Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 Perang Dingin Suami Istri
Mas Dani tak lagi berbicara seperti biasa dengan ku semenjak mengetahui bahwa mantan pacar ku bertanya tentang kabar diri ku. Suami ku itu benar-benar berubah seolah-olah menunjukkan bahwa ia sangat marah. Merasa paling tersakiti padahal ia tahu sendiri bahwa mantan ku lah yang mencari tahu,bukan aku. Lucu memang. Berkali-kali ia yang menyakiti tanpa perasaan dan sering menganggap enteng setelah membuat masalah serta tak pernah merasa bersalah,kini justru sangat teraniaya hanya dengan senggolan kecil dari masa lalu ku yang sama sekali tak pantas ia risaukan.
Bukan hanya jarang berbicara,kini Mas Dani jarang pulang ke rumah. Dari status WhatsApp yang diunggah Mbak inem salah satu ART mertua ku,aku tahu bahwa suami ku itu sedang berada di rumah orang tuanya. Dan di sana ku lihat,ia sedang duduk dengan salah satu ART lain bernama Nila. ART paling muda dan paling friendly menurutku. Dan hampir semua pria diajak bicara secara akrab olehnya,tak perduli itu majikannya atau orang yang seharusnya ia segani.
Aku membiarkan Mas Dani dengan apa yang ia lakukan. Meskipun sebenarnya aku sangat kesal karena ia membiarkan ku mengurus kakaknya di rumah. Aku sudah seperti bertukar suami. Entah apa sebenarnya yang diinginkan oleh suami ku itu sehingga tak kuatir meninggalkan istrinya dengan seorang pria di rumah,sekalipun itu kakaknya sendiri. Setidaknya ia merasa tak enak hati tapi hal ini tak membuatnya berpikir.
Saat sedang menyuapkan makanan pada putri ku Kinara,tiba-tiba sebuah panggilan dari kontak bernama mama mertua tertera di handpone ku. Rupanya ibu Mas Dani menghubungi ku. Tumben. Ada apa sebenarnya. Namun tak menunggu lama,aku pun menerima panggilan tersebut.
"Key,besok ada acara di rumah. Nanti di jemput sama Dani. Jam sembilan. Nggak boleh nggak datang." Tanpa sapaan salam dari ibu mertua,sebuah perintah langsung dilontarkan.
"Baik Bu." Jawab ku dengan patuh. Ternyata mama mertua ku itu sedikit pun tak merasa kasihan ketika putranya tak pulang ke rumah istrinya. Ia justru terdengar biasa seperti tak tahu apa-apa. Sungguh miris mendapatkan ibu mertua yang tak bisa membantu untuk mendidik anaknya.
Panggilan telpon dari mama mertua telah selesai. Aku kembali menyuapkan makanan pada Kinara hingga selesai. Dan malam ini ternyata ipar ku tak pulang ke rumah. Pria itu sejak sore sudah keluar rumah. Sepertinya sudah pulang ke rumah orang tuanya karena besok akan ada acara keluarga sesuai dengan apa yang di katakan oleh mama mertua tadinya.
Akhirnya karena takut seorang diri di rumah aku memilih untuk tidur di rumah Bibi Zahra. Wanita itu menyambut aku dan Kinara penuh rasa bahagia karena mendapatkan teman. Berbagai cemilan ia keluarkan dan beberapa permainan ia berikan pada Kinara. Putri ku sangat senang. Seolah mendapatkan kasih sayang dari seorang nenek,ia sangat manja pada Bibi Zahra.
Tuhan memang sangat adil. Di saat mama mertua ku tak lagi perduli pada Kinara sebagai cucunya,ada Bibi Zahra yang menggantikan posisinya. Putri ku di sayangi dan dimanjakan dengan sepenuh hati oleh wanita tua itu.
Dan malam ini pun,aku dan Kinara tidur di rumah Bibi Zahra yang nyaman dan hangat. Putri ku terlihat sangat pulas hingga pagi hari.
...----------------...
Pagi-pagi sekali aku terbangun dan membiarkan putri ku Kinara tidur di rumah Bibi Zahra sambil diriku pergi ke rumah untuk menyiapkan sarapan. Aku harus bisa menyiapkan segala keperluan Kinara sebelum pukul sembilan karena Mas Dani akan segera datang menjemput.
