NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:591
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 1

POV. Amara Putri Wijaya

Namaku Amara, gadis belia yang menurut setiap orang adalah gadis yang cantik, outih, manis dan sempurna. Sayangnya tinggi badanku, tidak setinggi anganku. Aku sedikit pendek di banding saudara kembarku.

Aku baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas, namun aku tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena ekonomi keluargaku pas pasan. Bukan orang tuaku lepas untuk biaya sekolah, hanya saja aku tidak mau membebani mereka lebih berat lagi. Terlebih pula, kondisi ayahku yang sudah mulai tua, karena ayahku menikah diusia cukup matang, dan itu pun melalui perjodohan.

Aku terlahir bersamaan dengan saudara priaku, alias aku memiliki kembaran, Amar Putra wijaya, Amar aku biasa memanggilnya.

Seperti keluarga lainnya aku sering bertengkar dengan Amar sejak masih kecil, atau bahkan mungkin sejak dalam kandungan kami sudah sering bergaduh dan tidak rukun.

Seperti saat ini, Amar begitu marah ketika masuk rumah, ia melihat diriku di kamarku yang sedikit terbuka, karena memang posisi kamarnya bersebelahan dengan kamarku.

Sehingga dia bisa melihatku sedang bercermin dengan menempelkan salah satu gaun di tubuhku, yang menurutku sangat indah tapi tidak bagi Amar.

"Apa ini?" kata Amar sambil menarik gaun yang aku coba. Sebuah gaun pendek sebatas lutut tanpa lengan dengan warna hitam.

Tentu saja aku yang sedang melihat kecermin menjadi terkejut, dan ikut emosi karena intonasi suara Amar seolah sedang menghakimi atau dengan suara keras.

Pertengkaran kembali terjadi, maki makian Amar terucap begitu saja, ketika melihat gaun yang sedang aku pegang.

"Kamu itu anak penjaga apartemen, mana cocok dengan gaun gaun pesta. Karena kamu tidak akan pernah ikut dalam pesta." kata Amar memperingati Amara.

"Seharusnya kamu bercermin, dan melihat siapa dirimu. Jangan menganggap dirimu adalah prices Rebbeca yang selalu ikut ke pesta ayahnya." lanjut Amar membuat Amara begitu tersinggung dengan kata kata saudara kembarnya.

"Apa perdulimu!! Pergi .... Pergi....!!!" kata Amara sembari mendorong tubuh Amar keluar dari kamarnya. Hal itu sangat membuat hatiku sakit, walau sebenarnya itu adalah kenyataan, tapi aku tidak bisa terima. Aku bisa ikut pesta seperti Rebbeca suatu saat nanti.

Setelah berhasil mengusir Amar, Amara pun mengunci pintu kamarnya, ia menangis sembari menjatuhkan semua pakaian yang di bawa oleh ibunya dari apartemen lantai atas, menjadi berserakan di lantai kamarnya.

Bukan karena Ibuku orang kaya, tapi pekerjaan Ibu adalah jasa pembersih rumah. Beliau bisa memegang tiga atau empat rumah dalam sehari. Itulah sebabnya, aku sering mendapat baju, sepatu, tas bekas namun dengan kwalitas berkelas.

Walaupun kami tinggal di apartemen, itu hanya terlihat dari luar saja. Karena pada kenyataannya, ayahku adalah penjaga sebuah apartemen saja, seperti yang kami tempati saat ini.

Kami menempati bagian bawah lantai dasar, sebuah rumah yang kecil berbeda dengan apartemen di lantai atas yang di sewakan begitu mewah. Di tempat kami hanya ada tiga kamar sempit, sebenarnya hanya dua kamar, hanya saja ayahku merubah menjadi tiga sehingga menjadi lebih sempit lagi, bahkan hanya muat satu ranjang kecil dan satu lemari saja.

Ruang tamu yang sempit karena harus berbagi dengan dapur, dan yang terakhir ruang kamar mandi. Beruntungnya kami, walaupun rumah ini sempit, sang pemilik apartemen masih mengasih fasilitas sebuah ac, sehingga kami tidak terlalu kepanasan.

