Pria di kursi roda itu suami si pemilik tubuhku ini? Tapi kenapa pria itu menatap benci pada tubuh ini?
"Kau keluar penjara dengan selamat, tapi di rumah ini siksaan sebenarnya sudah menunggu mu! Kau mendorongku sampai aku lumpuh, kini giliranmu merasakan neraka di rumah ini!"
Sial! Gue mati di tangan tunangan dan sahabat gue sendiri, kini Roh gue malah kesasar masuk ke tubuh wanita yang dibenci suaminya sendiri!
Apa ada hal yang lebih mengenaskan lagi?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Berkedok Bisnis Legal, Fania Hillang!
Pesta di Kediaman Mr Helbey terkesan meriah tapi private, hanya tamu-tamu terpilih yang ada disana. Mereka datang dari berbagai pelosok Benua Eropa dan Amerika. Seperti Negara Austria, Belgia, Jerman, Monako, Perancis, Belanda, Swiss, Bahama, Dominika dan Barbados bahkan banyak lagi Negara lainnya. Sekitar 200 tamu yang hadir malam itu.
Eric masuk ke dalam pesta dengan penyamaran Tuan Velmot yang sedang sakit, Tuan Velmot sudah menandatangani perjanjian rahasia dengan para petinggi organisasi agen rahasia.
Ketiga anggota-nya bersiap diluar kediaman bersiap di posisi masing-masing, Ia belum memasukkan lagi Erren ke dalam misi kali ini. Di pesta kali ini, sang mafia yang dipanggil Big Wolf dikabarkan akan datang. Identitas sang Bos Mafia besar sudah ditunggu-tungu oleh Eric beserta jajaran para petinggi. Belum diketahui siapa nama sebenarnya juga darimana asal Negara sang Bos Mafia.
Eric menggoyangkan minuman di gelasnya, diantara para tamu pria banyak juga para wanita yang mendampingi mereka. Entah itu istri si para tamu atau hanya sekadar wanita pendamping. Pesta ini diadakan dengan berkedok memperkenalkan bisnis mereka yang legal, sengaja menutupi kegiatan ilegal mereka. Semua para penjahat berkumpul, tapi paling ia incar adalah kejahatan penjualan organ-organ manusia terutama penculikan anak-anak untuk diambil organ-organ tubuh mereka.
Tiba-tiba mata Eric membelalak terkejut, didepan sana terhalang oleh beberapa orang tamu Amber berdiri dengan gaun cantiknya. Hari ini dia membawa Agnes menjalankan misi karena ini adalah misi penting dan hanya tinggal tersisa sedikit anggota, tak disangka ia malah mendapati Amber disini.
"Capt, kamu melihat istrimu? Kami baru saja melihatnya masuk bersama adik Anda, Nona Fania." Suara Harris terdengar dari earphone.
"Ada apa ini? Kenapa mereka datang ke pesta ini? Tadi siang sebelum mematikan ponselku, istriku bilang Fania hanya mengajaknya makan siang." Eric berbisik.
"Kami tidak tau, Capt." Balas Agnes.
"Sial! Tetap siaga, misi ini sangat penting. Tapi Istriku dan adikku juga penting, prioritaskan mereka apapun yang terjadi."
"Siap, Capt!" Jawab ketiga anggota-nya.
Eric melihat Amber dan Fania sedang berbincang dengan wanita pendamping Tuan Baden dari Jerman, bisnis legal Tuan Baden memang bergerak dalam bidang perhiasan.
Degh!
Eric terpaku, mata Amber dari kejauhan menatapnya. Eric seketika berbalik, menyelusup diantara para tamu lain. Dari sudut matanya ia melihat Amber mengikutinya, Sial kau Amber! Kenapa kau terlalu sensitif!
"Capt, masuk ke ruangan kedua dari arah kirimu, ruangan itu kosong." Robbin yang memegang kendali Cctv yang diretasnya bicara dalam sambungan earphone.
Dengan langkah cepat Eric masuk ke dalam ruangan yang disebut Robbin, membuka pintu dan menutupnya.
Telinganya mendengar suara langkah kaki di koridor luar menuju ruangan tempat dia sembunyi.
"Eric, apakah itu kamu?"
Kenop pintu bergerak-gerak, jantung Eric seketika mencelos.
"Nyonya, sedang apa disini?" diluar pintu suara seseorang sepertinya berbicara pada Amber.
"Maaf, tadi saya merasa melihat orang yang saya kenal datang ke arah sini."
"Begitu, tapi ruangan-ruangan disini dilarang untuk dimasuki. Silahkan kembali ke tempat pesta."
"Baiklah."
Tak... Tak... Tak...
Suara ketukan high heels menjauh dari ruangan yang ia masuki, Eric seketika bernafas lega.
"Nyonya sudah kembali ke ruangan pesta, Capt." Lapor Robbin.
"Oke, dimengerti." Eric membuka pintu dan kembali ke dalam ruangan pesta menjauh dari pandangan Amber.
Amber menautkan kedua alisnya, tadi sekilas ia seperti mengenali seseorang seperti Eric tapi wajahnya penuh dengan rambut seperti janggut di sekitar wajahnya. "Apa bukan dia?" bingungnya.
Wanita itu menggeleng, ia berjalan diantara para tamu mencari keberadaan Fania tapi setelah berputar ke seluruh ruangan ia tak bisa menemukan adik iparnya itu.
"Capt, sepertinya Nyonya Katlin sedang mencari seseorang. Dia berputar-putar di dalam ruangan. Dan Capt, sekitar 2 menit tadi aku kehilangan kendali peretasku, layar Cctv padam selama 2 menit itu."
Sejak tadi Eric memang mengikuti Amber, ia juga merasa aneh Amber berjalan kesana kemari seperti mencari seseorang. Fania!
"Cari keberadaan adikku Fania! Cepat!"
Dengan keahliannya Robbin mencari di setiap Cctv di seluruh Kediaman pesta, tapi nihil keberadaan Fania tidak terdeteksi.
"Capt, tidak ditemukan keberadaan Nona Fania. Sepertinya seseorang membawanya."
"Sial! Semua berpencar, cari juga diluar area sekitar 2 km. Aku disini yang akan melindungi istriku!"
"Siap, Capt!"
suka suka penulisnya lah