NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Upacara

Kota Central kali ini dipenuhi cahaya. Lentera-lentera yang melayang menari di atas alun-alun besar, memancarkan cahaya keemasan pada menara-menara kristal tinggi yang mengelilingi kuil ibu kota. Musik bergema di seluruh aula marmer, genderang upacara berdenyut seperti detak jantung. Orang-orang berlarian dengan gembira tidak ingin melewati momen langka penyatuan Fae dan Alana yang sekaligus menjadi simbol kekuatan para Dewa yang bersatu.

Caela berdiri di antara kerumunan, mengenakan jubah resminya sebagai salah satu perwakilan dari Host dan juga Riverbend. Kehadirannya diharapkan. Dia menjaga postur tubuhnya tetap tegak, ekspresinya tidak terbaca. Namun di dalam, badai seperti sedang terbentuk membuat Caela tidak nyaman.

Fae berdiri di altar dengan Alana di sampingnya. Keduanya mengenakan perak upacara yang serasi. Alana tampak tenang dan berseri-seri, kepalanya terangkat tinggi dengan percaya diri yang tenang. Fae... tampak tenang. Namun Caela, bahkan dari kejauhan, dapat merasakan ketegangan di balik matanya.

Salah seorang pendeta melangkah maju, mengangkat tongkatnya. Suara paduan suara terdengar harmonis, dan upacara pernikahan pun dimulai.

Caela tidak mengerti lagi apa yang sedang dirasakannya. Banyak hal yang perlu dia cari tahu, dan dia merasa sudah memiliki kawan seperjuangan dengan Fae. Walau dia terus menilai Fae hanyalah seorang Host yang sembrono dan sombong, seseorang yang kehadirannya lebih sering membuatnya kesal. Namun di sinilah ia, jantungnya tercekat di tenggorokannya, tidak dapat fokus pada upacara.

“Bisakah kau menungguku?” Caela teringat lagi dengan pertanya Fae malam itu di Moriad.

Caela memalingkan pandangannya. Ia tidak ingin merasakan hal ini. Seharusnya dia lebih mengkhawatirkan banyak hal. Ia seharusnya fokus pada Tevira dan suara Dewa. Pada misinya. Bukan pada pria yang kini menjadi milik orang lain.

“Aku mengikatkan keinginan dan jalanku pada keseimbangan Enam Dewa, dan pada seluruh rakyat yang percaya dengan ajaran Dewa,” Alana menyatakan lebih dulu, suaranya jelas.

Kemudian Fae berbicara, mantap dan pelan, “Aku mempersembahkan semua yang aku miliki, dan ikatanku pada persatuan seluruh bangsa ini demi keseimbangan Dunia.”

Sumpah telah terucap. Semburan cahaya melonjak dari altar saat bola kristal di atas mereka merespons. Penonton bertepuk tangan.

Caela tidak bertepuk tangan, dia mengepalkan tangannya. Dia hanya menonton, matanya tidak terbaca.

**

Perayaan selesai, rakyat masih banyak yang bergembira dan berpesta, di sisi lain Caela yang berada di kastil Central tiba-tiba dihampiri oleh seseorang prajurit kastil. Prajurit tersebut kemudian memberikan sebuah pesan dengan sebuah kertas dari Riverbend.

Caela mengambil secarik kertas yang diberikan oleh salah seorang penjaga dan matanya pun melebar, dia terkejut ada kabar tidak baik dari Sang Raja Riverbend, bahwa Sang Raja Riverbend saat ini sedang dalam keadaan sekarat. Jantung Caela berdetak kencang, dia pun menggenggam kertas itu dan langsung berlari kencang keluar dari kastil Central.

Dari kejauhan Fae yang masih bersama dengan Alana yang sedang membaur dengan warga di sana, melihat Caela yang terburu-buru keluar. Wajah Fae penuh rasa penasaran dan dia pun bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada Caela, ketika ia ingin menyusulnya, Alana dengan sigap langsung menggenggam pergelangan Fae.

“Tolong jangan pergi,” ucap Alana.

Fae hanya bisa terdiam dia punya perasaan yang buruk namun dia memilih untuk diam saat ini melihat kepergian Caela.

***

1
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!