Amezza adalah seorang pelukis muda yang terkenal. Karakternya yang pendiam, membuatnya ia menjadi sosok gadis yang sangat sulit ditaklukan oleh pria manapun. Sampai datanglah seorang pria tampan, yang Dnegan caranya membuat Amezza jatuh cinta padanya. Amezza tak tahu, kalau pria itu penuh misteri, yang menyimpan dendam dan luka dari masa lalu yang tak selesai. Akankah Amezza terluka ataukah justru dia yang akan melukai pria itu? Inilah misteri cinta Amezza. Yang penuh intrik, air mata tapi juga sarat akan makna arti cinta dan pengampunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyataan Perasaan
Tatapan mereka bertemu setelah ciuman itu berhenti. Amezza merasakan seluruh tubuhnya bergetar.
"Kenapa?" tanya Evradt saat melihat Amezza yang menatapnya tanpa berkedip.
"Mengapa kamu mencium aku?" tanya Amezza.
"Hanya di pipi Amezza. Itu kan sebagai ciuman persahabatan."
"Jadi itu hanya ciuman persahabatan? Nggak ada maksud lain kan?"
Evradt secara berani langsung menarik Amezza mendekat tubuhnya. "Kamu ingin ciuman yang lebih dari arti sahabat?" tanyanya dengan suara yang parau. Sejak kemarin Evradt memang sudah ingin mencium bibir Amezza.
"Ha?" Amezza jadi ambigu.
Evradt menunduk dan langsung mencium bibir Amezza. Menyesapnya perlahan, menggoda dengan gigitan kecil sampai Amezza membuka mulutnya.
Ciuman itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya pikiran sehat Amezza menyadarkan dia untuk mengakhiri ciuman itu. "Jangan, Ev."
"Why?" tanya Evradt tanpa memangkas jarak diantara mereka. Ibu jarinya menyentuh bibir Amezza yang baru saja diciumnya.
"Kamu punya kekasih. Aku tak mau dianggap sebagai perempuan perebut pacar orang."
"Kamu tidak merebut aku dari siapapun namun akulah yang ingin merebut kamu dari lelaki yang sekarang ini dekat denganmu."
Amezza memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi. "Kalau begitu, kita tak boleh bertemu lagi." ujar Amezza lalu melangkah namun Evradt menghadang langkahnya.
"Ada apa lagi, Ev?" tanya Amezza.
Evradt langsung memeluk Amezza. Lelaki itu merasa kalau dia tertarik pada Amezza. "Amezza, aku pikir kalau aku sudah jatuh cinta padamu." kata Evradt. Ia semakin mengeratkan pelukannya.
"Ev, kamu punya kekasih."
Evradt Melepaskan pelukannya. Ia mengeluarkan ponselnya dari kantong celana. "Berikan nomor ponselmu."
"Untuk apa?"
Evradt langsung mengambil ponsel Amezza dan membuka kodenya.
"Bagaimana kamu bisa tahu kodenya?"
"Aku melihatnya kemarin." Evradt langsung menghubungi nomornya sendiri. Lalu ia menyerahkan ponsel Amezza kembali.
Amezza kembali akan pergi namun Evradt menahan tangannya. "Aku memang punya kekasih tapi bagiku kamu melebihi kekasihku."
Amezza tersenyum. Jujur saja hatinya bergetar mendengar perkataan Evradt. Namun Amezza tak mau terlena. Ia memegang pipi Evradt lalu segera pergi. Lelaki itu jadi kesal. Entah mengapa ia ingin Amezza ada bersamanya.
Saat Amezza melangkah menuju ke kamarnya, ia melihat ada seorang gadis yang sedang duduk di taman. Dia adalah Kimberly Kim. Seorang pemain piano yang terkenal. Anak dari Edward Kim. Amezza pernah membaca suatu artikel yang menyatakan kalau gadis ini dulunya adalah pacar Erland Thomson namun hubungan mereka tak direstui (boleh baca di novel song in my Life bagian akhirnya).
Amezza mengenal Kimberly karena gadis itu pernah bermain di sebuah acara kerajaan dan Amezza diundang karena sang pangeran sangat menyukai lukisan.
