Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.
Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.
Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.
Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kanjeng Mami.
Tidak lama setelah Sandra keluar membeli obat yang di resep kan ke apotek, wanita paruh baya yang pingsan tadi pelan-pelan sadar dengan mengeluarkan suara yang lirih tapi masih bisa di dengar oleh Tata yang sengaja duduk tidak jauh dari Ibu-ibu itu.
"Ha-haus... " ucapnya dengan lirih.
Tata langsung mengambil air mineral botol yang sudah di siapkan di atas meja lengkap dengan makanannya. Ia membuka botol air itu dan memasukkan pipet dan mendekati wanita paruh baya itu mengarahkan pipet tersebut ke mulut Ibu-ibu itu supaya ia gampang meminumnya.
Ibu-ibu itu pun hanya minum tiga tegukan saja dan perlahan membuka matanya lebar-lebar.
"Neng di iki? Ngopo aku turu neng kene? " ucap nya heran dengan bahasa Jawa.
Tata yang ngerti bahasa tersebut menjawabnya dengan ramah.
"Ibu ada di restoran saya. Tadi ibu pingsan, untung saya cepat nangkap badan ibu, kalau nggak bisa-bisa badan ibu sakit semua sekarang membentur meja. " jawab Tata dengan ramah.
"Owalah... Matur suwun cah ayu... Maaf ngerepotin koe.. Ayu tenan koe nduk.. Mau ora jadi mantu ku?? " ucap Wanita paruh baya itu spontan.
Tata yang di puji langsung bersemu merah karena malu dan ia kaget mendengar kata terakhir yang di ucapkan Ibu itu kepadanya.
"Kamu ngerti toh nduk omongan ku? " tanya wanita itu lagi.
"Ngerti kok Bu, dulu teman kuliah saya banyak orang Jawa. Jadi kami ngobrol terkadang pakai bahasa Jawa juga sesekali. " jawab Tata sambil tersenyum.
"Kamu mau gak nduk jadi mantu ku? " tanya Ibu itu lagi tanpa mau menyerah.
"Maaf Bu, saya sudah menikah! " jawab Tata dengan tidak enak hati.
"Yah... Sayang sekali.. Tapi ora popo, Mami tunggu janda mu nduk! " sahut wanita itu dengan santainya.
"Apa??? " teriak Sandra keras tiba-tiba masuk.
"Astaghfirullah Tot... Kalau masuk itu ketok pintu dulu, atau nggak ucapin salam. " ucap Tata kesal sambil mengelus dada nya yang kaget mendengar teriakan Sandra.
"Reflek aku Tet... Reflek... " jawab Sandra tidak mau kalah.
"Maaf ya Bu, kami bertengkar di hadapan Ibu. Perkenalkan saya Tata owner restoran ini. Dan ini Sandra sahabat rasa saudara saya. " ucap Tata tidak enakan sambil memperkenalkan diri.
"Jangan panggil Ibu nduk.. Panggil Mami saja.. Nama saya Sita. " jawab Mami Sita dengan tegas.
"I-iya Mi.. Mami... " jawab Tata dengan kaget mendengar suara tegas wanita di hadapannya ini.
"Wah.. Cocok kali itu... Yang satu Mami Sita dan yang satunya Tata... Oya ini obat untuk kanjeng Mami. " ucap Sandra dengan sumringah sambil menyerahkan plastik berisi obat kepada Tata.
"Kanjeng Mami.... " ucap Tata mengulangi omongan Sandra.
"Iya lah kanjeng Mami.. Kan Kanjeng Mami mirip kali dengan kanjeng Mami yang di tipi-tipi itu Tet.. Tapi bedanya yang di tipi itu gendut yang ini langsung kayak model! " jawab Sandra tanpa filter.
"Astaga Tot... Mulut mu itu nyerocos saja kayak bajaj.. Maaf ya Mi, Sandra nampaknya salah minum obat, jadi ngawur omongannya. " ucap Tata dengan wajah memelas meminta maaf kepada Mami Sita.
"Ora popo Nduk... Mami senang dengarnya.. Oya apakah kamu sudah punya anak? " ucap Mami Sita lembut.
"Kanjeng Mami tenang saja! Calon mantu kanjeng Mami gak punya anak. Bentar lagi dia juga punya status baru yaitu Janda. " Sandra yang menjawab dengan antusias.
Tata menepuk pelan keningnya melihat sahabatnya membeberkan keadaan rumah tangga nya kepada orang yang baru mereka kenal.
"Mami... Dokter bilang Mami pingsan karena maag Mami kumat.. Ayo Mami makan dulu, abis itu minum obatnya. " ucap Tata mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Betul itu kanjeng Mami... Nantik kita lanjut lagi cerita-cerita nya ya... " ucap Sandra ikut membujuk Mami Sita.
