Pernikahan yang diharapkan harmonis seperti yang diharapkan, tapi justru harus menjadi derita seorang istri yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya.
Pernikahan yang sudah dijalaninya tak membuahkan sang buah hati, lantaran sikap suaminya yang tak pernah menyentuh istrinya.
Sakit, kecewa, ingin marah, ingin memberontak, tak mampu untuk dilakukan Zeyana, lantaran pernikahannya yang diawali lewat perjodohan dari orang tuanya dengan kakek pihak laki-laki.
Rouki yang telah menjadi suaminya Zeyana, hanya menjadikan dirinya sebagai suami didalam status, tetapi tidak untuk kewajibannya.
Akankah keduanya mampu bertahan dalam pernikahannya? sedangkan rasa cinta pada Rouki tak ditunjukkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuatu yang direncanakan
Rouki yang sudah menerima pesan dari orang kepercayaannya yang bernama Andre, merasa geram saat mengetahui atas kebenaran yang ia dapatkan lewat orang-orang suruhannya.
Saat itu juga, Rouki menerima pesan dari seseorang yang sudah mendapatkan perintah darinya.
"Kabar berita apa yang kamu dapatkan, Andre?" tanya Rouki yang sudah tidak sabar.
Dengan fokus saat mendengar ucapan dari Andre lewat seberang telpon, tidak ada satu kalimat pun yang terlewatkan.
"Baiklah, malam aku akan datang ke sana. Kamu dan yang lainnya segera hubungi pihak kepolisian. Aku pastikan akan segera datang dengan tepat waktu." Ucap Rouki memberi perintah kepada Andre, orang kepercayaan dirinya.
Setelah menerima perintah dari bosnya, Andre segera bergegas menghubungi pihak kepolisian untuk menangkap pelakunya.
Begitu juga dengan Rouki, dirinya segera keluar dari ruang kerjanya. Tentunya, ingin mempersiapkan diri untuk melakukan aksinya dengan beberapa anak buahnya menuju tempat yang baru saja dikirimkan oleh anak buahnya.
Rouki yang baru saja masuk ke kamarnya, rupanya Zeya ketiduran di sofa dengan laptopnya yang masih menyala.
Dengan hati-hati, Rouki mematikan laptopnya dan memindahkan istrinya ke tempat tidur.
"Mas Rouki sudah pulang?" tanya Zeya saat digendong suaminya.
Rouki membalasnya dengan tersenyum.
"Sudah dari tadi, tapi aku langsung ke ruang kerja untuk menyelesaikan tugasku." Jawab Rouki sambil menurunkan istrinya dengan hati-hati.
Saat itu juga, keduanya saling memandangi satu sama lain. Semakin jaraknya begitu dekat, Rouki mendaratkan sebuah ciuman mesra kepada istrinya, Zeya pun membalasnya dengan lembut.
"Masih ada waktu, boleh kan, aku memintanya padamu?"
Zeya yang mendengarnya, pun sangat bingung untuk menjawabnya. Menolak, itupun tidak mungkin.
"Aku menginginkannya sekarang, bagaimana?"
"Apa tidak gerah?" tanya Zeya dengan asal, Rouki justru tersenyum mendengarnya.
"Kamu menginginkan yang dingin? tunggu sebentar, aku akan membuat ruangan ini menjadi dingin." Jawab Rouki dan langsung meraih remot AC nya.
"Tunggu tunggu tunggu, kalau kedinginan bagaimana?"
Zeya yang berusaha mencari alasan, justru malah merasa malu sendiri di hadapan suaminya, juga salah tingkah.
Rouki yang tidak mau membuang kesempatan emasnya, langsung memulai mencium istrinya dan kedua tangannya tengah sibuk menyingkirkan sesuatu yang melekat pada tubuh istrinya.
Zeya yang tidak mungkin menolak ajakan suaminya, hanya bisa pasrah melayani suaminya yang tidak bisa menahannya lagi.
Dengan malu-malu, Zeya mencoba untuk menyenangkan hati suaminya dalam melayaninya.
Rouki yang tidak ada lagi rasa canggung terhadap istrinya, sedikitpun tidak ada rasa malu saat melakukannya bersama sang istri. Begitu juga dengan Zeya, dirinya pun tidak lagi malu saat melayani suaminya di atas tempat tidur.
Rouki yang semakin panas dan menggila, keduanya terus menikmati waktunya yang panjang saat melakukannya hingga sampai puncak pertahanan.
"Terimakasih, sayang. Kamu segalanya untukku, dan aku tidak akan membuatmu kecewa, juga akan memberi perhatian penuh kepadamu." Ucap Rouki sambil memeluk istrinya yang polos tanpa busana, sama halnya seperti Rouki.
Zeya langsung mendongak dan menatap wajah suaminya dengan lekat.
"Terimakasih juga, sayang. Kini aku benar-benar memilikimu sepenuhnya, dan aku berharap kamu tidak akan melepaskan aku. Janji, aku akan selalu berada di sampingmu." Jawab Zeya dan menci_um bibir milik suaminya, Rouki pun membalasnya.
Karena tidak ingin waktunya terbuang sia-sia, keduanya segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selain itu, Rouki ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan anak buahnya untuk menangkap pelaku yang sudah mengadu domba dirinya bersama kedua orang tuanya sendiri.
Setelah selesai mandi, Rouki mengajak istrinya untuk keluar dari kamar, yakni untuk makan malam. Saat itu juga, Rouki baru tersadar jika istrinya merasa ada yang sakit pada bagian yang tertentu saja.
"Ya udah, aku mau ambil makan malam untukmu dulu. Setelah menemani kamu makan malam, aku mau langsung pergi ke markas. Jadi, kamu tidak boleh pergi ke mana mana." Ucap Rouki sambil mengenakan baju.
"Tidak perlu, aku takut jika Mama akan menaruh curiga denganku, bagaimana? aku kan malu." Jawab Zeya yang merasa malu.
"Tidak apa-apa, percaya saja padaku, semuanya akan baik-baik saja." Ucap Rouki meyakinkan istrinya.
Zeya yang tidak bisa melakukan penolakan, mau tidak mau akhirnya mengiyakan atas ucapan dari suaminya.