"Kimberly?" Amezza mencoba menyapa.
Kimberly mengangkat wajahnya. Ia menatap Amezza. Wajahnya tersenyum tipis. Namun Amezza dapat melihat bahwa mata gadis itu agak sembab.
"Hi....! Amezza Gomez?" tanyanya sedikit ragu.
"Yes. Aku senang ketemu kamu di sini. Ada konser ?"
Kimberly mengangguk. "Iya. Konser dengan beberapa musisi untuk pengumpulan dana bagi korban perang. Mereka memilih Bali karena negara ini paling aman dan netral."
"Baguslah. Kapan konsernya?"
"3 hari lagi."
"Semoga sukses ya?" ujar Amezza lalu segera pamit untuk pergi. Ia tak mau menganggu Kimberly yang nampaknya sedang ingin sendiri. Namun baru beberapa langkah, Kimberly memanggilnya.
"Amezza .....!"
Amezza menoleh. "Ada apa?"
Kimberly berdiri dari tempatnya duduk. Ia melangkah perlahan mendekati Amezza. "Apakah.....apakah benar berita yang aku dengar? Kamu....kamu.....sedang dekat dengan Erland?" tanya Kimberly dengan tatapan malu dan ragu untuk bertanya.
"Iya. Kami memang dekat."
"Kalian pacaran?"
"Kami....."
"Amezza.....!" Panggilan itu membuat Amezza dan Kimberly sama-sama menoleh ke arah suara itu. Nampak Erland mendekati mereka dengan gayanya yang sangat menarik. Erland memang sutradara muda yang sangat memperhatikan penampilannya.
"Sayang, papa dan mama sudah menunggu kita untuk makan malam." ujar Erland lalu segera meraih tangan Amezza. Kimberly nampak terkejut melihat Erland yang seakan tak mengenalnya.
"Baiklah. Tapi....." Amezza nampak bingung karena Erland sama sekali tak menyapa Kimberly.
"Ayo kita pergi!" Erland segera menarik tangan Amezza sambil melangkah. Kimberly nampak sedih. Ia tertunduk dengan air mata yang tiba-tiba saja mengalir di pipinya.
"Ada apa? Kenapa kamu sepertinya tidak mengenal Kimberly?" tanya Amezza.
"Siapa Kimberly? Aku sama sekali tak mengenalnya."
Amezza menahan tangan Erland. "Erland..., kamu amnesia juga? Bukankah kalian dulu pernah dekat?"
"Memang. Tapi aku dibiarkannya berjuang sendiri. Dia sama sekali tak pernah percaya kalau aku sungguh-sungguh dengan perasaanku. Dia memilih pergi disaat aku sudah begitu yakin dengan perasaanku padanya. Makanya aku memilih menjadi amnesia dari pada harus terluka."
Amezza tak menyangka kalau Erland punya luka di masa lalu. Ia langsung memeluk Erland dan mengusap punggung kokoh cowok itu. "Jangan sedih."
Tepat di saat itu Evradt yang sedang mencari Amezza melihat adegan itu. Tak jauh dari tempat Evradt berdiri, nampak Kimberly yang juga sedang menatap ke arah Erland dan Amezza yang saling berpelukan.
Ada tatapan terluka dari Evradt melihat adegan itu. Tak lama kemudian, Erland dan Amezza kembali melangkah sambil terus bergandengan tangan.
************
Sepanjang malam Evradt tak bisa memejamkan matanya. Apa yang dia lihat tadi membuatnya jadi tak nyaman. Ia akui kalau dirinya cemburu. Namun, mengapa juga ia harus cemburu. Bukankah sejak awal dia sudah tahu kalau Amezza sedang dekat dengan Erland?
Lelaki tampan itu tak mengerti mengapa ia bisa jatuh cinta secepat ini pada Amezza (berbanding terbalik di pertemuan pertama mereka dimana Amezza yang langsung jatuh cinta pada Evradt).
Karena tak bisa tidur, Evradt memilih keluar dari kamar. Ia melangkah sampai berhenti di depan kamar Amezza. Ia kemudian mendekat dan mengetuk pintu kamar itu secara perlahan. Agak lama ia mengetuk sampai akhirnya pintu terbuka. Amezza nampak baru bangun. "Ada apa?"
