sudah bawa ke dokter?" tanya Bram penuh selidik.
"Sudah, tapi panasnya belum juga turun. Sore tadi sempat turun. Tapi sekarang naik lagi."
Terdengar jelas dari suaranya, Luna sedang dilanda kekhawatiran. Bram sempat terdiam beberapa saat.
"Bisakah kamu pulang sebentar? aku tidak mengharap apapun selain demi Khairul. Dia terus panggil-panggil nama kamu." ucapnya lagi.
"Siapa Mas?" tanya Vanessa yang tiba-tiba keluar kamar karena mendengar Bram sedang angkat telepon
Bram hanya mengangguk dan menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya.
"Baik, Mas akan pulang sekarang." jawab Bram. Kemudian Bram memutuskan sambungan telepon selulernya.
"Ada apa mas, Siapa yang sakit? Vanessa kembali bertanya saat bangkit
"Luna, aku harus pulang ke rumah Luna. karena Khairul sakit." jelas Bram
"Apa?
" Terus kamu percaya Mas? bisa aja Kan, itu cuman alasan Mbak Luna supaya kamu tidur di rumahnya." serunya dengan nada suaranya sedikit meninggi membuat Bram berbalik menghadapnya.
"Vanessa, Khairul itu anakku, darah dagingku. Aku cemas jika mendengar dia sakit dan aku yakin Luna tidak sedang berbohong." tukas Bram
Bram raih kunci mobil dan melenggang keluar. Terlihat Vanessa menghentakkan kakinya dan membuat wajahnya cemberut.
"Aku pergi dulu sayang, Aku janji tak akan berlama-lama di sana. Minimal sampai Khairul Bram saat di depan pintu. Namun, Vanessa tak menanggapi dan semakin mencebik
Bram meninggalkan Vanessa, karena Bram begitu cemas saat mendengar Khairul sakit. Bagaimanapun juga, Khairul darah dagingnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN