Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)
Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.
Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.
Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.
Takdir Cinta Kinan ~
Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
027 : Pacaran Setelah Menikah
Kinan baru saja pulang setelah menemani ibunya di rumah. Ibu Kinan tidak mau diajak tinggal bersama di rumah Dude. Halimah lebih memilih ditemani oleh tetangganya yang sudah seperti saudara sendiri. Alasannya ibu Kinan tidak mau kalau menganggu anaknya yang baru memulai rumah tangga karena kehadirannya.
Kinan sempat menangis, dia merasa seperti anak yang keterlaluan, membiarkan ibunya tinggal sendiri. Tapi, Halimah kekeh pada pendiriannya, dan meyakinkan Kinan bahwa dia baik-baik saja dan lebih suka tinggal di rumahnya sendiri.
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, Kinan melakukan ritualnya sebelum tidur, yaitu mencuci muka, menyikat gigi dan tidak lupa berwudhu. Setiap kali Kinan berpenampilan santai tanpa hijab di hadapan Dude, dia masih merasa canggung. Sama halnya dengan Kinan, Dude pun begitu. Setelah bertemu ibunya, Kinan pelan-pelan mulai lupa dengan mimpinya semalam.
Dude terlihat sedang sibuk dengan laptopnya. Ruang kerja Dude memang sengaja di satukan dengan kamar, tepat di sebelah ranjang tempat tidur, sekitar dua meter jaraknya. Dude sedang duduk dan fokus menatap layar laptop sampai kehadiran Kinan yang baru keluar dari kamar mandi pun tidak dia sadari.
Kinan mengambil mukena, dia hendak menunaikan salat dua rakaat sebelum tidur. pikirnya, agar tidak lagi bermimpi yang aneh-aneh. Sampai selesai salat, Dude tetap masih fokus pada layar laptopnya. Mungkin, karena seharian ini Dude menemani Kinan di rumah ibunya, jadi pekerjaan Dude menumpuk, pikir Kinan.
Sambil menarik selimut, lalu dia berbalik seperti membelakangi Dude yang ada di meja kerjanya. Tidak ada maksud apa-apa, Kinan hanya tidak sanggup menatap wajah suaminya terlalu lama, dia sering salah tingkah sendiri.
Dude melirik sekilas, dia melihat punggung Kinan yang agak tertutup rambut. Lalu dia menutup layar laptopnya, berjalan mendekat ke ranjang. Dude melirik lagi, memastikan apakah Kinan sudah tidur. Kinan belum tidur, dia hanya memejamkan mata, tapi Dude mengira Kinan sudah terlelap.
Lalu, satu kecupan diberikan Dude di puncak kepala Kinan, sampai-sampai Kinan refleks melotot merasakan kecupan suaminya. Jantung Kinan berdegup cepat berpacu dengan denting jarum jam yang terdengar nyaring memecah sunyinya malam itu. Dude mematikan lampu kamar lalu tidur tepat di belakang Kinan, tangannya mulai melingkar ke pinggang Kinan, mungkin Dude masih berpikir Kinan tertidur.
'Apa ini mimpi? Tapi rasanya aku belum tertidur?'
Kinan terus bermonolog dengan batinnya sendiri. Dude hanya tidur memeluknya dari belakang tanpa melakukan hal lain. Tapi itu membuat Kinan tidak bisa tidur, matanya terbuka lebar walau Dude tidak tahu itu karena Kinan membelakanginya.
'Ya ampun aku harus apa. Aku nggak akan tidur kalau posisi dia kayak gini. Dia pasti mengira aku sudah tidur,'
Tak lama pelukan itu makin mengerat, Dude menempelkan wajahnya ke punggung Kinan, sedikit menghirup aroma shampo yang menempel di rambut hitam Kinan yang halus. Kini bukan hanya jantung Kinan yang berdebar. Kinan juga merasakan suara degup jantung pria di belakangnya.
"Selamat tidur, Ki." Tidak berapa lama, Dude terdengar pulas dengan suara napasnya.
'Ya Allah, dia dia cepet banget tidurnya.'
Kinan hanya bisa membatin, dia juga tidak berani bergerak. Entah berapa lama dia akan bertahan seperti itu. Semua sikap Dude benar-benar spontan dan di luar prediksi Kinan. Pria itu sangat santai melakukan apapun yang dia inginkan, sementara Kinan sebaliknya, dia merasa malu mengutarakan perasaannya lewat sikap.
...***...
Suara puji-pujian yang biasa terdengar saat subuh mulai melewati telinga Kinan. Dia mengerjabkan mata sebab tidak sadar sudah tertidur. Di pinggangnya masih melingkar tangan Dude, dia pun pelan-pelan melepaskannya walau agak takut itu akan membangunkan suaminya.
