Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu kamar
tiga hari pasca acara pernikahan kini Dara sudah kembali ke Jakarta, dengan menyandang status sebagai istri kedua Emran, tidak ada yang tau kecuali Mega, karna wanita itu ikut terlibat di dalam nya,
''Bu Mega kenapa baju saya semua di pindah kan,'' tanya Dara heran
''kamar anda tidak lagi disini nona, tapi di atas bersama tuan Emran,'' Dara kaget gadis itu pikir dia lebih nyaman tinggal di kamar bawah
Bagaimana dia hendak melangkah ada rasa mengganjal di dada Andara, selain canggung Nasita juga tak sekamar dengan suami nya, bahkan mereka memilih tidur di tempat berbeda,
Lalu Dara! orang asing yang baru datang sudah mau sekamar dengan Emran, meski itu sah sah saja,
''Kalau boleh aku ingin tidur di kamar ini saja, toh nyonya Nasita juga tak sekamar dengan tuan Emran,'' ucap nya menolak untuk pindah rasa nya tak adil untuk Nasita
''Ini perintah nyonya Nasita anda harus pindah ke kamar tuan Emran,'' tegas Mega wanita itu juga merubah panggilan nya
''Tidak Bu aku ingin tetap disini saja,'' kekeh Dara yang tidak mau pindah aoa lagi sekamar dengan Emran dua malam tidur sekamar sudah menjadi patokan bahwa Dara tidak bisa sekamar dengan suami nya, l
Dua malam saat di kampung, Emran sibuk dengan ponsel nya Dara sibuk dengan pikiran nya, tidak ada yang bersuara tidak ada yang memulai,
''Kamar ini sudah ada yang akan menempati nya,'' Dara menatap Mega penuh tanya
''Siapa,'' tanya Dara ingin tau
''perawat nyonya yang baru,'' tegas Mega memberi tau
''Jadi tugas ku merawat nyonya juga di ganti,'' tanya Dara tidak mengerti
''Tugas anda sekarang jauh lebih berat nona Dara, karna anda harus Melani tuan Emran sebagai istri, kalian kan sudah menikah bukan begitu nona Andara,'' Dara diam tak lagi melempar tanya di saat Mega mengingat kan tentang pernikahan gadis itu melengos membuang muka,
Dara melangkah kan kaki nya naik ke atas menuju kamar Nasita, dia ingin bertanya dan melayangkan protes nya dengan wanita itu, belum juga Dara mengetuk pintu, Emran lebih dulu membuka pintu pria itu hendak keluar
''Tuan,'' sapa Dara seperti biasa menunduk kan kepala Emran dengan wajah datar tak terbaca menatap
''Kamu nanti tidur di makar ku,'' ucap nya dengan suara datar
Perlahan Dara menarik nafas, ''saya tidak tau tuan,'' jawab nya jujur memang Dara tidak mengerti
Emran tak lagi melempar tanya, karna menurut nya percuma gadis itu juga sama tidak tau nya, Emran berlalu dari hadapan dara tanpa kata, sedang Dara melangkah kan kaki nya memasuki kamar Nasita
''Dara! masuk lah, sini temani mbak minum teh,'' ucap Nasita terdengar begitu manis, siapa menyangka kalau Dara adalah madu nya, ''Duduk lah Dara ada apa,'' tanya Nasita seakan tau gundah di hati madu nya
''kenapa saya harus pindah kamar,'' tanya Dara, tak lantas duduk seperti yang Nasita perintah kan
''kenapa memang nya, kan memang kalian suami istri, lalu masalah nya dimana,'' Dara menarik nafas
''Duduk lah Dara! Kamu gak capek berdiri terus,'' ucap Nasita lagi menyodorkan kan teh yang baru saja di tiang nya,
''Apa saya tidak bisa tetap tinggal di kamar bawah mbak,'' ucap Dara melayang kan protes nya
Nasita meletak kan cangkir teh uang baru di sesap nya, ''kamu dan Emran sudah menikah Dara, masak iya suami istri tidur di kamar berbeda,''
''Lalu mbak Nasita bagaimana, bukan kah mbak dan tuan Emran juga suami istri kenapa tidur terpisah,'' ucap Dara
Nasita kembali menyesap teh nya, ''Aku tidak perlu menjawab pertanyaan mu itu Andara, bukan kan aku pernah berkata pada mu,'' ucap Nasita terlihat santai kenyataan nya Nasita pernah membahas hal itu dengan Dara
Dara diam dengan pikiran nya, Nasita wanita itu memperhatikan Dara, Nasita tau Dara sedang gundah gulana
''kalau kalian tidak sekamar kapan dekat nya,'' kata yang sama Nasita ucap kan saat Emran juga melayangkan protes nya sebelum Dara datang,
''ingat pesan ibu mu Dara? Menikah bukan untuk satu hari atau satu bulan, tentang komitmen sebuah hubungan juga tentang rasa percaya dan kesetiaan,'' mengatakan tentang kesetiaan nyata nya Nasita sudah lebih dulu melanggar aturan rumah tangga nya dengan Emran
Nasita menghela nafas nya panjang, biar lah itu akan menjadi rahasia diri nya, yang terpenting sekarang terlihat baik di mata Andara
''Bangun lah kedeketan mu dengan Emran lebih dulu, setelah itu kamu akan mengerti tentang sebuah hubungan dalam pernikahan, kalau mau pisah kamar kapan kalian akan menjalin hubungan lebih dekat,'' Nasita menarik nafas, diam sesaat sebelum lanjut bicara.
''Dara mulai sekarang kamu harus membiasakan diri, ada Emran sebagai suami mu, ada orang baru di hidup mu, karna itu kalian harus tinggal sekamar,''
''tapi mbak, kalau hanya aku yang berusaha dekat sedang tuan tidak bagaimana,'' ucap Dara melihat sikap Emran yang tidak mau memulai obrolan lebih dulu, terkesan cuek Dara malu untuk memulai semua nya,
''Ya kamu harus berusaha, Emran orang nya baik penyayang, hanya saja dia banyak sekali masalah di kantor, karna itu sikap nya lebih dingin, maka dari itu kamu harus memberikan perhatian mu, contoh siap kan baju kerja nya, air mandi nya, sarapan nya, kalau perlu kamu juga bisa pergi ke kantor anterin makan siang, jangan lupa selalu kirim pesan Ingan kan dia untuk makan jangan terlalu keras bekerja,'' panjang lebar Nasita bicara, Dara hanya diam, Nasita tersenyum lembut menatap dara yang hanya diam dengan pikiran nya,
''Lelaki akan tersentuh dengan itu semua Dara, nanti aku juga akan membantu mu jangan kuatir,''
''Aku tidak yakin bisa,'' cicit Andara
''di coba dulu ya, karna itu kalian harus sekamar,'' ucap Nasita lagi wanita itu tersenyum dengan lembut melihat Dara hanya diam tampak pasrah
''mega sudah semua nya,'' tanya Nasita tak kala Mega datang, tanpa mengetuk pintu kamar karna pintu itu memang terbuka lebar
''Sudah semua nyonya? baju nona Dara sudah di pindah kan ke kamar tuan Emran,'' ucap Mega melapor kan pada Nasita, Andara yang mendengar itu menghela nafas nya panjang,
rasanya jantung nya berpacu lebih kencang sendi sendi di tubuh nya terasa lemas, ini baru mendengar semua baju nya di pindah kan, belum sekamar berdua dalam satu ruangan, jelas Dara bisa sesak nafas nanti,