Remaja Bar-bar menikah dengan ustadz dingin? Bagaimana bisa!😱
Berawal dari hukuman yang mengharuskan Naura, seorang remaja nakal dan bertindak semaunya melanjutkan sekolah ke Pesantren.
Tapi siapa sangka jika sosok naura dapat menaklukkan hati ustadz fahri, ustadz yang dinginnya bagaikan kutub utara.
Tapi perjalanan mendapatkan hati ustadz dingin itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak rintangan yang harus dilalui naura, mulai dari dia yang belum menyukai pria itu dan hanya menjadikannya sebagai taruhan dari rivalnya saja, hingga pernikahan tersembunyi yang menimbulkan berbagai konflik...
Bagaimana perjalanan naura menjadikan ustadz dingin itu menjadi lebih hangat? Dan mampukah naura terus memikat hati ustadz dingin itu?
Langsung aja yuk ikuti kisahnya...
Jangan lupa Like+ Komen+ Bintang nya ya ✨💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnama.estys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. MHUD
.
.
Saat ini mereka semua telah selesai melaksanakan sholat Maghrib, tetapi sampai saat ini mereka semua belum menemukan keberadaan gadis itu. Hingga mereka memutuskan untuk berpencar agar lebih menghemat waktu, berhubung hanya tersisa setengah jam waktu untuk mencari.
....
"Fajar, tunggu..." ujar ustadz fahri. "Hati-hati... dan ingat sebelum jam tujuh kamu sudah harus berada di luar museum, seperti kata penjaga tadi" lanjut ustadz fahri dan hanya dibalas dengan anggukan kecil.
Mengingat kata yang diucapkan oleh penjaga museum tadi, bahwa museum ini akan tertutup otomatis setelah Maghrib sekitar pukul 19.00 wib. Jadi siapapun yang berada di dalam akan tertutup sehingga harus menunggu keesokan paginya agar dapat keluar.
.
.
Mereka semua kini telah berpencar. Terlihat ustadz fahri menuju kearah timur sedangkan gus fajar menuju kearah Utara.
"Naura...kamu dimana?" lirih gus fajar khawatir sambil terus berjalan
....
Sementara ditempat yang berbeda disebuah lorong ustadz fahri juga terus mencari keberadaan gadis itu.
"Naura??..." sambil berteriak berharap gadis itu mendengar
"Naura kamu dimana??" teriak ustadz fahri kembali
Sampai akhirnya ustadz fahri melihat sebuah kertas bertuliskan 'Dilarang masuk sedang ada perbaikan' terpampang jelas di pintu itu. Dia pun mendekati tempat itu...
"Naura kamu di dalam?" teriaknya kembali sambil mengetuk pintu itu tetapi tidak ada jawaban apapun.
Merasa bahwa tempat itu memang tidak ada siapapun kini ustadz fahri beranjak pergi.
"Uhukk...uhukk" terdengar suara batuk dari dalam ruangan itu untung saja pria itu masih dapat mendengar nya.
"Naura apakah itu kamu?" tanya Ustadz fahri tetapi belum ada jawaban.
"Hiksss... tolong..." lirih seseorang dari arah dalam tempat itu lagi.
"Naura itu kamu?" teriak ustadz fahri saat yakin jika ada suara seseorang didalam sana. Merasa bahwa itu benar suara seseorang ustadz fahri kini berniat membuka pintu ruangan itu.
"Menjauh dari pintu Naura, saya akan mendobrak pintu ini" tegas Ustadz fahri
Bughhhh ...
Bughhhh ...
Bughhhh ....
Beberapa kali ustadz fahri mencoba mendobrak pintu itu... Sayangnya, imajinasi dalam film-film tak sesuai realita, hingga sekitar tujuh kali gebrakan keras menggunakan tubuhnya, Dan...