Sebentar lagi, hanya kurang sepuluh menit subuh akan berkumandang. Kinan berbalik, dia menatap jelas wajah suaminya yang asa di depan wajahnya saat ini.
Senyum Kinan terulas manis melihat suaminya terlelap dengan sangat mengagumkan. Bagaimana bisa pria itu tetap tampan walau sedang tidur? Kata hari Kinan.
Tiba-tiba Dude menggerakkan tubuhnya, Kinan sontak memejamkan mata berpura-pura masih tidur. Dude menyipitkan matanya, lalu meraih ponsel yang ada di atas meja dekat ranjang.
"Subuh sebentar lagi," gumamnya dengan suara ciri khas bangun tidur.
Lalu dia melihat Kinan masih terpejam di depan matanya. Dude pun tersenyum sambil menyentuh pipi Kinan, mengelus pelan sampai Kinan kembali terkejut dan panik walau tetap tidak berani membuka mata.
"Ki, udah mau subuh, salat, yuk?" ucap Dude dengan suara pelan. Dia sendiri heran, semenjak menikah dia justru tepat waktu saat bangun subuh, padahal biasanya selalu dibangunkan oleh Rey terus.
Kinan membuka mata perlahan, dia langsung di suguhkan pemandangan senyum menawan suaminya.
"Mas udah bangun?" ucap Kinan asal.
"Iya, lima menit lagi subuh, Ki. Akhirnya saya bisa bangun subuh sendiri, ini sangatlah mengejutkan."
Kinan tertawa kecil. "Memangnya biasanya susah bangun?"
"Iya, biasanya saya selalu di bangunkan Rey. Mungkin ini berkahnya menikah, ya, Ki?"
Kinan hanya terkikik pelan. "Mungkin aja, Mas. Atau bisa jadi Mas masih canggung karena ada aku di kamar Mas. Jadi, bawaannya pengin bangun terus."
Dude terdiam, seperti sedang berpikir sejenak. "Apa begitu?"
Kinan mengangguk. "Kinan juga masih merasa canggung."
"Lama-lama akan terbiasa. Intinya kita sudah janji untuk berteman, kan? Jadi pertemanan ini pelan-pelan saja, supaya nanti terbiasa, oke?"
Namun, salahkah jika Kinan berharap pertemanan itu dipercepat saja. Ibaratnya, tidak bisa, kah, diganti dengan pacaran setelah menikah? Bukankah kedengarannya lebih romantis?
"Baik, Mas. Kalau gitu Kinan ambil air wudhu dulu, ya."
Dude pun ikut bangun, dia juga harus bersiap-siap salat subuh.
Tapi Dude mendadak menarik tangan Kinan, hingga Kinan berbalik menatap Dude keheranan. "Ada apa, Mas?"
"Kamu suka nonton film?"
"Nonton? Emangnya kenapa?"
"Gimana kalau hari ini kita nonton? Lusa kan kamu harus kembali bekerja, mungkin kita akan sulit untuk jalan-jalan selain menunggu kamu libur, Ki, " kata Dude sambil tersenyum masih memegangi tangan Kinan.
Kinan lalu mengiyakannya. Kebetulan dia memang sudah lama sekali tidak jalan-jalan. Nonton film? Terakhir kali Kinan nonton ke bioskop bersama Diana. Mendadak Kinan jadi teringat temannya itu, walau bagaimana pun Diana tetap temannya, Kinan tidak menyimpan dendam.
"Oke, biar saya booking tiketnya, ya?"
Kinan langsung mengayunkan dua tangannya, mencegah Dude melakukan itu. "Lebih seru kalau kita ngantri beli tiket, Mas," ujarnya.
"Kamu yakin mau antri?" tanya Dude, padahal dia bermaksud memberikan kemudahan bagi Kinan, dan dia bertujuan agar Kinan merasa lebih nyaman tadinya.
"Em, iya, Mas. Tapi, kalau ngantri beli tiket berdua—itu seperti—impian Kinan kalau punya pacar halal, Mas," jawab Kinan dengan seluruh keberanian yang dia kumpulkan untuk mengatakan itu pada Dude.
Dude lantas terpaku beberapa detik sebelum pipinya memerah mendengar itu. Dia agak terbatuk, sebelum akhirnya mengangguk. "Baik, kalau gitu kita ngantri tiket berdua," balasnya dengan senyum tertahan.
...______...
TCK emang alurnya lambat ya temen-temen. Kalau di apk sebelah aku pernah publish juga tapi jauh berbeda dengan versi Noveltoon yang aku kembangkan lagi sehingga babnya juga jauh lebih banyak di sini dibandingkan di apk sebelah.
Semoga kalian terhibur ya. Terima kasih sudah mau baca karyaku ini. ^^
Selamat berhalu dan terkagum dengan sosok Mas Dude yang nantinya bakalan sweet abis 😁