NovelToon NovelToon
Pesona Cassanova

Pesona Cassanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Malam itu Rifanza baru saja menutup bagasi mobilnya sehabis berbelanja di sebuah minimarket. Dia dikejutlan oleh seseorang yang masuk ke dalam mobilnya.

Bersamaan dengan itu tampak banyak laki laki kekar yang berlari ke arahnya. Yang membuat Rifanza kaget mereka membawa pistol.

"Dia tidak ada di sini!" ucap salah seorang diantaranya dengan bahasa asing yang cukup Rifanza pahami. Dia memang aedang berada di negara orang.

Dengan tubuh gemetar, Rifanza memasuki mobil. Di sampingnya, seorang laki laki yang wajahnya tertutup rambut berbaring di jok kursinya. Tangannya memegang perutnya yang mengeluarkan darah.

"Antar aku ke apartemen xxx. Cepat!" perintahnya sambil menahan sakit.

Dia bukan orang asing? batin Rifanza kaget.

"Kenapa kita ngga ke rumah sakit aja?" Rifanza panik, takut laki laki itu mati di dalam mobilnya. Akan panjang urusannya.

"Ikuti saja apa kata kataku," ucapnya sambil berpaling pada Rifanza. Mereka saling bertatapan. Wajahnya sangat tampan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah?

Mami Shaka-Edna yang barusan mendapat pesan menoleh pada suaminya yang sedang bermain dengan cucu cucunya. Anak Shakti dan Sean yang masih batita.

Keduanya laki laki dengan beda jarak umur satu tahun.

"Ada apa?" tanya daddy Shaka-Eriel.

"Shaka membatalkan permintaannya," ucap Edna sambil memperlihatkan pesan dari Shaka. Wajahnya tampak resah.

"Ya udah, biarkan aja," sahut Eriel santai.

"Untung aku belun mengatakan pada orang tua Widi," Edna menghembuskan nafas lega.

Eriel tertawa, kemudian mengusap lembut lengan istrinya

"Biarkan saja dia. Pasti ketemu nanti jodohnya sendiri."

Edna mengangguk.

"Semoga." Dia akan mencoba mempercayai kata kata suaminya

(Cerita orang tua Shaka ada di novel kesempatan kedua, ya 😅)

*

*

*

"Saya tidak perlu menghubungi tuan muda Rajata, tuan muda?" tanya pengawal Shaka khawatir. Dia sudah menyerahkan paper bag yang diminta bosnya .

"Tidak perlu. Di sini obat obatnya komplit"

Pengawal tersebut terpaksa patuh atas keinginan tuan mudanya, walau bertentangan dengan kata hatinya.

Sementara itu saat Rifanza akhirnya bisa melangkahkan kakinya ke ruang tamu, laki laki itu sudah tidak kelihatan lagi.

Kemana dia? Netranya mencari keberadaan laki laki itu yang ternyata sedang menerima tamu

Siapa yang dia temui?

Saat dia sedang mengamati, Shaka sudah berbalik dan menenteng paper bag di tangannya.

Rifanza terkesima melihat dada bidang laki.laki itu lagi.

Perban penuh darahnya masih menempel di sana.

"Aku meminta pengawal membelikan aku kaos," jelasnya sambil menunjukkan isi paper bag.

Rifanza hanya mengangguk. Wajah laki laki itu biasa saja seolah dia tadi tidak melakukan hal yang mengejutkan dan kurang ajar.

Setelah meletakkan isi paper bagnya di atas meja, Shaka melepaskan perban yang memutari perut dan punggungnya sambil berdiri. Kemudian menaruh perban kotor itu ke dalam paper bag tadi

Dia pun duduk bersandar di sofa sambil melepaskan perban yang melindungi lukanya.

Rifanza duduk di sebelahnya sambil merendam handuk kecil tadi ke dalam air hangat dan memerasnya.

"Kamu..... naek apa ke sini?" Karena dia sangat yakin, kalo laki laki ini tidak menyusulnya tadi.

Hal yang paling memalukan adalah karena dia sempat menunggu beberapa menit di dalam mobil sebelum benar benar pergi.

"Terbang," jawab Shaka apa adanya.

Tangan Rifanza yang siap untuk mengusap bekas darah yang ada di sana jadi tergantung karena mendengar jawaban yang ngga masuk akal.

