Juara 3 lomba 100% kekasih Ideal
Mengetahui kebusukan saudara dan mantan kekasihnya, Cakra berencana membongkar semuanya agar mereka mendapat balasan yang setimpal.
Tetapi takdir berkata lain, di saat semuanya akan terkuak, Cakra malah jatuh dari jembatan hingga hanyut di bawa arus lumayan deras.
Sangat di untungkan, seorang gadis bernama Liora menemukan dirinya di pinggir sungai. Sayangnya, ingatan Cakra hilang sepenuhnya.
Akankah Cakra dapat mengingat semuanya, dan membalas adik juga mantan kekasihnya? Atau dia harus terjebak dengan amnesia yang dia derita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
"Anda tidak apa-apa Nona?" tanya Cakra.
Pengawal yang berada di belakang Cakra langsung maju untuk menolong perempuan tersebut, namun pergerakan keduanya terhenti sebab perempuan itu mengangkat tangannya.
"Saya nggak papa Mas, lagian yang salah saya juga," ucap wanita berjilbab coklat, gamis panjang membungkus tubuh perempuan itu.
"Tunggu," cegah Cakra berhasil menghentikan langkah Rahma. "Anda tau desa Nelayan ada dimana?"
"Desa Nelayan?" beo Rahma, perempuan yang di jodohkan dengan Wildan. "Lurus aja mas, nanti setelah melewati perbatasan itu desa Nelayan."
"Makasih." Cakra langsung memutar tubuhnya menuju mobil, rasa semangat dalam dirinya seketika berkobar mendengar bahwa desa Nelayan berada di sekitar sini.
"Kita mau kemana Tuan?"
"Kamu nggak dengar apa yang di katakan perempuan tadi?" tanya Cakra balik dengan nada sedikit ketus.
Asisten barunya itu tidak sepeka dan secerdas asisten setianya, hingga ada beberapa hal yang menurut Cakra tidak penting malah di tanyakan.
Karena tidak ingin mencari masalah, laki-laki yang lebih muda dua tahun dari Cakra melajukan mobilnya sesuai arahan yang di tunjukkan Rahma.
Senyum Cakra mengembang saat melihat tulisan pembatas jalan.
Selama datang di desa Nelayan
"Setidaknya aku bisa berkunjung ke rumah," guman Cakra terus menikmati suasana kampung yang tidak banyak berubah walau dia tinggalkan selama dua tahun lamanya.
"Seandainya anak aku masih hidup mungkin dia akan sebersar anak itu," gumam Cakra saat tidak sengaja melewati anak usia dua tahun tengah menangis di pinggir jalan tanpa siapapun yang menemani.
Mabil semakin melaju tapi entah kenapa seperti ada yang tertinggal bagi Cakra, bayangan anak menanggis tersebut melintas di pikirannya.
"Mundur!" perintah Cakra.
Walau merasa bingung, asisten Cakra tetap saja nurut, berhenti tepat di belakang anak berusia dua tahun setelah mendengar perintah Cakra untuk kedua kalinya.
Cakra keluar dari mobil, kemudian menghampiri anak tersebut. "Hey? Orang tua kamu dimana?" tanya Cakra sedikit lembut dan nada rendah agar bocah kecil itu tidak takut padanya.
"Liam tatut," lirih bocah kecil yang ternyata Liam. Bocah itu mengusap air matanya kasar. "Liam mau tetemu Mama, Liam mau puyang."
"Memangnya mama kamu kemana?" Bukannya menjawab, Liam hanya mengelengkan kepalanya.
Bocah kecik itu sudah menangis sejak tadi karena tidak tahu harus pulang kemana. Dia mencari ibunya, banyak pengendara lewat, tetapi tidak satupun yang berhenti hanya untuk bertanya.
Karena takut dan merasa kepanasan, Liam langsung memeluk Cakra. "Antal Liam puyang Papa!"
Melihat hal tersebut, kedua pengawal Cakra segera maju hendak mengambil Liam dalam pelukan Cakra, tetapi suara laki-laki tersebut berhasil menghentikan dua orang berbadan tegap itu.
"Biarkan saja!"
Entah, tapi saat bocah kecil yang baru saja dia temui ini memeluknya, rasa rindu yang menggunung di hatinya kian memudar.
"Papa?" gumam Cakra, senyum getir dia perlihatkan. Panggilan itu sudah dia idam-idamkan sejak dulu, namun semuanya sirna sebab takdir berkata lain, yang Kuasa lebih menyayangi istri dan calon anaknya.
"Om antar kamu pulang kemana? Om nggak tau rumah kamu."
"Liam tau, ati Liam upa."
"Hah?"
"Kayaknya anak ini tahu rumahnya Tuan, tapi lupa jalannya kemana," celetuk asisten Cakra dari apa yang di pahaminya sendiri.
