Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Warisan Khodam
Malam berganti terang, mentari mulai menampakkan binar cahayanya. Ayam berkokok saling bersahut-sahutan, Terdengar sayup-sayup adzan subuh berkumandang. Meski langit masih terlihat gelap namun aktifitas kembali dimulai.
Dendy terus terjaga ditemani Key yang baru saja menjadi Istri sahnya.
"Aku ngantuk banget," ujar Dendy
"Habis subuhan nanti kamu tidur aja," sahut Key
"Udah aman kan sayang?"
"Gak tahu juga sih, kata Mbah buyut sampe pagi. Ya kita mau percaya mau enggak ya gimana ya, lebih baik ya turuti aja," sahut Key
"Yaudah subuhan dulu yuk," ajak Dendy yang terus mengusap.
Mereka pun beranjak dari ranjang, mandi besar dan kemudian melaksanakan ibadah. Saat Dendy menjadi imam shalat, dia terus mendengar suara Lastri menangis.
Dendy memejamkan mata dan fokus pada kalimat bacaannya.
Gangguan setan
Selesai ibadah, Key membantu ibunya memasak untuk menyiapkan sarapan. Porsi yang mereka masak semakin banyak karena bertambahnya anggota baru di keluarga tersebut.
Dendy tidak bisa tidur, dia juga tidak enak dengan keluarga Key jika harus tidur selepas subuh. Pria itu pun merokok di depan teras sambil memberi makan ayam-ayam ternak di halaman rumahnya.
"Enak ya Den suasananya, masih asri," ujar Ibunya Dendy
"Dirumah kontrakan Dendy lebih asri Mah,"
"Hilih tempatmu itu masih hutan kayaknya, serem," sahut Mamanya
Dendy hanya menjawab dengan kekehan
"Tadi malam gimana? Lancar gak?" tanya Mama Dendy
"Woh ya jelas lancar, sayangnya ga Dendy videoin,"
"Semprul," sahut Mamanya Dendy sambil melemparkan sendal ke kakinya Dendy.
Mereka pun makan pagi setelah Key selesai menyiapkan makannya. Mereka sarapan di ruang tamu denga. menggelar tikar, karena ruang makannya yang kecil.
"Bu, bangunin Mbah Warso," titah Ayahnya Key
Dan si Ibu pun memanggil Mbahnya itu. Tak berapa lama teriakan menggelegar.
"Mbah!!!!! Hiks... Pak.... Pak'e...!" ucap Ibunya Key seraya menangis.
"Ono opo to Bue?" tanya Ayahnya Key
(Ada apa sih Bu?)
"Mbah meninggal Pak!" pekiknya berdiri di depan kamar Mbah Warso
Innalilahi wa innailaihi rojiun, ucap semua orang yang berada di tempat makan dan mereka semua beranjak dari duduknya menghampiri kamar Mbah Warso
Key terkejut dia masih tercengang dan tidak bisa mengeluarkan air mata, bukan karena sedih melainkan masih belum percaya.
Lantas ia teringat saat pukul tiga malam itu, ketika Key hendak ke meja makan mengambil air minum untuk suaminya. Mbah Warso yang duduk diruang tengah memanggilnya. Dan mengatakan hal aneh
"Nduk, jaga keluarga mu, yang rukun ya sama suami mu dan dia akan menjaga kamu mulai dari sekarang," ucap Mbah Warso
"Ya Mbah, pasti. Maksudnya dia siapa Mbah?" tanya Key tak mengerti.
Mbah Warso hanya membelai rambut Key sambil tersenyum lalu meletakkan jempolnya di kening. Sambil mulutnya berkomat-kamit.
"Pejamkan matamu Nduk," perintah Mbah Warso
Key menurut saja, kemudian Mbah Warso meraupkan telapak tangannya ke Wajah Key.
"Sudah, sekarang buka matamu. Setelah ini jangan kaget kalau kamu akan melihat makhluk lain selain manusia," ujar Mbah Warso lalu ia beranjak dari duduknya menuju kamar.
Pantas saja saat shalat tadi Key mendengar seseorang menangis, hal yang sama di dengar oleh Dendy. Tetapi Key mengacuhkannya.
Hal terakhir yang diterima Key adalah Mbah Warso memberikan Khodamnya pada Key, membuka mata batin cicitnya itu. Setelah itu Mbah Warso meninggal untuk selamanya.
Ketika Mbah Warso di angkat untuk dimandikan, Key menatapnya kemudian ia pun mulai menangis. Baru menyadari jika Mbah Warso telah tiada.
Semua yang hidup akan kembali pada Sang Pencipta.
.
.
.
Beberapa Minggu di Yogyakarta setelah pernikahan dadakan yang disertai duka karena salah satu keluarganya meninggal. Key, Dendy dan kedua orang tua Dendy kembali ke Jakarta.
"Cie pengantin baru," ledek kawan-kawan Dendy saat mereka kembali bekerja.
"Resepsinya menyusul ya," ucap Key
"Kalian dipanggil bos tuh," sahut Agus
Dan keduanya menemui Kepala Direktur perusahaan itu
"Selamat ya untuk pernikahan kalian," sahut Pak Aksara Bos Direktur perusahaan
"Terimakasih pak," jawab keduanya
Sementara pak Aksara berbicara, Key terus menunduk. Sesungguhnya bisa takut melihat pak Aksara karena ada anak kecil yang duduk di pangkuannya.
Key belum bercerita dengan Dendy soal penglihatan barunya. Dia menjadi tidak fokus, entah apa yang Pak Aksara sampaikan.
"Key..." tanya Pak Bos
"Sayang," Dendy menyenggol lengan Key.
"Eh....i-iya kenapa pak?" tanya Key
"Kamu ini kok gak dengarin saya ya?" Pak Aksara sedikit marah
"Pak....Itu siapa anak kecil yang bapak pangku," Key langsung to the poin.
Dalam seketika raut wajah pak Aksara merah padam. Terlihat jelas ada yang disembunyikan dari pak Aksara.