"Sulit adalah kita, tapi kisah cinta ini hanya ada kita, aku dan kamu tanpa ada mereka."
-----------
Ketika melanjutkan jenjang pendidikan ke sebuah Universitas, Cheryl terpaksa mengikuti keinginan orang tuanya untuk tinggal di rumah Tantenya Diandra dan Gavin, suaminya. Awalnya Cheryl menolak karena sejak dulu dia sudah tertarik dengan Gavin yang di matanya terlihat sebagai sosok yang dewasa. Namun, karena paksaan dari keluarga, akhirnya Cheryl setuju untuk tinggal di rumah Diandra.
Gavin yang sejak dulu selalu menganggap Cheryl sebagai gadis kecil yang lucu, kini harus mengubah pola pikirnya saat melihat Cheryl yang kini tinggal bersamanya sebagai sosok yang dewasa. Kesibukan Diandra sebagai seorang model yang sering meninggalkan Gavin dan Cheryl dalam satu rumah semakin membuat keduanya semakin dekat, hingga suatu malam saat Diandra sedang menghadiri gelaran Paris Fashion Week, hubungan satu malam pun terjadi diantara Gavin dan Cheryl yang menjadi awal dari hubungan gelap me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Weny Hida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen Alex
Diandra turun dari mobil dengan menggunakan kacamata, syal, serta masker yang biasa dia kenakan saat mengunjungi apartemen milik Alex. Dia pun masuk ke dalam unit apartemen itu dengan begitu tergesa-gesa. Saat dia memasuki ruang tengah di apartemen itu, tampak Alex sedang duduk sambil memegang segelas wine di tangannya.
Melihat kedatangan Diandra, senyum pun tersungging di bibir Alex. "Apa kabarmu sayang? Sudah lama kita tak bertemu? Apa kau tidak merindukan aku? Aku sangat merindukanmu, apa kau tidak merindukan sentuhanku pada tubuhmu yang selalu membuatmu merasa gila? Hahahaha.. " ucap Alex disertai senyum simpul yang menghiasi wajahnya.
"Alex ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan seperti itu, waktuku tidak banyak! Saat ini aku sedang terburu-buru, aku tidak mau ada yang curiga karena sedang banyak keluarga yang berkunjung ke rumahku."
"Duduk dulu, Sayang!"
"Aku sedang terburu-buru, Alex!" protes Diandra, Alex kemudian mendekat pada Diandra yang saat ini masih berdiri. Dia kemudian menyibak rambut Diandra ke belakang, lalu mengecup telinganya.
"Kenapa kau terburu-buru sekali? Jangan terburu-buru sayang, nikmati saja pertemuan ini. Apa kau tidak merindukan aku?"
"Alex, bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau saat ini aku tidak bisa bersenang-senang denganmu? Aku nggak mau ada yang curiga! Apalagi saat ini Mas Gavin tidak seperti dulu. Sekarang dia begitu ketus padaku, aku nggak mau dia semakin curiga padaku, Alex! Jadi tolong mengertilah!"
"Ck, ck, ck. Kenapa kau jadi galak seperti ini, Diandra? Kenapa kau tiba-tiba berubah? Sejak pertemuan terakhir kita malam di itu, kau berubah Diandra. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"
"Alex, dengarkan aku. Saat ini kondisi hubungan kita tidak lagi aman Apalagi Mas Gavin sudah curiga padaku, aku tidak mau dia menceraikan aku yang bisa mengganggu kelanjutan hubungan ini. Kau mengerti kan Alex?"
"Benarkah seperti itu? Apa benar hanya sebatas itu?"
"Ya hanya sebatas itu."
"Benarkah? Kau tidak sedang berbohong padaku kan Diandra? Atau jangan-jangan kau mulai jatuh cinta pada Gavin dan takut kehilangan dirinya?"
"Jangan menuduh hal yang tidak-tidak padaku, Alex."
"Benarkah seperti itu? Kalau kau jujur padaku, kenapa kau sampai menutupi sesuatu hal penting yang terjadi dalam hidupmu?"
"Menutupi hal penting, apa itu? Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu, Alex!"
"Ck, jangan berpura-pura bodoh Diandra, saat ini kau sedang hamil kan? Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau saat ini kau sedang hamil? Lagipula anak yang kau kandung itu pasti juga darah dagingku kan? Bukan anakmu dengan laki-laki menyedihkan itu? Tapi, kenapa kau menutupi semua itu dariku? Bahkan kau memutuskan untuk berhenti dari dunia entertainment tanpa membicarakannya dulu denganku? Apa maksud dari semua ini? Apa itu artinya kau melakukan semua ini untuk menghindar dariku dan berkeinginan untuk seutuhnya menjadi istri Gavin? Iya kan itu maksudmu?"
"Alex, mengertilah. Apa yang kulakukan hanyalah untuk menutupi hubungan kita agar hubungan kita tetap berjalan lancar."
"Jangan pernah mencoba berbohong padaku, Diandra! Aku tidak semudah itu percaya pada wanita sepertimu yang suka mempermainkan laki-laki!"
"Oh jadi kau menuduhku suka mempermainkan hati laki-laki? Apa kau tidak lihat dirimu? Lalu kau sebut apa dirimu, Alex? Kau juga melakukan hal yang sama pada Bianca istrimu, kan?"
Mendengar perkataan Diandra, Alex pun tertawa terbahak-bahak. "Hahahhahhahaha...."
"Kau jangan meledekku, Alex! Aku tidak punya banyak waktu. Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, lebih baik aku pulang sekarang."
"Pulang? Kenapa terburu-buru sekali Diandra? Aku bahkan masih sangat rindu padamu!" ucap Alex. Dia kemudian menarik pinggul Diandra, lalu mencium bibirnya dengan begitu ganas. Awalnya Diandra tidak membalas karena dia merasa begitu kesal pada Alex, namun pertahanan Diandra lama-lama pun goyah. Sentuhan dari Alex akhirnya tak dapat ditolak Diandra. Bahkan Diandra membiarkan Alex saat mulai membuka kancing kemejanya. Saat sedang asyik bermesraan, tiba-tiba suara bel pun berbunyi.
Tetttt Tettttt
Diandra dan Alex pun begitu terkejut mendengar suara bel itu. "Siapa yang datang Alex?"
"Kau tenang saja Diandra, mungkin cuma kurir pengantar makanan yang aku pesan. Apartemen ini aman sayang, istriku atau pun suamimu tidak akan ada yang tahu keberadaan kita di sini, aku buka pintunya dulu," jawab Alex.
Diandra pun menganggukkan kepalanya, sedangkan Alex tampak berjalan lalu membuka pintu apartemen itu. Saat pintu apartemen itu dibuka, Alex pun begitu terkejut melihat seseorang yang tidak dia kenal tampak berdiri di depannya. Namun, tanpa Alex tahu di balik salah satu dinding apartemen itu ada seorang lelaki yang bersembunyi sambil mengamati apartemen milik Alex tersebut. Laki-laki itu kemudian mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.
"Nyonya Bianca, saat ini ada dua wanita di apartemen Tuan Alex."