Tapi sepertinya Cakra menerima argumen yang dia berikan, terbukti laki-laki itu berdiri dengan Liam berada di gendongannya. Cakra membawa Liam masuk ke mobilnya kemudian mendudukkan di pangkuannya.
Liam yang memang dasarnya mudah beradaptasi juga akrab dengan orang lain tidak merasa takut pada Cakra, terlebih sejak pertama bertemu, suara Cakra tidak tinggi dan kasar pada Liam.
Mobil yang Cakra kendarai semakin memasuki desa Nelayan, banyak rumah yang mereka lewati, hingga tidak jauh dari sana Cakra melihat kerumunan warga entah sedang menyaksikan apa.
Seakan acuh, Cakra membiarkan mobil melewati kerumunan.
"Lumah Liam!" seru Liam menunjuk rumah yang tidak jauh dari kerumunan.
"Berhenti!"
Mobil berhenti tepat di pinggir jalan. Cakra beralih pada bocah kecil yang melompat-lompat ingin turun dari mobil.
Tepat saat itu, senyum Cakra mengembang sempurna, rumah di ujung sangat dia kenali, ternyata itu adalah rumah yang menjadi saksi cintanya bersama Lioa.
Ada sedikit perubahan di kawasan tersebut, tidak ada lagi jarak rumah warga dengan rumah Liora, tanah kosong sudah di isi rumah-rumah lumayan besar, hingga sulit mengenali rumah Liora yang sedikit tersembunyi.
Rumah sederhana bercat biru pudar pertanda rumah tersebut tidak pernah di cat dalam waktu lama. Saat turun dari mobil, tatapan Cakra tertuju pada kerumunan orang-orang sekitar.
Ingatan malam dimana dia dan Lioara di perlakukan demikian hingga berakhir menikah melintas di pikirannya. Tanpa sadar kakinya melangkah perlahan mendekati kerumunan, di gendongannya masih ada Liam.
Cakra membelah kerumunan. Jatungnya berdetak sangat cepat, terkejut, shok, bahagia, sedih dan haru seketika Cakra rasakan melihat seorang wanita duduk di aspal dengan penampilan acak-acakan.
"Mama?"
"Liora?"
Pemilik nama langsung mendongak. "Liam, kamu kemana .... Mas Wildan?" lirih Liora saat menyadari pria berbadan tegap yang tengah berdiri di hadapannya ada sosok yang selama ini sangat dia rindukan.
Tubuhnya membeku, rasa perih di pipi akibat cakaran bu Weni tidak Liora rasakan lagi karena terkejut.
"Liora? Kamu masih hidup?" tanya Cakra tidak percaya.
Dia langsung menurunkan Liam dari gendongannya, kemudian membantu Liora berdiri.
"Wildan?" Beberapa warga ikut terkejut melihat kedatangan Wildan.
Laki-laki yang telah menghilang dan menelatarkan istri dan anaknya selama bertahun-tahun kini kembali lagi. Yang membuat mereka semakin terkejut adalah penampilan Cakra berbeda 100%
"Apa yang kalian lakukan pada istriku!" bentak Cakra walau belum yakin seratus persen dengan apa yang dia lihat, perempuan yang telah dia anggap meninggal selama dua tahun lamanya kini dia temui kembali.
"Ternyata kalian nggak pernah berubah sedikipun, selalu menghina dan berlaku seenaknya pada Liora! Mungkin dulu saya diam dan pasrah karena nggak punya kekuasaan tapi kali ini berbeda, kalian harus menerima balasannya!"
Amarah Cakra tersulut, apa lagi saat melihat pipi Liora memerah bekas cakaran.
"Ra, kamu baik-baik aja?"
Bukannya jawaban yang Cakra dapatkan, malah sikap kasar. Liora mendorong Cakra agar menjauh darinya.
"Liam, kamu darimana Nak? Mama nyari kamu kemana-mana." Liora langsung memeluk putranya yang diam mematung di antara kerumunan para Warga.
Liora langsung mengendong putranya dan kembali kerumah tanpa mengidahkan keberadaan Cakra. Kedatangan laki-laki itu menjadi kejutan untuknya, juga sebuah ketakutan besar dalam dirinya.
Tidak ada rasa bahagia sedikitpun Liora rasakan melihat kedatangan Cakra tadi, yang ada rasa benci terpancar di matanya.
Liora mengunci pintu rapat-rapat, menyembunyikan Liam di dalam kamar. "Mama udah bilang Nak, jangan keluar rumah kalau nggak sama Mama." Mata Liora berkaca-kaca.
Tangan juga kaki Liam memerah bekas cubitan yang mungkin di lakukan oleh bu Weni.
"Cacit Mama," lirih Liam, saat Liora menyentuh tangan putranya.
"Jangan tinggalin Mama ya Liam? Mama cuma punya kamu."
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
jangan2 Rocky ngidam tuh
kejutan yg gk bikin Cakra terkejut krn sdh tahu sblmnya....tapi aktingnya Cakra berhasil dgn pura2 terkejut😄