(REVISI)
Bagaimana jika ingatan mu di hapus oleh kakakmu dengan alasan bahwa ia mencintaimu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ketua kocheng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
blushing
Dave berjalan menelusuri klub malam yang ada di tengah kota ia masuk dengan beberapa bodyguard di belakangnya Dave mencari seseorang dan matanya menemukan seorang wanita paruh baya yang sedang memegang miras "bawa dia ke ruang bawah tanah" ujar Dave pada leo di belakangnya leo pun mengangguk dan Dave pergi menuju mobilnya kembali leo berjalan mendekat lalu menepuk wanita itu "permisi nona?" Wanita itu menoleh ia terkejut betapa bodohnya nya ia tidak melakukan tugasnya dengan benar ia adalah natali "ikut saya nona" ajak Leo tapi Natali menggeleng lalu ia berlari leo bersmirik
Natali berlari keluar dari klub itu ia bisa melihat mobil Dave Natali semakin panik jika ia lari ia yakin ia akan mati tak ada pilihan lain Natali berjalan mendekati mobil Dave ia mengetuk jendela mobil Dave dan supir pun menurunkannya walaupun sedikit "maaf tuan maafkan saya" ujar Natali dengan menyatukan tangannya Dave sama sekali tidak menoleh "saya akan melakukan tugas saya sekarang juga tuan saya janji tapi saya mohon tuan jangan bunuh saya!.." Dave menoleh sudah beberapa bulan semenjak Dave memberi uang pada Natali tapi Natali tidak melakukan tugasnya juga Dave memalingkan wajahnya dengan sangat cepat sebuah pisau tajam menancap di kepala belakang Natali dan itu perbuatan leo yang sedang berada di belakang Natali "sa--sakit aku mohon tolong..." Natali ambruk pisau itu sangat tajam dan menancap sangat dalam darah segar mengalir di kepala Natali lalu leo berjalan mendekati membungkukkan tubuhnya agar lebih jelas berbicara dengan Dave "lakukan!.." ujar Dave dengan dingin lalu pergi dari tempat itu leo berbalik dan menghampiri para bawahannya yang sudah sedia dengan bensin di tangannya "bakar tempat ini dan manusia di dalamnya ini perintah dari tuan karena telah memasukan nona Natali ke dalam klub malam ini oiya jangan lupa bakar juga nona Natali!.." Natali membelalakkan matanya apakah ini akhir dari hidupnya "Dave brengsek!... Aku ibunya sialan!.. jangan bunuh aku dasar kalian tidak berguna!..." Natali berteriak membuat leo semakin kesal lalu berbalik menghadap Natali "tapi anda tidak bersikap layaknya ibu pada tuan Dave anda membiarkan tuan Dave membuat tuan saya menjadi orang dingin dan kesepian seperti ini anda pantas mati nona!.." Leo menyiram Natali dengan bensin lalu melempar korek api dan Natali pun terbakar Natali yang masih hidup ia berontak agar apinya mati tapi perlahan gerakannya semakin lemas lalu Natali pun mati leo tersenyum "sekarang!..." Ujarnya lalu bensin pun memenuhi klub malam dan api pun membakar semua yang ada disana apalagi alkohol yang ada di dalam klub membuat api cepat membesar dan akhirnya semua orang yang ada di sana mati tak tersisa Leo pun pergi ke salah satu mansion Dave yang berada di dekat pantai ini adalah mansion tersembunyi yang Dave miliki untuk jaga jaga jika ia membawa kembali Violet
Violet membuka matanya saat ada seseorang yang mencubit pipinya dengan gemas "enghh..." Agra tersenyum ia berhasil membuat Violet bangun "bangun Vi dasar kebo masa jam segini belum bangun" ujar Agra membuat Violet mempoutkan bibirnya dan merubah posisinya menjadi duduk "apasih Agra Vi nggak kebo Vi habis bergadang" Agra mengerutkan keningnya "ngapain kamu begadang? Kata pak haji Roma irama gak boleh Loh" Violet tertawa kecil "berarti kamu bolehin dong aku begadang" Agra mengangguk "nanti kalo kita udah nikah kamu bakalan terus bergadang Vi" Violet tidak mengerti mengapa ia akan selalu bergada saat sudah nika dengan Agra apakah Agra memang suka bergadang jadi ia akan mengajak Violet bergadang? Astaga Violet tau apa yang Agra bicarakan wajah Violet memerah ia menundukan wajahnya malu "Agra ih!..." Agra terkekeh ia semakin tak sabar menunggu pernikahannya yang akan dilaksanakan dua bulan lagi karena Agra ingin hari pernikahan mereka sama dengan hari kelahiran Violet "kenapa kamu bergadang sayang?" Blush... Violet memalingkan wajahnya yang semakin memerah kenapa tiba-tiba Agra menyebutnya sayang "semalam Vi nyoba kopi kak Regan padahal cuman sedikit tapi Vi sampai bergadang gitu" jelas Violet lalu dibalas anggukan oleh Agra "Vi?" Agra menarik dagu Violet agar menatapnya "kenapa? Kamu marah?" Violet menggeleng cepat "Vi malu kalo Agra nyebut Vi dengan panggilan sayang" Agra terkekeh ia mengusap puncak kepala violet "yauda Vi mau dipanggilnya apa?kebo?" Violet memukul tangan Agra "nggak mau kebo!.. maunya dipanggil sayang aja" blush.. Agra memalingkan wajahnya mukanya sangat panas " sayang? Bolehkan Vi panggil Agra sayang?" Jantung Agra dangdutan Agra mengangguk pelan dan Violet memeluk Agra dengan sangat erat 'jantung Agra kenceng banget hehe' batin Violet karena berhasil membuat Agra blusing ini pembalasan Violet karena Agra udah buat Violet blusing terus
Tok.. tok..
Regan melirik pintu lalu berjalan menuju pintu ia membukanya dan itu adalah Alena orang yang sedang dekat dengan regan "Ekhem!.." terdengar suara batuk dari dalam dan itu perbuatan Violet "eh ada tamu kak ajak masuk dong masa di biarin di luar kayak gitu sih!.." Regan mengerti lalu mengajak masuk Alena dan Regan mengacak rambut violet "cie yang sebentar lagi mau punya kakak ipar" ujar Agra dekat pintu "kamu siapa? Kok ada di sini?!" Agra menyunggingkan senyumnya lalu menggendong violet "kyaa.. ternyata penculik kyaa..." Agra terkekeh mencium pipi violet "penculi hati kamu Vi" blush... Kenapa Agra suka sekali membuat Violet blusing "dan vi penakluk hati Agra" mereka berdua tertawa "mau jalan-jalan?" Tanya Agra dan Violet mengangguk "Vi mau makan nasi goreng pinggir jalan" ujar Violet dan Agra mengangguk "baiklah queen Vi saya akan mengantar quen Vi ke sana segera" Violet tertawa Agra seperti bawahan yang akan melaksanakan tugas dari ratunya "meluncur" Agra memutar tubuhnya membuat Violet semakin erat berpegangan "kyaaa... Pusing sayang" blush... Agra memberhentikan putarannya dan Violet semakin tertawa hari ini banyak blusing dari mereka
heran deehhh
apa lagi yg baca