Brakkkk
Akhirnya pintu kini berhasil terbuka....mata pria itu langsung tertuju pada sesosok gadis yang tengah meringkuk di sudut ruangan.
"Naura??" pastikan ustadz fahri. "U- ustadz..." lirih gadis itu yang ternyata benar Naura. Tetapi setelah mengucapkan itu detik selanjutnya Naura pingsan tak sadarkan diri.
.
.
Di halaman depan para ustadz sudah berkumpul karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 18.50, sekitar sepuluh menit lagi pintu museum itu akan tertutup otomatis
"Lana, Ustadz fahri dan Gus fajar kenapa belum kembali?" tanya ustadz Hanif
"Ana juga kurang tau tadz, terakhir kali ana liat mereka saat kita kumpul tadi" jawab ustadz maulana
Tak lama dari itu seseorang terlihat keluar dari arah pintu menunju ke arah mereka.
"Assalamualaikum ustadz" sapa lelaki itu ternyata gus fajar
"Wa'alaikumussalam Gus, Alhamdulillah akhirnya Gus kembali..." "Tapi...dimana ustadz fahri?" lanjut Ustadz Maulana
"Mas fahri?...dia belum kembali?" sambil melihat ke arah belakang.
"Ana kira malah ustadz bersama gus" balas ustadz maulana
"Sudah jam 18.55 sekarang" ucap ustadz Iqbal sambil melihat arlojinya.
Setelah mendengar penuturan ustadz Iqbal kini terlihat Gus fajar berbalik kebelakang.
"Gus fajar..." Panggil ustadz hanif dengan menahan tangan lelaki itu karena hendak bergegas meninggalkan tempat mereka. "Gus mau kemana?" sambungnya
"Saya mau ke dalam Ustadz, naura belum ditemukan, dan saat ini mas fahri juga entah dimana sekarang" sahut gus fajar
"Jangan gus, kita tunggu sebentar lagi...masih ada sisa lima menit sebelum pintu tertutup" ucap ustadz hanif.
"Kita tidak bisa berdiam disini... sekarang ada dua orang yang belum ketemu dan sebentar lagi pintu museum tertutup" sahut gus fajar
"Mana mungkin aku bisa tenang sekarang, saat cewe bar-bar itu belum berhasil ditemukan, ck... apalagi sampai sekarang mas fahri juga belum kembali" "Lebih baik kami bertiga di dalam sana dari pada hanya mereka berdua" pikir gus fajar
Kurasa lelaki itu sekarang sedang merasa khawatir. Ahh tapi lebih tepatnya khawatir bercampur rasa cemburu. Khawatir akan keadaan kedua orang yang belum kembali sampai sekarang, serta cemburu jika kedua orang itu akhirnya kembali tetapi dengan keadaan bertemu, alias mereka sekarang bersama.
Sekarang lelaki itu melangkah kan kakinya menuju ke dalam kembali.
Titttt ...titttttt
Krekkkk...krekkk
Terdengar suara peringatan dan diikuti geseran pintu museum itu...
Sayangnya kini pintu itu telah tertutup, padahal sekitar 3 langkah lagi lelaki itu dapat meraih pintu tersebut
"Ck...hufffh" umpat kasar lelaki itu sambil melayang kan dengan bebas tinjunya ke udara
"Gus... tenang lah, ustadz fahri pasti baik-baik saja disana" jelas ustadz maulana sambil menepuk pundak lelaki itu
"Iya benar kata ustadz lana, sekarang lebih baik kita pulang saja, besok kita kembali lagi ke tempat ini" ucap ustadz hanif
"Ya, besok kita kembali ke sini lagi untuk melanjutkan pencarian" tambah ustadz Iqbal
Kini mereka semua akhirnya melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Begitupun dengan Gus fajar, lelaki itu memilih mengalah setelah sejak tadi bergelut dengan hati dan pikirannya.
sabar... sabar.. y ustad
kpn nih malam pertama buat mereka.hehe