NovelToon NovelToon
KANA (The Series)

KANA (The Series)

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Prepti ayu maharani

Kana Bintang Artana.

Laki-laki dingin yang mampu membuat hati siapapun menjerit melihatnya.

Bukan karena seram. Tetapi karena ketampanannya yang dapat membuat para gadis jatuh cinta padanya.

Begitupun Kaila. Gadis pemalu yang ikut andil menyukainya. Namun rasa sukanya memudar saat mengetahui betapa menyebalkannya seorang Kana.

Dan tanpa Kaila sadari, perlahan namun pasti, Kana mulai menunjukkan rasa sukanya pada Kaila.

Akankah keduanya berakhir bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

Part 26

Biologi menjadi pelajaran terakhir untuk kelas 12 IPA 3 kali ini. Mereka semua sibuk mempelajari kembali materi-materi yang telah diberikan, demi menghadapi ujian yang akan mereka hadapi mendatang.

"Kai, lo ada pembahasan soal ini gak?" tanya Ajeng yang duduk di depan Kaila.

Kaila membaca soal yang Ajeng maksud. "Oh, ada kok. Sebentar." Kaila meraih buku catatannya dan memberikan pada Ajeng.

"Thanks ya?"

Kaila mengangguk lalu menoleh pada teman sebangkunya. "Lo kenapa?"

Elsa menggeleng lalu menghela napasnya. "Gue bosen, Kai. Keluar ke depan yuk?"

Kaila melebarkan mata. "Nanti kalau Bu Diana masuk gimana? Nanti kita di hukum, Elsa."

"Enggak, enggak. 'Kan kita cuma duduk di depan doang."

Kaila menggeleng. "Gak mau, ah."

Elsa berdecak. "Gue bosen banget belajar kaya gini. Di jelasin enggak, di tinggal pergi iya."

Kaila terkekeh. "'Kan kita disuruh pelajarin materi."

Elsa menghela napas lalu menyenderkan kepalanya di meja. "Bosen gue kaya gini."

Kaila tersenyum lalu meraih pena dan menulis sesuatu pada catatannya.

"Eh, Kai!" seru Elsa membuat Kaila tersentak.

"Apaan?"

"Sebenarnya lo sama Kana udah jadian belum sih?" tanya Elsa penasara.

Kaila tertawa. "'Kan gue udah bilang, gue belum jadian sama dia."

"Memangnya dia gak nembak gitu?"

Kaila menggeleng.

"Demi apa?" tanya Elsa tak percaya.

"Beneran!" Kaila mengangguk.

Elsa membulatkan bibirnya lalu menatap ke depan. "Sayang banget, sih. Padahal udah deket, berangkat bareng terus." Elsa menghela napasnya. "Kalau Bima?" tanyanya kembali.

"Kalau Bima—" Kaila memberi jeda pada ucapannya.

"Kalau Bima apa?" tanya Elsa penasaran.

"Dia udah nembak sih. Tapi, gue belum kasih jawaban."

Elsa melebarkan mata. "Seriusan dia udah nembak lo?"

Kaila mengangguk.

"Terus kenapa gak lo jawab?"

Kaila menggeleng pelan. "Gue gak enak buat nolak dia, El. Sebenarnya dia udah nembak gue lama, setiap gue mau jawab— dia selalu bilang jangan sekarang."

Elsa mengerutkan dahinya. "Kenapa gitu?"

Kaila diam. Ia teringat ucapan Bima beberapa waktu lalu.

-o0o-

Saat itu, Kaila sengaja menemui Bima di lapangan basket sekolah. Gadis itu ingin sekali menjawab pertanyaan Bima untuk menjadi pacarnya. Karena bagi Kaila, pertanyaan itu sungguh mengganggu dan ia ingin segera menjawabnya. Meskipun jawaban itu akan membuat Bima kecewa pada akhirnya.

Bima tersenyum melihat kehadiran Kaila. Bima segera menyudahi latihannya dan menghampiri gadis itu.

"Tumben kesini," ucap Bima melihat Kaila berada di hadapannya.

Kaila mengangguk. "Ini, untuk lo." Kaila menyerahkan botol minum yang sengaja ia beli untuk Bima.

Bima tersenyum dan meraihnya. "Thanks ya," ucap Bima dan langsung meneguknya.

Kaila menatap laki-laki di sampingnya dengan perasaan bimbang.

"Kenapa?"

Kaila menggeleng. Ia menghela napas dan kembali merangkai ucapannya. "Gue—"

"Elo kenapa?"

Kaila menggigit bibir bawahnya. "Soal pertanyaan lo beberapa waktu lalu, gue—"

"Jangan sekarang, Kai!"

Kaila mengerutkan dahinya dan menatap Bima bingung.

"Jangan sekarang. Gue belum siap dengernya. Nanti aja ya jawabnya, waktu pengumuman kelulusan."

