Medicinal Spirit

Su Luxie dan pria kepala kepolisian itu pun mulai keluar dari dalam ruangan.

Sreet... suara derit pintu yang terdengar cukup keras.

"!"

Langkah kaki Su Luxie terhenti tat kala melihat sekumpulan manusia yang begitu familiar dimatanya.

Su Taipong, Su Miaomiao dan bahkan Su An'yang dan Su Tiao berada disana. Mereka menunggu Su Luxie dengan wajah yang gusar.

"Su Luxie!" Panggil Su Taipong, dengan cepat menarik tangan Su Luxie sehingga tubuh ramping nya itu terhuyung kedepan.

"!"

"Apa yang.." Kata Su Taipong terhenti disaat pria kepala kepolisian itu menarik tangannya

"Apa yang ingin kau lakukan?!" Katanya bertanya dengan suara dingin yang menusuk. Mata nya memicing sehingga mampu untuk mengintimidasi manusia seperti Su Taipong.

Repleks Su Taipong melepas cengkraman tangannya itu dan mulai tersadar jika sebenarnya masih terdapat pria kepala kepolisian dikediaman nya.

"Ti, tidak. Aku, aku hanya ingin berbicara dengan keponakan ku." Ujarnya tersenyum canggung dan bersikap sopan dihadapan pria kepala kepolisian tersebut.

"Pria ini sangat licik. Tunggu pembalasan dendam ku, setelah ini apakah kau yakin kau masih bisa untuk tertawa?!" Benak Su Luxie, memandang Su Taipong penuh dendam kesumat.

Pria kepala kepolisian itu memandang Su Taipong dengan tajam, dan kemudian mengalihkan pandangan kepada Su Luxie.

"Nona Su, aku pergi dulu. Terima kasih karena mau berbicara bersama ku." Ujar pria kepala kepolisian itu dengan berpamitan kepada Su Luxie alih-alih berpamitan dengan Su Taipong, sebagai kepala keluarga Su

"Tidak masalah, aku.." Belum sempat Su Luxie melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba Su Taipong datang dan menggeser Su Luxie dari tempat nya agar dia bisa dekat dengan pria kepala kepolisian itu.

"!"

"?!"

Dirinya memandang Su Luxie dengan sinis. Su Luxie hanya bisa pasrah sambil melihat Su Taipong dengan sinis.

"Terkutuk lah kau, Su Taipong!" Benak Su Luxie mulai kesal sehingga dirinya hampir melepaskan mana beracun miliknya kepada Su Taipong.

"Untuk apa kau berpamitan dengan dirinya, ayo biar aku pandu dirimu. Aku dapat diandalkan dari pada seorang gadis kecil itu." Ujarnya terkekeh dan bersikap sok akrab dengan pria kepala kepolisian tersebut.

Melihat tingkah kekanak-kanakan, Su Taipong, pria kepala kepolisian itu hanya bisa melihat dengan dingin dan kemudian pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Ah.. tunggu aku kepala kepolisian, aku akan memandu mu." Pekik Su Taipong memanggil pria kepala kepolisian itu dan kemudian menyusul dengan tidak tahu malu.

Su Luxie bahkan dibuat bergeleng-geleng karenanya.

"Aku benar-benar kesal. Aku ingin menghabisi pria itu! Huft... sabar Su Casa! Kau harus bersabar!" Su Luxie membenak dengan memurus dadanya.

"Hei! Apa yang kau katakan pada kepala kepolisian itu?! Kau tidak berkata macam-macam, kan?" Tanya Su Miaomiao sedikit menyentak kepada Su Luxie.

"Adik ipar, apa yang kau katakan?!" tegur Su An'yang mendekat kepada Su Luxie dan melindungi Su Luxie dibelakang tubuhnya.

"Kau tidak bisa berbicara dengan kasar pada putri ku! Kalian lah yang menyebabkan kekacauan ini! Kalian menjodohkan putriku tanpa seijin diriku, lalu kau ingin kami bertanggung jawab, begitu?!" Tutur Su An'yang dengan sangat keras, membentak kepada Su Miaomiao.

"Kau.. oh jadi kau mulai menyalahkan kami?! Kami hanya ingin masa depan yang baik bagi Su Luxie. Kalian malah menyalahkan kami karena niat baik kami, hah?!"

"Kalian bisa makan karena rasa belas kasihan dari kami, kalian bisa hidup sekarang karena kami yang telah menafkahi kalian! Dasar tidak tahu balas budi, sialan!" Pekik Su Miaomiao begitu kesal dan bahkan menunjuk-nunjuk Su Luxie, Su Tiao dan Su An'yang.

"!"

