Katanya, Arsel pembunuh bayaran. Katanya, Arselyno monster yang tak berperasaan. Katanya, segala hal yang menyangkut Arselyno itu membahayakan.
Seorang Berlysa Kanantasya menjadi penasaran karena terlalu banyak mendengar desas desus mengenai cowok bernama lengkap Arselyno M Arxell. Semua murid sekolah mengatakan bahwa Arsel 'berbahaya', menantang gadis yang bernama Lysa untuk membuktikan sendiri bahwa yang 'katanya' belum tentu benar 'faktanya'.
Penasaran kecil yang berhasil membuat Lysa mengenal Arsel lebih dalam. Penasaran kecil yang sukses menjebaknya semakin menjorok ke dalam jurang penasaran.
Pada akhirnya, Lysa mengerti; ternyata mencintai Arsel, memang seberbahaya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon __bbbunga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XVI :// Penguntit
Lysa memainkan bola matanya. Berfikir sekali lagi ingin bertanya atau tidak. Sepertinya ia masih belum yakin. "Emm... Arsel."
Arsel yang tengah fokus mengendarai motornya spontan melirik Lysa sekilas dari kaca spion. "kenapa, Sa?"
"Eh, nggak jadi, deh," kekeh Lysa kemudian.
Takutnya cowok dengan sebelah telinga ditindik itu merasa risi jika Lysa kebanyakan bertanya. Takut Lysa akan diturunkan di bawah kolong jembatan atau ditinggalkan di tengah jalan karena cewek itu terus bersikap menyebalkan. Kan nggak lucu. Apa kata subscribe-nya nanti?
Tapi sayangnya Lysa masih begitu penasarannya. Karena sampai sekarang Arsel masih belum menjawab pertanyaan yang tadi. "Arsel"
Arsel tergelak kecil. "Tanya aja, kalau mau di tanyain. Sa"
Cewek bertubuh kurus itu terkekeh seraya menyampirkan anak rambutnya ke samping telinga "Nggak jadi, deh. Nanti pasti nggak lo jawab juga, kan?" Lysa menyengir.
"Tapi sebenarnya gue penasaran, sih, Arsel, kenapa lo nggak jawab pertanyaan gue tadi? Memangnya rahasia banget ya? Tapi tenang aja, gue nggak bakalan tanya, kok!"
Arsel tersenyum kecil, mengigit bagian dalam bibirnya gemas. Cewek yang diboncengnya benar-benar menggemaskan. "Jadi yang tadi itu bukan pertanyaan?" cibir Arsel sambil menahan tersenyum.
Lysa mengetuk kepalanya sendiri sambil mengumpat tanpa suara. Sepertinya dia memilih bakat dalam hal bertingkah absurd. Apa ini keturunan?
"Hahahaha" kalau sudah begini, Lysa lebih baik pura-pura tertawa saja "Oh iya, ya, barusan tadi pertanyaan, ya? Memang dasar gue ini"
Perlahan senyum Arsel memudar. Bukannya dia tak ingin jujur, namun cowok itu masih belum terbiasa terbuka dengan orang lain. Bukan berarti dia tertutup. Hanya saja, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak perlu diceritakan dan lebih baik disimpan sendirian "Nanti lo bakal tai sendiri" ujar Arsel, kemudian yang langsung mendapatkan gumaman bingung dari Lysa karena tidak mengerti.
Lysa coba memahami itu. Tidak seharusnya ia memaksa Arsel menceritakan kepadanya tentang kehidupan pribadi cowok itu. Memangnya Lysa siapanya? Ah, seharusnya Lysa sadar diri.
Tepat ketika Lysa tidak sengaja menolehkan pandangan ke belakang, entah kenapa cewek yang rambutnya kini dicepol itu merasa ada mobil yang tengah mengikuti mereka. Lysa tidak yakin ini hanya perasaannya saja atau memang benar mobil itu mengikuti mereka.
"Arsel, kayaknya mobil hitam itu ikuti kita deh dari tadi, soalnya pergerakannya aneh"
Arsel segera melirik ke arah kaca spion. Memang ada mobil berwarna hitam di belakang mereka. Untuk memastikan mobil itu benar-benar mengikuti mereka atau tidak, Arsel sengaja mengambil jalur kanan. Dan ternyata benar saja. Mobil itu memang mengikuti mereka entah sejak kapan mobil itu ada di belakangnya.
"Pegangan yang kuat, Sa"
"Ha?"
Tanpa repot menjelaskan, sebelah tangan Arsel bergerak melingkarkan tangan Lysa di pinggangnya. Meminta secara tidak langsung agar cewek itu memeluknya erat.
"Gue bakal ngebut, pegang yang erat!" jelas Arsel sebelum kemudian membelokkan setang ke kanan melajukan kecepatan sambil sesekali melirik ke arah kaca spion memperhatikan mobil itu yang ternyata juga menambah kecepatannya mengikuti Arsel dan Lysa.
"Arsel, please jangan ngebut-ngebut. Jantung gue seketika hilang nih"
"Uda lo tenang aja"
"Aish, nyebelin banget sih" sinis Lysa sambil merangkul pinggang cowok itu dengan sangat erat. Khawatir dengan keadaan saat ini. Aduh gimana ya takut kenapa-kenapa gue, kalau gue mati duluan gimana, jangan mati dulu dong nanti penggemar YouTube gue pada kecewa kalau gue mati duluan?
...*****...
thor mampir juga dong ke ceritaku..