Kami sering tinggal berdua saja di dalam rumah kesehariannya, karena Ibu pergi bekerja dan ayah sering berada di luar, memastikan ruang ruang apartemen berikut penghuninya dalam keadaan baik dan nyaman. Bahkan ayah yang bertanggung jawab mengambil sampah sampah penghuni apartemen, setiap pagi dan memberikan pada dinas kebersihan di bawah.

Bisa di bilang aku anak rumah, yang tidak pernah tahu tentang dunia luar seperi apa, apa yang dilakukan anak remaja seumuran ku di luar sana. Karena pekerjaanku sehari hari hanya belajar, sekolah dan di rumah, sehingga aku selalu menjadi juara umum, bahkan ketika kelulusan pun aku menduduki peringkat pertama.

Tapi tidak dengan Amar, otaknya hanya pas pasan, sehingga ia lulus pun sudah lumayan.

Ayahku tipe orang yang diam, ia hanya berbicara jika ada keperluan, dan jangan tanya ketika ia marah, bahkan sorot matanya yang tajam, bisa untuk menguliti tubuh kami. Apa yang menjadi ucapannya, itu adalah keputusan, karena beliau sangat tegas dalam mengambil langkah, tidak seorang oun berani menetangnya.

Berbeda dengan ayahku, Ibuku lebih banyak bicara. Ia akan memarahi kami jika kami bertengkar atau membuat masalah, namun Ibu sangat menyayangi kami, dan akan menutupi kesalahan kami di depan ayah, ketika kami melakukan salah.

Walaupun pekerjaan terlalu banyak di siang hari, kami tidak pernah melewatkan sarapan dan makan malam bersama. Kami selalu menunggu satu sama lain agar bisa makan bersama.

Sebenarnya aku merasa bahagia dengan keluargaku yang sangat menyayangiku, hanya saja aku kadang iri dengan kehidupan Rebbeca.

Rebbeca adalah anak salah satu penghuni apartemen di lantai atas, ia memiliki ibu tiri yang tidak ia sukai. Sedangkan ayahnya sibuk bekerja, bahkan sampai berbulan bulan di luar negeri. Namun orang tua Rebbeca sangat kaya, apapun bisa ia miliki.

Walau pun ibu tiri, Rebbeca sering di belikan baju baju bagus oleh ibu tirinya, terlebih ketika ibu tirinya pergi menyusul ayahnya keluar negeri, atau sekedar jalan jalan dengan suaminya, ia akan di belikan fashion baru, bahkan baju itu bermerk terkenal dan sudah pasti mahal.

Sayangnya, entah karena Rebbeca benci dengan ibu tirinya, atau memang benar tidak menyukai modelnya, Rebbeca sering memberikan baju baju baru itu padaku. Dan Bu Maria hanya diam saja ketika mengetahui, karena ia tidak mau ribut dengan anak tirinya. Apapun yang di lakukan Rebbeca, Bu Maria lebih suka diam.

Seperti saat ini, Baju baju yang di bawa ibuku adalah sebagian masih baru, baju itu baru di beli Bu Maria dari perancis, sayangnya Rebbeca tidak mau mencoba dan langsung memberikan pada ibuku.

Sejak smp Rebbeca sudah tinggal di apartemen ini, sehingga ia lebih sering berteman dengan kami yang memang satu umuran. Bahkan Ayah Rebbeca memasukan kami di sekolah yang sama dengan anaknya, agar anaknya merasa nyaman.

Lambat laun pertemanan kami semakin dekat, dan kami sering menghabiskan waktu bertiga, dengan Amar, walau seringnya Amar sangat menyebalkan bagiku.

Siang ini karena Ibu mengetahui aku habis bertengkar dengan Amar, dan menangis di kamar, akhirnya mengajakku ikut ke tempat Rebbeca, walau aku sering iri, namun kami berteman baik, karena aku sering mengalah untuknya.

Aku yang memang baru saja lulus tidak ada kegiatan, memilih mengikuti saran ibu untuk bertemu Rebbbeca.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!