Su An'yang diam seribu bahasa. Dia juga menyadari jika dirinya telah hidup dibawah belas kasih keluarga utama. Dia bahkan tidak memiliki niat untuk menjawab sekarang ini.

"Heh," Su Miaomiao tesenyum dengan sinis "Kau mungkin memiliki nama yang sama seperti kami, tapi kau tidak akan pernah bisa menjadi seperti kami! Rakyat rendahan tetaplah rakyat rendahan! Kembalilah ketempat para rakyat rendahan berada!" Lanjutnya dengan kata-kata yang menusuk hati bagai sebilah pedang yang tajam.

Mata Su Luxie membesar, begitu juga Su Tiao yang mendengar kata-kata menyakitkan itu.

"!"

"Bibik, apa kau sudah selesai bicaranya?" Tanya Su Luxie dengan pandangan tajam dan ekspresi tidak ramah

"?!"

"Ibu ayo kita pergi. Kakak, ayo! Jangan berlama-lama berada disini, atau tidak kita akan terkena mata jahat." Ujar Su Luxie mengajak kakak dan ibunya untuk pergi dari sana.

"Apa?! Berkata apa kau barusan?!" Su Miaomiao kesal, dirinya bahkan ingin maju dan mengejar Su Luxie. Namun...

BRUKK... Su Miaomiao terjatuh berlutut dengan memutahkan semangkuk darah dari mulutnya.

UHUK... UHUK...UHUK

"Ti, tidak.. apa yang terjadi?" Lirih nya memandang Su Luxie yang sudah mulai menjauh. Dan kemudian perlahan-lahan pandangannya menjadi buram dan tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah dibajunya.

Dari kejauhan Su Luxie menoleh kebelakang, melihat kepada Su Miaomiao yang sudah tidak sadarkan diri.

Tergores sebuah senyuman sinis dibibirnya, dan kemudian dirinya kembali melihat kearah depan.

"Matilah, bajingan!" Benak Su Luxie dengan hati yang sangat lega dan juga puas melihat wanita penyihir itu sudah bersimbah darah dan tidak sadarkan diri.

.

.

.

"Bagaimana para prajurit bisa menerobos kemari! Huh aku sangat takut, kaki ku pun bahkan sangat gemetar." Ucap seorang pelayan bermonolog. Dirinya berjalan seorang diri hendak menuju kearah taman yang berdekatan dengan sebuah gudang.

Dirinya terus melangkah dengan membawa sebuah nampan ditangannya.

"Huhh pekerjaan ku..." ucapnya terpotong

"!"

Mata pelayan itu membesar dan kemudian sebuah nampan yang dipegang nya itu mulai terlepas dari pegangannya..

PRANKK... suara nampan itu terdengar dengan kuat.

"KYAAAAAAAA, NYONA!"

...****************...

Beralih pada Su Luxie yang kini sudah berada didalam kamarnya. Disana terdapat Merlyn yang sedang mempersiapkan semua berkas-berkas yang akan dikerjakan oleh Su Luxie.

Sementara Su Luxie, dirinya sedang melamun dengan ekspresi wajah tidak senang.

"ck!" Decaknya sebal.

Dia selalu saja terbayang pada kata-kata Su Miaomiao tadi. Suasana hatinya benar-benar buruk saat itu.

Merlyn melirik kepada Su Luxie. Dia pasti sangat memahami kondisi hati Su Luxie saat ini.

Dengan menghela napas panjang dia mulai mendekati Su Luxie dengan membawa satu buku ditangannya.

"Nona." Panggil Merlyn.

Su Luxie menoleh, dia melihat Merlyn cukup lama seolah mengatakan 'apa' pada Merlyn.

"Aku sudah mendapatkan apa yang kau pinta. Semuanya ada disini." Kata Merlyn, menunjukkan buku itu pada Su Luxie sehingga ekspresi wajah Su Luxie mendadak berubah menjadi bersemangat.

"Benarkah?" Ucapnya mengambil buku itu dan kemudian mulai membacanya.

Selembar demi lembar telah dibuka olehnya, wajahnya pun terlihat begitu sumringah dan bersemangat.

TUPM.. dirinya menutup buku dengan keras.

"Kirim ini pada kaisar." Suruhnya sambil memberikan buku itu kepada Merlyn.

Merlyn mengambil buku itu kembali, "Baik, nona." Ujar Merlyn mengangguk dan kemudian pergi dari sana dengan mengenakan sebuah topi dengan kain yang melingkar ditopi itu.

Sungguh, Merlyn terlihat seperti orang asing saat hampir seluruh badannya dilindungi oleh kain terawang tersebut.

"Aku menunggu kehancuran kalian. Bersabarlah, dan nantikan." Benak Su Luxie tersenyum sinis

^^^To be Continued_^^^