"Terbang?" ulangnya ngga percaya.

"Iya," sahut Shaka lagi.

Rifanza menatap.dalam mata yang menyorot sama dalamnya dengannya.

Tapi ya, sudahlah, Rifanza mengabaikan jawaban aneh itu. Kini dia mulai membersihkan luka laki laki itu.

"Dijahit, ya?" tanyanya sambil melap bagian luka itu perlahan.

"Iya."

Kemudian Rifanza menuangkan alkohol pada bagian handuk yang kering dan menekan nekan pada luka di perutnya.

Ada sedikit kejutan dari tubuh Shaka.

"Nyeri?" tanyanya sambil menatap Shaka.

"Sedikit." Jarak yang dekat dan tiba tiba sekali Shaka mengikisnya

Rifanza terpaku saat Shaka memiringkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada salah satu sudut bibirnya dan menghi sapnya perlahan sebelum akhirnya membenamkan seluruh permukaan bibirnya.

Ini memang ci uman pertamanya. Orang tuanya sangat ketat menjaganya. Saat dia akam kuliah di luar negeri pun, mamanya selalu wanti wanti akan bahaya laki laki.

Tapi semua kata kata mamanya raib. Handuk yang dia pegang terlepas.

Tapi ketika ci uman itu mulai meningkat ke arah yang lebih ekstrim, tangan Rifanza tanpa sengaja menekan luka di perut Shaka hingga laki laki itu melepaskan tautan bi birnya dan mengaduh nyeri.

"Em... ma maaf..." Rifanza jadi panik melihat luka jahitan itu mengeluarkan darah lagi.

"Nggak apa apa." Sambil meringis Shaka meraih handuk dan menuangkan alkohol, kemudian menempelkannya lagi.pada bagian lukanya.

Rifanza tepekur. Wajahnya memanas.

Laki laki yang belum jelas statusnya dengan dirinya malah sudah dua kali menci umnya.

Darahnya mulai berhenti mengalir ketika Shaka mulai membaringkan tubuhnya di sofa dengan posisi kepala di atas bantalan samping sofa.

Matanya yang tadi terpejam kini terbuka dan bertemu dengan tatap mata bingung Rifanza.

"Emm.... dokter yang kemarin perlu dipanggil?" tanya Rifanza memecah kesunyian. Dia merasa suasana jadi berubah kaku akibat insiden tadi.

Shaka menggeleng.

"Ngga perlu. Udah ngga apa apa." Kemudian Shaka meneteskan obat luka.

"Bisa guntingkan perban dan plester?"

Rifanza mengangguk kaku. Debar jantungnya masih berkejaran akibat ci uman tadi.

Apa dunianya menganggap luka begitu ngga bahaya, ya? Pikirnya saat menggunting perban dan plester.

"Kamu tetap harus ke dokter. Siapa tau bisa infeksi," ucapnya pelan, tetap saja dia khawatir melihat sikap acuh dan tenang laki laki itu.

Dia aja melihat luka seperti itu sangat takut, apalagi kalo mengalaminya sendiri.

"Ngga akan." Tangannya terulur meminta perban yang langsung diangsurkan Rifanza. Kemudian gadis itu menempelkan plesternya pada perban di perut Shaka. Untung Shaka melakukannya sambil tiduran, jadi dirinya merasa lebih aman.

Laki laki itu berdiri kemudian melilitkan sisa perban di sekeliling perut dan pinggulnya. Kemudian dia meminta plester lagi.

"Sudah aman, kan," ucapnya kemudian tersenyum.

Ya, benar benar aman, batin Rifanza dengan makna yang lain.

"Kamu bawain aku apa?" tanya Shaka sambil menunjukkan paper bag yang ngga jadi Rifanza berikan tadi.

"Capcay." Rifanza mengeluarkan mangkok bekal itu dari dalam paper bagnya.

"Aku hangatin dulu di microwave, ya."

"Oke." Shaka duduk di sebelahnya.

Ngga lama kemudian Rifanza datang dengan sepiring capcay yang sudah dia hangatin.

"Maaf kalo rasanya ngga enak."

"Baunya harum." Shaka mengambil piring yang disodorkan Rifanza.

"Makasih soal mobilnya."

