Saat di dunia nyata mereka saling membenci, tetapi di dunia maya mereka saling menyukai. Mungkinkah cinta akan bersemi dengan subur di hati keduanya?
Shelomita Praditya harus merasakan ditalak setelah akad karena fitnah dari laki-laki yang menyebalkan dalam hidupnya,. Sampai akhirnya dia dipaksa menikah dengan laki-laki itu-itu.
Sementara Jupiter Kiandra tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menggagalkan pernikahan gadis yang paling dibencinya. Dia menyetujui usulan para orang tua untuk menikahi Shelo karena sudah banyak rencana di otaknya untuk mengerjai gadis itu.
Bagaimana pernikahan mereka akan berjalan, sementara hanya ada kebencian di hati keduanya?
Mungkinkah cinta akan hadir seiring berjalannya waktu kebersamaan mereka?
Jangan lewatkan kekonyolan mereka dengan mengikuti terus kisahnya!
Follow Ig @Thatya0316
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Dia Istriku
Babak hubungan baru dalam pernikahan Shelo dan Juki sudah dimulai. Atas desakan Juki, kini Shelo tidur satu kamar dengan suaminya. Shelo juga tidak ingin jika nanti durhaka karena menolak keinginan Juki. Meskipun belum ada cinta untuk suaminya, dia berusaha menerima takdirnya dengan lapang dada.
"Shelo, kalau masih sakit tidak usah kerja dulu," ucap Juki saat dia sedang bersiap untuk pergi ke kantor.
"Tidak apa. Salep yang semalam kamu berikan cukup manjur, sekarang sudah tidak perih lagi," ucap Shelo.
Juki hanya tersenyum mendengar penuturan istrinya. Dia jadi tidak sabar menunggu datang datangnya malam. Waktu di mana dia bisa terbebas dari pekerjaannya dan dapat menikmati hal baru yang selalu mengganggu pikirannya.
"Syukurlah kalau sudah baikan. Kita sarapan di kafetaria saja. Kamu gak masak, kan?"
"Enggak! Kamu kan tahu kalau aku bangun kesiangan."
"Iya, kita terlalu pulas tidur sampai-sampai kesiangan bersama."
Setelah keduanya sudah merapikan penampilannya, mereka pun langsung menuju ke kafetaria yang ada di lantai bawah apartemen. Karena memang di sana buka jam enam pagi untuk menyiapkan sarapan penghuni apartemen yang tidak sempat ataupun malas masak.
Mereka langsung memesan makanan yang ingin dinikmatinya. Tanpa keduanya sadari, Beno dan istrinya juga sedang sarapan di sana. Juki sangat terkejut, saat dia membalikkan badan, ternyata Beno ada di belakangnya.
"Astaga Beno, kamu ngagetin aja!" seru Juki.
"Kamu makan dengan siapa? Apa itu pacarmu?" tanya Beno langsung menginterogasi.
"Bukan! Dia istriku. Sudahlah aku mau makan dulu," ucap Juki langsung berlalu pergi meninggalkan sahabatnya.
Beno yang masih penasaran dengan sosok Shelo yang terlihat cuek saat dia mengobrol dengan Juki, laki-laki itupun langsung mengikuti sahabatnya dan mengajak istrinya agar berpindah tempat duduk hingga satu meja dengan Juki dan Shelo.
"Hai, aku sahabatnya Juki, Beno. Ini istriku Kamila," sapa Beno langsung memperkenalkan diri.
"Aku Shelo, salam kenal ya Mas, Mbak!" Shelo tersenyum dengan menganggukkan kepalanya sedikit pada pasangan yang duduk di depannya.
"Hai Mbak Shelo, aku Kamila. Sudah lama kalian menikah? Kenapa Mas Jupiter tidak mengundang kita, ya Mas Beno?" tanya Kamila istrinya Beno yang memnag akrab dengan Jupiter.
"Sudah lumayan lama, Mbak. Kami menikah di kampung," jawab Shelo asal.
"Oh, Mbak Shelo orang kampung. Tapi kho gak kelihatan kampungan. Apalagi wajah Mbak Shelo cantik sekali dan tidak membosankan sangat berbeda dengan adiknya Bos Regan. Meskipun cantik tapi menurut aku wajahnya membosankan," cerocos Kamila.
"Hush! Kamu jangan bicara seperti itu!" tegur Beno. "Maaf ya Mbak Shelo, istri aku suka lupa bawa saringan, jadinya kalau ngomong kadang lupa ngerem."
"Tidak apa, Mas. Maaf, sepertinya aku berangkat duluan soalnya ada upacara bendera," pamit Shelo.
"Ayo, aku antar! Ben, duluan ya!" pamit Juki langsung bangun dari duduknya. Dia menyuruh Shelo agar menunggunya di lobby, sementara dia mengambil mobil di basemen. Tidak berapa lama kemudian, mereka pun berangkat menuju ke sekolah tempat Shelo mengajar.