"Tapi, Bim—"

Bima tersenyum. "Apapun jawaban lo nanti, gue pasti terima kok. Lagipula masih ada waktu Tiga Puluh Satu hari sebelum hari kelulusan, jadi gue akan manfaatin waktu itu bener-bener."

"Tiga puluh Satu hari?"

Bima mengangguk dengan senyuman. "Tiga Puluh Satu hari akan gue manfaatin dan gak akan gue biarin sia-sia." Bima bangkit dari duduknya. "Gue latihan lagi ya?"

Kaila mengangguk dan membiarkan Bima pergi.

-o0o-

"Jadi gitu ceritanya." Kaila menghembuskan napas kasar setelah menceritakan hal itu pada Elsa.

"Jadi Tiga puluh satu hari yang Bima maksud, sama kaya sisa Tiga Puluh Satu hari hukuman yang Kana kasih ke elo? Maksudnya, Bima bilang gitu di hari yang sama sama sisa hukuman lo yang Tiga Puluh Satu hari lagi?" tanya Elsa memperjelas.

Kaila mengangguk membenarkan.

"Gue jadi penasara, Kai." Elsa tampak berpikir. "Gini deh, itu 'kan pas hari kelulusan kita. Nah, kalau hari kelulusan si Bima minta jawaban dari lo, terus kalau Kana, ngapain? Apa maksud tujuan Kana hukum lo sampai hari kelulusan? Bayangin, Sembilan puluh satu hari sebelum kelulusan, Kana ngehukum lo. Dan hukuman itu berakhir di hari kelulusan. Di hari dimana Bima minta jawaban lo—"

"El, lo ngomong apa sih? Dari tadi muter mulu," ucap Ajeng yang kesal mendengar ucapan Elsa.

Kaila tertawa. "Udah Jeng, lo fokus lagi aja belajarnya."

Elsa menyengir kuda. "Ya 'kan, Kai? Lo penasaran 'kan?"

Kaila mengangguk.

"Apa jangan-jangan—"

'Tringgg!'

"Pulang, gais!" teriak salah satu dari mereka membuat yang lain bersorak ria.

"Eh, Ibunya belum masuk loh!" teriak Ajeng agar yang lain tidak langsung meninggalkan kelas.

"Iya, langsung pulang nak." Bu Diana muncul dan kembali pergi.

"Asikk, pulang, pulang."

Kaila menggelengkan kepala melihat teman-temannya yang tak sabar untuk pulang.

"Kai, lo langsung pulang apa kerja part time?" tanya Elsa yang menunggunya untuk keluar kelas bersama.

"Gue udah gak kerja part time lagi, El."

"Kenapa?" Elsa menaikkan kedua alisnya.

Kaila menggeleng dengan senyuman. "Gak papa, udah yuk?" ajaknya untuk keluar bersama.

Keduanya berjalan beriringan melewati koridor. Untunglah tidak terlalu ramai, jadi mereka tak perlu berdesak-desakkan demi pulang di waktu yang tepat.

"Headset gue dimana ya?" ucap Elsa seraya merogok sakunya.

Kaila tertawa. "Ini apa?" ucapnya menunjukkan headset yang tergantung di leher Elsa.

"Oh iya!" Elsa terkekeh lalu meraih headset tersebut dan menyumpalkan di telinga.

Kaila menggelengkan kepala dan meraih ponsel di sakunya.

"ZELINE!"

Kedua gadis itu menghentikan langkah.

"Pasti Bima, Kai. Gue duluan ya?" ucap Elsa lalu berjalan pergi.

Kaila menoleh ke belakang dan melihat Bima yang berlari menghampirinya. Laki-laki tengah mengatur napasnya sebelum mengucapkan sesuatu pada Kaila.

"Ngapain juga pakai lari-lari," ucap Kaila menggelengkan kepala.

"Gue— takut— lo di bawa Kana duluan," ucap Bima dengan napas yang tidak teratur.

Kaila tertawa. "Bima, Bima, ada-ada aja."

Bima terkekeh. "Oh ya, mau ikut gue gak?"

"Kemana?" tanya Kaila penasaran.

"Ke tempat yang sebenarnya pengen banget gue datengin sama lo dari dulu. Cuma, belum kesampaian."

"Memangnya kemana?"

Bima tersenyum. "Ada deh. Nanti lo juga tahu."

Kaila membulatkan bibirnya.

"Mau ya? Please?" pinta Bima penuh harap. "Mumpung Kana belum nyamperin lo. Please."

Kaila tampak berpikir.

-o0o-

"Kan, pulang dari sini, kumpul di rumah gue yuk?" ajak Aji saat mereka berjalan meninggalkan kelas setelah pelajaran terakhir mereka habiskan.