"Sama sama." Shaka mulai menikmati makanannya. Begitu juga Rifanza.

"Kalo ngga enak ngga apa ngga dihabiskan."

"Enak, kok." Walau dalam hati dia meragukan bakso dan sosis yang ada di sana. Dia dan sudara saudaranya sudah terdidik untuk menikmati makanan sehat. Mereka punya koki di rumah.

Selama di luar negeri pun, dia ngga pernah makan sembarangan.

Sepiring capcaynya pun Shaka habiskan.

Rifanza mengambil piring Shaka dan membawanya untuk di cuci. Sementara Shaka mulai membuka ponselnya yang bergetar.

Mami cantik is calling.....

"Iya, mam....."

"Beneran mau nyari pacar sendiri dulu?"

Shaka tertawa sambil melirik Rifanza di dapur semi minimalisnya. Dia pun bangkit dan menyusulnya.

"Iya.'

"Oke, kalo begitu. Mami tunggu kabar baiknya."

Setelah maminya memutuskan telponnya, Shaka menyimpan ponselnya, dan melangkah pelan, mendekati Rifanza yag seolah ngga sadar dia datangi.

"Aku pulang, ya. Terimakasih capcaynya."

Rafinza membalikkan tubuhnya dan dia kaget sudah ada Shaka di dekatnya.

"Ya."

Keduanya saling menatap lekat dan dalam. Hati Rifanza berdesir.

Dia akan membahas ciuman tadi? Batin Rafinza kalut.

Tidak, dia ngga mau terlibat dengan bos bandar obat terlarang.

Cukuplah yang tadi jadi kekhilafan pertama dan terakhirnya.

"Untu ci uman tadi---."

"Lu lupa, kan, saja. Mungkin em... kita terbawa suasana...," potongnya cepat.

Shaka terdiam.

"Oooh, begitu, ya?" ucapnya kemudian. Sinar mata yang lekat dan dalam tadi berubah jadi sangat tajam dan menusuk.

Rifanza tertegun jadinya. Dia seperti merasa sudah menyakiti perasaan seseorang.

"Oke." Shaka pun berbalik pergi dengan rahang yang mengeras.

Kenapa dia seperti dipermainkan? Diberi harapan kemudian dikandaskan dengan mudah?

1
Lusi Hariyani
mama y rifanka dh th shaka kan...
Rahmawati
shaka emg gentle bgt, langsung dateng menemui calon mertua.
fix ya rifa emg gadis yg mau di jodohin sm shaka
Rahmawati
shaka dapet penilaian positif dari calon papa mertua
Nanda Jihan
lnjut
Vera Uni
ketemu camer Shaka...
Saadah Rangkuti
aaaahhhh...nanggung banget thor, 😁😁
Tri Handayani
semangat up thorrr'd tunggu triple upnya
Tri Handayani
shaka yg mau ketemu camer kok q ikut deg"an ya...
Gimana reaksi mereka y'jadi penasaran.
sehat selalu thorrr
Tri Handayani
Mumpung ada camer'kenapa g langsung ngomong aja shaka klu ingin melamar anak gadisnya rifanza.
Dwi Istiani
aduh nggak sabar thor mereka ketemu 😁
winda
aduhh gak sabar thorrrrrrrr🥰🥰🥰
Siwalan Cell
seruuuuu
Vera Uni
aseeek ketemu camer...ngk sabar nunggu notif dari kak rahm...sehat2 ya kak cepat2 up ya...
Rahma AR: aamiin.... makasih
total 1 replies
Zea Rahmat
kejatohan durian runtuh klo tau yg dtg shaka🤣🤣🤣
Zea Rahmat
bab awal bukannya arkana ya
Rahma AR: ardana.... typo.... hehe
total 1 replies
Sleepyhead
Emang Genetik mutlak Eriel bad boy semua 🤣
Sleepyhead
Papahnya Rifanza ya thor
Rahma AR: iya....
total 1 replies
Sleepyhead
oooh tentu, Magnet nya kuatt karena dia tau siapa yang akan menjadi 😅 tambatanya 😁🤭
Sleepyhead
🤣🤭 mwronta ronta ingin dibebaskan bhahhahahaha...
Sleepyhead
Hebat Rifa 👏👏👏 🤣🤣🤣🤣🤣 bisa menaklukan adik kecil Shaka 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!