"Juki, bukannya sarapan kamu belum habis, kenapa ikutin aku?" tanya Shelo saat keduanya sudah berada di mobil.
"Mau gimana lagi, istriku malah pergi duluan. Aku kan gak tega kalau dia berangkat sendiri, nanti malah dijewer lagi sama Mama. Kadang aku gak ngerti sama Mama, selalu saja belain kamu. Mau kamu itu salah, apalagi benar. Pasti aku yang salah di mata dia."
Shelo hanya mengangkat bahunya tidak peduli, karena memang benar apa yang dikatakan oleh laki-laki itu, mertuanya selalu membela dia sedari mereka masih kecil. Juki sudah seperti anak tiri bagi Mama Lintang.
Tidak berapa lama kemudian, mobil yang Juki bawa sudah sampai di depan gerbang sekolah. Namun, Shelo meminta agar laki-laki itu menurunkannya agak jauh dari gerbang. Shelo khawatir rekan guru kan melihat dia turun dari mobil Juki.
"Shelo!" panggil Juki saat wanita cantik itu akan keluar dari mobil suaminya.
"Kenapa?"
"Apa kamu lupa belum salim sama suami kamu?"
"Iya maaf!" Shelo pun langsung mengambil punggung tangan Juki dan menciumnya.
Dia segera keluar dari mobil suaminya dan langsung mempercepat langkahnya, saat dari jauh melihat mobil Renata masuk ke dalam gerbang sekolah. Meskipun dia sudah sepakat dengan Juki untuk memperbaiki hubungan mereka dan meminta Juki menyelesaikan urusannya dengan Renata. Akan tetapi, Shelo antara siap dan tidak menghadapi Renata saat gadis itu tahu kalau laki-laki yang selalu dia banggakan ternyata suami orang.
"Bu Shelo, terburu-buru sekali. Ayo kalau mau bareng ke depan!" ajak Pak Tito saat sudah menaikkan kaca helmnya.
"Tidak usah, Pak. Terima kasih. Aku sekalian olahraga, karena dua hari kemarin tidak kemana-mana." Shelo tersenyum pada rekan kerjanya.
"Kalau begitu, duluan ya!" pamit Pak Tito.
"Iya, silakan Pak!"
Shelo menghela napas dalam saat melihat Renata sudah masuk ke ruang guru. Dia tidak mau kalau sampai gadis itu merasa dikhianati saat melihatnya bersama dengan Juki.
Kenapa aku merasa bersalah begini sama Rena. Dia begitu membanggakan Juki, tapi ternyata laki-laki itu sudah memiliki istri. Aku merasa jadi pelakor karena sudah merebut laki-laki yang dicintai Rena, batin Shelo.
Dia terus saja berjalan dengan langkah lunglai menuju ke ruang guru. Saat sampai di sana, terlihat Renata sedang membagikan oleh-oleh dari pulau Dewata. Gadis itu langsung menyambut kedatangan Shelo saat melihat Kakak tingkatnya memasuki ruang guru.
"Kak Shelo. Aku sangat bahagia sekali. Kak Jupiter mencium aku. Dia romantis sekali Kak. Di depan api unggun, di depan teman-temannya dia berani mencium aku." Curhat Renata dengan wajah yang berbinar. "Dia juga memberikan gelang ini sebagai tanda pengikat cinta kami"
Renata langsung menunjukkan gelang emas putih yang dipakainya dengan inisial ** sebagai bandulnya. Shelo hanya tersenyum tipis mendengar dan melihat apa yang Renata tunjukkan padanya. Dia menjadi sangsi dengan keseriusan Juki untuk memperbaiki hubungan mereka.
"Gelangnya bagus Rena. Selamat ya, kamu sudah mendapatkan kebahagiaan kamu," ucap Shelo.
"Makasih Kak Shelo. Semoga Kakak juga selalu bahagia dengan suami Kakak ya dan cepat diberi momongan. Tapi, kalau suami kakak macam-macam, mending Kak Shelo sama Kak Regan saja. Aku senang sekali kalau Kak Shelo jadi ipar aku," ucap Renata dengan memeluk Shelo.
"Shelo, Kakak mau bersiap dulu ya!" ujar Shelo langsung mengalihkan pembicaraan.
"Oh, iya. Ini oleh-oleh untuk Kakak." Renata pun memberikan sebuah paper bag kepada Shelo. Gadis itu memang sengaja membedakan hadiah untuk Shelo.
"Terima kasih, Rena." Shelo tersenyum manis seraya mengambil paper bag yang diberikan oleh adik tingkatnya itu, meskipun sebenarnya dia merasa tidak enak hati.
Apa yang harus aku lakukan, rasanya tidak mungkin aku mengecewakan dia. Tapi lebih tidak mungkin lagi, aku mengecewakan Ayah, Ibu, Mama dan Papa. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukunganya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....
...Terima kasih....
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