Evradt tak tahu harus bicara apa. Ia tiba-tiba memeluk Amezza dengan erat. Membuat gadis itu terkejut.
"Evradt..., ada apa?" tanya Amezza.
Evradt melepaskan pelukannya. Menatap Amezza yang nampaknya masih mengantuk. "Ijinkan aku memiliki hatimu, Ame." ujarnya lalu segera pergi.
Amezza terpaku di depan pintu kamarnya. Apa yang dikatakan Evradt sungguh membuatnya terguncang.
Gadis itu kembali masuk ke kamarnya. Ia duduk di atas ranjang sambil memeluk lututnya. Ia bingung dengan perasaannya saat ini. Ia bahagia saat bersama Erland dengan status hubungan mereka yang tak jelas. Erland tahu bagaimana membuatnya tertawa, memberinya semangat ia kehilangan ide saat mau melukis. Walaupun kadang jarak mereka begitu jauh karena satu di Spanyol dan satunya lagi ada di London, Erland selalu dekat dengannya. Tiada hari tanpa ada Videocall. Erland selalu hadir tiap dirinya ulang tahun, ada acara thanks giving, bahkan saat Amezza sedang bersedih.
Dan kini, ia mengenal Evradt. Lelaki yang baru saja dikenalnya. Namun pesona lelaki itu cukup mengalihkan perhatian Amezza dari Erland. Ia tak tahu bagaimana bisa Evradt yang katanya sudah punya kekasih itu kini menyatakan keinginannya untuk bersama Amezza. Gadis itu menjadi pusing sendiri.
**********
Hari ini Amezza merasa sakit kepala. Ia tahu kalau kecelakaan 3 tahun yang lalu membuat ia harus menjalani operasi di bagian kepalanya. Rambutnya di cukur sampai ia habis dan baru sekarang bisa panjang lagi. Menurut dokter ada pendarahan di otak kecilnya.
Sudah beberapa hari ini Amezza sebenarnya sering merasakan sakit kepala. Namun pagi ini rasanya cukup sakit.
Erland sudah datang membawakan obat dan sarapan untuknya. Lelaki itu sebenarnya tak mau pergi namun Amezza menyakinkan lelaki itu kalau dirinya baik-baik saja. Erland harus mengambil beberapa video untuk promosi film terbaru mereka.
Setelah sarapan dan meminum obatnya, Amezza tidur sebentar dan ia terbangun karena mimpi aneh. Ia menikah dengan Evradt. Dan saat bangun, kepala gadis itu justru bertambah sakit.
Ia kemudian bangun dan mencoba memikirkan mimpi aneh yang dialaminya. Mengapa sampai aku memimpikan itu?
Amezza memutuskan untuk keluar kamar. Mungkin Dnegan berjalan-jalan ke pantai, pikirannya akan merasa tenang dan sakit kepalanya akan hilang.
Setelah mengganti pakaiannya, Amezza pun keluar dari kamar. Ia melangkah ke arah pantai. Untungnya siang ini sedang mendung sehingga sinar matahari tak akan membuat sakit kepalanya menjadi bertambah.
Saat ia sudah duduk di salah satu kursi lantai, seorang perempuan tiba-tiba mendekatinya.
"Nyonya Amezza Gomez?"
Amezza menatap lelaki di depannya. "Siapa ya ?"
"Saya Bianca. Pelayanan di rumah keluarga Floquet. Apa nyonya lupa?"
"Kenapa saya bisa mengenal kamu?"
Bianca terkejut. "Astaga, apakah kecelakaan itu telah membuat Nyonya mengalami amnesia seperti yang dialami oleh tuan Evradt?"
"Apa?"
**************
Ayo.....
Akankah Amezza ingat ?
Maaf ya baru up. Aku sedang tugas di luar kota. Baru pulang jadi baru punya waktu untuk menulis.
harus nya Vania SDR insyaf jgn jht Mulu dong
zaa...bingung...ev.... bingung....er.... bingung.....jadi bingung kan....cinta mo di bawa kmna.....😄🤭
atau layak di pakai Mak.....🤔🤔🤔