Cinta Setelah Benci

Matahari menyeruak masuk melalui tirai jendela, Nicole mengerjapkan matanya saat cahaya matahari pagi mengenai retina nya.

Sudah hampir pukul setengah delapan pagi. Nicole menoleh ke samping, Nando sudah tidak ada. Sepertinya dia sudah lama bangun karena tempat tidurnya sudah dingin.

Nicole merentangkan tangannya sambil menguap. Ia bangun dengan perasaan senang, karena hari ini ia akan bertemu Erlan untuk membahas cara membawa Siena kembali.

“Selamat pagi Nyonya, saya akan membantu anda membersihkan diri.” Kata Deborah berjalan masuk ke dalam kamar besar itu.

“Aku bisa membersihkan diri sendiri bibi,” sahut Nicole dengan wajah malu. Meski terlahir dari keluarga yang sangat kaya, Nicole terbiasa mengurus dirinya sendiri sejak beranjak remaja. Memikirkan seseorang akan membantunya membersihkan diri tentu membuat Nicole malu.

“Kata Tuan Nando, anda terluka. Saya diberi perintah untuk mengurus segala sesuatunya,” Deborah menjelaskan sambil menundukkan kepala, bersikap sopan dan tunduk kepada Nyonya rumah adalah etika dasar bekerja dalam lingkaran keluarga Caesar.

“Baiklah, kamu bisa menyiapkan aku air hangat, lalu aku akan mandi sendiri.” Nicole mendesah pasrah, membiarkan Deborah melakukan apapun yang dia inginkan.

Deborah pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat dan peralatan mandi. Sementara Nicole pergi ke walk in closet dan mengambil dress hitam longgar. Dia masih cuti, jadi masih punya banyak waktu untuk pergi keluar.

Lima menit kemudian Deborah selesai menyiapkan segala sesuatunya. Dia menuntun Nicole ke dalam kamar mandi.

“Nando kemana bi?” Tanya Nicole sebelum masuk ke dalam bathtub.

“Tuan ada di bawah Nyonya, berbicara dengan temannya yang datang tadi malam.”

“Teman Nando? Siapa?” Nicole tidak tahu kalau Nando memiliki teman akrab di Limerick, semua teman-temannya ada di Indonesia.

“Nona Cindy, Nyonya,”

“Oh!” Nicole mengerti. Rupanya wanita itu masih belum menyerah mendapatkan Nando, dia patut diwaspadai. Selain Siena, Cindy adalah wanita kedua yang berpotensi mendapatkan hati Nando.

“Kamu bisa keluar sekarang, aku mau mandi.”

“Baik Nyonya.”

Nicole merendam dirinya dalam air hangat, pikirannya melayang pada dua orang dibawah sana. Mereka mungkin sedang membahas sesuatu yang penting untuk hubungan mereka.

“Shit! Aku seharusnya memang tidak menikah dengannya.” Gerutu Nicole menenggelamkan diri sepenuhnya ke dalam air.

Fernando Sagara bukanlah Cassanova yang hobi mempermainkan perasaan wanita, meskipun dia memiliki semua hal yang bisa di banggakan sebagai seorang pria. Kaya, tampan dan berkuasa.

Nicole tahu itu, ia tahu Nando hanya ramah dan baik tetapi tidak pernah punya keinginan untuk mengoleksi banyak wanita karena itulah ia jatuh cinta pada Nando.

Namun, Nando yang baik dan ramah telah menarik perhatian banyak wanita, banyak wanita mengejarnya secara terang-terangan dan dia menghargai itu.

“Kenapa dia tidak bisa bersikap galak saja pada mereka?” Tanya Nicole, matanya terpejam dan ia sedang bermalas-malasan dalam bathtub. Ia ingin mengulur waktu sampai Nando dan Cindy pergi, ia tidak mau bertemu mereka karena akan menyulut kecemburuannya.

Namun, pikirannya terus tertuju pada Nando dan Cindy. Otaknya mulai membuat skenario liar yang menyesatkan, seperti mungkin saja Nando dan Cindy sedang berpelukan sekarang.

"Nggak! aku nggak bisa terus disini dengan pikiran kemana-mana." gumam Nicole kemudian keluar dari dalam bathtub. Ia dengan cepat memakai dress, lalu bergegas turun ke bawah.

\=\=\=\=

Di ruang keluarga, Nando menatap Cindy prihatin. Ia tidak menyangka Cindy akan menenggak berbotol-botol anggur tadi malam.

“Astaga! Cindy, bisakah kamu tidak membuat masalah sekali saja?” Tanya Nando

Cindy yang duduk di depannya mengerucutkan bibirnya. “Hei, aku melakukannya karena frustasi. Tega sekali kamu mengkhianatiku dan menikah dengan dia.”

“Aku sudah minta maaf sama kamu. Kita benar-benar tidak bisa menikah, dan maaf untuk segala harapan palsu itu.” Kata Nando

Cindy menggerakkan giginya, dia benci saat Nando mengucapkan kata-kata itu. Tidak bisakah Nando menikahinya saja? Sebagai istri kedua yang disembunyikan juga tidak apa-apa.

“Sudahlah, aku tidak apa-apa. Tapi izinkan aku memelukmu kali ini,” pinta Cindy.

“Tentu,” Nando tersenyum lega. Ia lega akhirnya Cindy mau mengerti.

Namun tanpa diketahui olehnya, Cindy tidak benar-benar mengerti. Dia sengaja memintanya karena ia melihat Nicole turun dari lantai dua dan sedang menatap mereka.

Dengan senyum puas di wajahnya, Cindy menghambur ke dalam pelukan Nando. Dia memeluk prianya dengan sangat erat. “Berbahagialah Nando.” Bisiknya putus asa.

Nicole mencengkeram kuat pembatas tangga, dadanya bergemuruh karena sakit hati dan cemburu. Nicole merasa hatinya sedang diiris-iris. Nicole memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan diri, ia kembali melanjutkan langkahnya.

Ia melangkah dengan ekspresi datar dan tatapan mata yang tajam. Ia menahan diri untuk tidak memisahkan dua insan manusia yang sedang berpelukan itu.

'Ya, aku harus sadar diri. Posisiku sebagai istri dari perjodohan bisnis tidaklah berarti apa-apa baginya. Wanita itu, yang selalu ada untuknya, yang melakukan apa saja untuknya.' Begitu saja kaki Nicole menginjak lantai, ia menatap punggung tegap Nando dan sepertinya pria itu tidak punya keinginan untuk mendorong Cindy menjauh.

Cindy tersenyum kearahnya, lalu tanpa di duga dia menarik wajah Nando untuk lebih dekat. Cindy dengan berani melumat bibir Nando, penuh gairah dan emosi.

Nicole meremas dress nya, matanya memerah karena emosi dan cemburu yang berkecamuk.

"Aku rasa sebaiknya kalian berciuman di kamar saja." Ujar Nicole melewati mereka.

Nando sadar dari keterkejutannya, langsung mendorong Cindy menjauh.

"N-nic, ini-"

"udah nggak apa-apa. Lanjutkan." potong Nicole lalu bergegas keluar.

"Shit!" Nando menyusul Nicole tanpa peduli lagi dengan keberadaan Cindy.

Cindy tersenyum puas, rencananya kali ini berhasil. 'ini baru permulaan Nicole, kamu sudah mengambil sesuatu yang bukan milik kamu. Nando tidak akan pernah menjadi milikmu, tidak selama aku masih ada.'

...***...

...Like, komen dan vote....

...💗💗💗...