Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpamitan
"Ini sudah terlambat Anina, seandainya dulu kalian berkata jujur padaku.. mungkin rasanya gak akan sesakit ini dan kita bisa berjuang sama sama mencari solusi yang tepat.."
"Aya.." Anina semakin dilanda rasa bersalah sekarang "Ini belum terlambat Aya, kalian masih bisa bersama, Maaf aku gak bilang sejak dulu, aku hanya merasa ini aib yang akan membuatku malu,yang paling membuatku menyesal adalah menyalahkan Bagas atas semua yang menimpa ku,hari ini juga aku akan pergi dari hidup kalian aku janji gak akan mengganggu kalian lagi"
"Apa maksud kamu, lalu bagaimana dengan Queen?"
"Aku akan bawa Queen, tentu saja.. dia anak ku, hanya dia penyemangat ku" Anina tersenyum ringan,Kanaya bahkan bisa melihat pancaran semangat di mata Anina.
"Lalu kamu mau kemana?" Anina hanya tersenyum.
"Aya, aku harap kamu bisa kembali pada Bagas, tapi apapun itu pilihan kamu aku harap kamu bahagia, meski aku yakin Bagas adalah orang yang paling terluka.. Aku lega setelah semuanya aku jelaskan, mungkin aku akan terus merasa bersalah dan benci pada diriku sendiri, aku sungguh bodoh kan?"
"Aku minta maaf Aya.." Kanaya menggeleng lalu memeluk Anina "Maafin aku Aya"
"Sudah.. kamu dari tadi minta maaf terus, aku bosan dengarnya" Kanaya menangis.
"Rasa bersalahku belum hilang" lirih Anina.
"Baiklah, untuk penebusan kesalahan kamu harus beritahu aku, kamu mau pergi kemana?"
Anina menggeleng "Maaf, aku hanya ingin menyendiri untuk saat ini"
"Kalau begitu aku gak akan maafin kamu"
Anina terkekeh "Sekali lagi maafin aku Ay, selamat tinggal" Anina pergi meninggalkan Kanaya yang hanya bisa mematung melihat kepergian Anina, sedangkan Anina menoleh kearahnya lalu melambaikan tangan sambil tersenyum.
Satu lagi yang harus Anina lakukan setelah ini yaitu berpamitan pada Bagas dan meminta maaf.
Anina menatap gedung dihadapannya lalu berjalan masuk Roni sudah menunggu di depan resepsionis karna tadi Anina sudah menghubungi bahwa ia ingin bertemu "Roni saya titip ini buat Bagas" tak ada lagi kata 'Mas' yang terucap dan Anina merasa itu lebih baik.
"Apa ini nyonya?"
"Aku harap dia langsung yang membacanya" Anina tak menjawab pertanyaan Roni. "Oh iya Roni, terimakasih untuk semua yang sudah kamu lakukan untuk saya" Roni selalu menjadi perantara antara Bagas dan Anina, Bahkan saat Anina melahirkan Roni yang mengurus semuanya, Anina tak bisa protes karna itu perjanjiannya dengan Bagas, dan karna itu hanya Roni yang selalu menolong jika Anina membutuhkan sesuatu.
Roni hanya mengangguk sebenarnya ia penasaran mengapa calon mantan istri tuannya berkata seperti itu, tapi itu bukan ranahnya maka ia memilih bungkam, dan hanya mengangguk saja. "Tidak masalah nyonya itu sudah tugas saya"
"Yang sabar ya kerja sama Bagas" Anina menepuk pundak Roni, sambil tersenyum sontak saja Roni di buat menegang kaku,lalu tersenyum.
Roni masuk kedalam lift saat sudah mengantar Anina masuk kedalam mobilnya.
Sepenjang jalan menuju ruangan Bagas, Roni di buat bertanya tanya dengan isi surat tersebut.
Roni mengetuk dua kali sebelum masuk, dan melihat Bagas yang sedang sibuk dengan tumpukan pekerjaannya "Apa ini?" tanya Bagas.
"Itu dari Nyonya Anina tuan" Bagas menghela nafasnya tak langsung membaca malah menaruhnya di meja kerjanya "Nyonya bilang dia berharap tuan sendiri yang membacanya" Bagas mengeryit memang kenapa?
"Ya nanti setelah pekerjaan ku selesai"
"Baik tuan saya permisi" Bagas kembali berkutat dengan pekerjaannya, dan mengakhiri saat jam makan siang, Bagas tak ingin berhenti bekerja, karna jika ia berhenti fikirannya akan terus tertuju pada Kanaya dan itu membuatnya ingin marah dengan kedekatan Kanaya dan Bima.
Roni datang untuk mengingatkan makan siang pada Bagas, Bagas mengiyakan dan namun saat akan beranjak Bagas melihat surat yang tadi di berikan Roni, Bagas segera membuka amplop putih tersebut lalu mengeryit beberapa saat setelah selesai Bagas menghela nafasnya.
"Apa yang terjadi tuan?"
"Dia sudah pergi Roni, semua sudah selesai"
____________________
Like..
komen..
vote..
😘😘😘😘😘