"Yo wes... Mami makan dulu yo.. " jawab Mami Sita menerima suapan yang di berikan Tata padanya.
Sandra senyum-senyum sendiri melihat keakraban Tata dengan Mami Sita. Tata dengan telaten menyuapi Mami Sita makan padahal mereka baru saja kenal, seolah-olah mereka sudah kenal lama saja.
🎍🎍🎍
Kadir tersenyum bahagia ketika pulang dari narik ojek. Ia mampir ke masjid tempat ia selalu singgah ketika sholat menjelang dan kebetulan sebentar lagi sudah masuk waktu ashar.
Semenjak bertengkar dengan Dika dulu, Kadir mulai melakukan kewajiban nya kepada sang Pencipta. Padahal dulu jangan kan sholat lima waktu, shalat jumat saja ia enggan melakukannya.
Ia belajar sedikit-sedikit tentang shalat dan mengaji. Ia tidak malu memulai ngaji dari awal seperti anak TK, karena ia bersungguh-sungguh ingin memulai semuanya dari awal lagi.
Kadir ingin membawa anak-anaknya bersamanya dan ia ingin anak-anaknya bangga dengannya. Ia tidak ingin menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak nya seperti dirinya yang mempunyai orang tua yang buruk yang dari kecil tidak pernah menanamkan moral agama. Dan Kadir tidak ingin anak-anaknya mempunyai nasib yang sama seperti dirinya dulu.
Kadir mencuci kaki dan tangannya sebelum masuk ke masjid.
"Assalamualaikum Dir... Udah pulang sampean. " sapa marbot masjid ketika Kadir selesai mencuci kakinya.
"Waalaikumsalam Kang... Alhamdulillah sudah Kang.. Sudah mau Asar juga, sekalian istirahat Kang. " jawab Kadir sambil tersenyum ramah.
"Yo wes... Aku mau bersihin masjid dulu.. Koe istirahat dulu lah di dalam, gak usah bantu-bantu dulu. Nanti selesai Asar baru ikut bantu. " ucap Kang marbot dengan ramah.
"Baik Kang. " jawab Kadir sambil berjalan ke belakang masjid.
Karena sering melihat Kadir selalu di masjid dan tidur di masjid setelah Asar, Kang marbot masjid menawar kan Kadir agar tinggal bersamanya di sebuah kamar di belakang masjid sambil bantu-bantu membersihkan masjid dan Kadir menerima tawaran tersebut dengan suka cita tanpa banyak bertanya.
Ia juga memberikan penghasil nya sedikit-sedikit untuk Kang marbot tapi Kang marbot tidak mau menerimanya karena ia ingin Kadir segera menyewa kontrakan agar bisa cepat menjemput anak-anak nya.
Kang marbot tidak ingin tabungan Kadir berkurang karena di berikan pada nya. Lagipula ia juga mendapatkan uang dan makanan dari para tetangga yang memberikan nya dengan suka rela karena sudah mau merawat masjid tersebut.
Kadir pun memutuskan untuk mandi saja agar segar ketika sholat Asar nanti. Setelah mandi, ia menghitung kembali uang yang ia kumpul kan untuk menyewa kontrakan.
"Satu, dua, tiga... Alhamdulillah sudah terkumpul tiga juta. Ini dua ratus untuk sumbangan masjid saja. " gumam Kadir dengan wajah sumringah.
Ia menyimpan kembali uang tabungannya dan segera keluar tanpa lupa mengunci pintu. Ia memasuki masjid dan memasukkan uang dua ratus ribu ke kotak amal dengan hati bahagia. Ia kemudian menyapu masjid agar tidak ada debu yang menempel sebelum para jemaah datang untuk sholat Asar.
Tak lama kemudian, Kang marbot memasuki masjid dan mengumandangkan azan pertanda waktu Asar sudah masuk. Kadir pun bergegas keluar untuk mengambil air wudhu.
Kadir langsung duduk ketika para jemaah mulai berdatangan untuk sholat Asar berjamaah.
Entah kenapa ia tiba-tiba teringat dengan istrinya Yuli sewaktu tidak sengaja melihat seorang wanita jemaah Masjid yang mirip dengan istrinya, walaupun tidak sama persis.
Setelah selesai sholat, Kadir masih merasa hatinya tidak enak mengingat istrinya seolah-olah ada suara tak kasat mata yang memanggilnya untuk segera menjemput anak dan istrinya.
"Ya Allah... Kenapa dari tadi perasaan ku tidak enak begini ya... Kenapa aku kepikiran dengan Yuli terus.. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan anak dan istriku ya Allah.. " gumam Kadir dengan lirih.
Bersambung...
Jreng... Jreng... Jreng... kira-kira, apa ya yang terjadi dengan Yuli sampai Kadir punya firasat gak enak kayak gini???🤔🤔
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya readers tercinta...
tanggung jawab thor 😭