Hampir pukul sembilan,akhirnya sebuah motor terlihat memasuki area pekarangan rumah. Ternyata sepupu Mas Dani. Mas janti. Bisa ku tebak berarti suami ku itu tak ingin menjemput ku dan menyuruh sepupunya.
"Key,sudah siap ?" Tanya Janti saat melihat ku muncul di depan pintu.
"Udah Mas. Ayok berangkat." Ajak ku sambil menggendong Kinara dan menutup pintu.
"Kinara sini aku gendong key." Ucap Janti dan langsung mengambil Kinara dari gendongan ku. Putri ku tak protes dan tampak senang diambil oleh pamannya.
Akhirnya setelah pintu selesai ditutup aku dan Kinara dibonceng oleh Janti menuju rumah mertua. Hanya beberapa menit saja,kami pun tiba.
Di rumah mertua,ternyata tak banyak orang di sana. Aku hanya melihat suami ku dan sedang duduk berdekatan dengan Nia sambil bercerita. Tak tahu apa yang mereka perbincangkan sehingga sangat gembira. Nia yang menyadari kedatangan ku langsung bangun dan menghindar. Sedangkan Mas Dani tetap cuek seolah-olah tak melihat kedatangan ku.
Meskipun merasa sakit hati dengan perlakuan suami ku,aku tetap bersikap biasa dan mulai masuk ke dalam rumah serta berbaur dengan ART lainnya yang sedang memasak. Sedangkan Kinara langsung diambil oleh mama mertua.
Sibuk memasak bersama beberapa ART,namun tanpa sengaja mata ku menangkap pemandangan tak jauh dari ruang tengah,di mana suami sedang asik bercerita bersama Nia ART muda di rumah mertua ku. Dan lagi-lagi wanita itu langsung pergi meninggalkan Mas Dani saat melihat ku menatap kedekatan mereka. Suami ku tetap berusaha bersikap biasa meskipun sebenarnya sedikit takut dengan ku.
Tak ingin terlalu risau memikirkan suami ku bersama wanita lain,aku kembali masuk ke dapur untuk membantu ART lainnya. Dan di sana tiba-tiba saja Mbok inem berbicara dengan ku.
"Neng,nggak marah kalau si Nia terus deketin Den Dani ?"
"Emang kenapa Mbok. Emangnya apa saja yang mereka lakukan selama Mas Dani tak pulang ?" Tanya ku ingin tahu. Sejenak wanita tua itu memandangi temannya dan kemudian langsung anggukkan kepala oleh temannya tersebut. Sepertinya mereka sedang berunding apakah harus bercerita pada ku atau tidak.
"Gini loh Neng,Mbok sama yang lain selalu melihat Nia selalu berdekatan dengan Den Dani. Bukannya ingin membuat mu marah. Tapi menurut mbok sebaiknya ditegur suaminya atau si Nia agar bisa menjaga kesopanan. Itu loh majikannya sekaligus suami orang . Nggak baik ia sebagai wanita muda bertingkah seperti itu. Dan juga,si Nia itu selalu mengikuti ke mana saja Den Dani pergi. Pernah sekali aku dapati mereka sedang bercerita hingga pukul sebelas malam. Padahal semua udah pada tidur." Cerita mbok inem panjang lebar. Dan semuanya ku simak dengan cermat tanpa melewatkan satupun.
"Apakah mama mertua tahu ?" Tanya ku ingin tahu.
"Tahu Neng. Entah kenapa nggak di tegur. Aku juga merasa aneh loh." Timpal Tantri yang akhirnya sudah tak tahan untuk nimbrung.
Kali ini hati ku kembali merasakan sakit. Ternyata bukan hanya suami ku yang jahat. Mama mertua ku pun tak memiliki hati. Semoga saja suatu saat ia tak mengalami hal seperti apa yang aku alami saat ini akibat perbuatan putranya.
"Biarkan saja Mbok. Suami ku memang seperti itu. Seleranya rendah. Kemarin sama mantannya,sekarang sama si Nia." Balas ku dengan senyum remeh menghiasi wajah ku.
"Yang sabar ya Neng,mbok doakan suatu saat kamu menjadi orang yang sukses." Ucap Mbok inem sambil mengelus lembut punggungku.
"Amin,makasih atas doanya mbok." Ucap ku dan percakapan kami pun terhenti karena ibu mertua ku tiba-tiba datang membawa Kinara. Sepertinya putri ku itu ingin kembali pada ku. Karena langsung berlari ke dalam dekapan ku.