Adinda mengangguk. "Yuklah, Kan. Kita 'kan udah lama gak kumpul-kumpul. Ayo lah!" ucapnya dengan senyum memohon.

Kana tampak berpikir. "Oke. Tapi abis gue nganterin Kaila pulang ya?"

Senyum Adinda memudar saat mendengar ucapan Kana.

"Yaudah, gak papa. Yang penting kita bertiga bisa sering-sering kumpul," ucap Aji membuat Kana tersenyum.

"Kalau gitu gue ke kelas Kaila dulu ya?" ucap Kana.

Belum sempat Kana berjalan, Adinda melihat Kaila tengah berbicara dengan Bima. "Itu Kaila."

Kana mengikuti arah pandangan Adinda. Tangannya mengepal saat melihat Bima menarik Kaila untuk pergi. "Nyari gara-gara nih anak." Kana berlari dan mengejar Bima dan Kaila. "Kaila! Tunggu!" teriak laki-laki itu dan berlari pergi.

Adinda menggigit bibir bawahnya. "Ji, ayo kejar Kana!" ucap Adinda dan berlari. "Kana! Tunggu!"

"Kaila! Tunggu!" teriak Kana.

Bima melebarkan mata mendengar suara Kana. Ia segera mengeratkan pegangannya pada Kaila dan berlari.

"Kaila! Bima!" teriak Kana yang mengejar Bima dan Kaila.

"Kana! Tunggu!" teriak Adinda yang mengejar Kana.

"Kaila, ayo cepetan naik!" Bima mengajak gadis itu masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi meninggalkan sekolah.

"Kaila!"

-o0o-

Bima menghembuskan napas kasar setelah keduanya telah berada jauh dan tak melihat Kana mengejarnya.

"Kenapa sih harus kejar-kejaran kaya gini?" ucap Kaila tak habis pikir.

"Ya kalau gak gini, lo udah di bawa Kana duluan. Gagal deh gue ngajak lo pergi."

Kaila tersenyum.

Melihat Kaila tersenyum, membuat Bima ikut tersenyum. "Kai," panggil Bima.

Kaila menatap Bima seraya menaikkan kedua alisnya.

"Lo tahu gak?" tanya Bima.

"Soal apa?" tanya Kaila serius.

"Soal jantung gue."

Kaila mengerutkan dahinya. "Jantung lo kenapa?"

Bima menggeleng tak tahu. "Gue sendiri gak tahu. Gue ngerasa aneh sama jantung gue, Kai." Bima menunduk membuat gadis di sampignya merasa khawatir.

"Bim, apa yang terjadi sama jantung lo?"

Bima diam beberapa saat lalu memandang Kaila serius. "Jantung gue berdegub kencang setiap liat senyum lo, Kai."

Kaila menghela napas dan menatap Bima tak habis pikir. Sedangkan laki-laki di hadapannya malah tertawa seolah ia telah berhasil mengelabuhi Kaila.

"Dasar! Udah serius-serius juga," ucap Kaila kesal.

Bima tertawa lalu kembali fokus dengan kemudinya.

"Sebenarnya mau kemana sih, Bim?" tanya Kaila penasaran.

Bima tersenyum, ia menghentikan mobilnya dan mengajak Kaila turun. "Kita udah sampai."

Kaila melebarkan mata menatap pemandangan di hadapannya.

Bima tak salah? Mengapa laki-laki itu membawanya kesini?

-o0o-

1
Ika Maimunah
q dh 2 at 3 x baca.. tp ko mash suka ? gimana dong ? bner dh habis ini thor cerita ny???😍😍
Ika Maimunah
bagusss baangeeeet.... 😍😍😍😍
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ
mati aja lu sana Gisell, gak usah sok jadi Hero Lo pelakor
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ
bege, gue gak meluk dia?
tapi Lo biarin dia, ngizinin dia.
tolol.
Qaisaa Nazarudin
Kan sekarang kamu udah dapat Ken,Mau apa lg..
Qaisaa Nazarudin
Apa Tantenya tau sesuatu tentang Kana??🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Ya salam Elsa,orang sekolah itu belajar,bukan pacaran..🤦🤦
rara ayu
sumpah keren banget novelnya..
alpiaansh
nama ku
Nurmalasari
padahal aku suka babgat sama bima
Nurmalasari
aku suka bima
Bukan mawar🥀
Aku ampe baca novel ini ber ulang ulang lho, saking suka nya, alurnya, karakter tokoh nya, bahasa nya dan semua muanya deh. Love banyak banyak buat author nya
Irwin Mmf
jarang ad persahabatan antara cowok & cewek yg gak main hati
Irwin Mmf
dari Kevin lanjut Kana
Deli Momoidea Pelangiran
😭😭😭😭
Sry Rahayu
penasaran..
Sry Rahayu
mampir ...
Haryani Yuliwulansih
😄😄😄
Fransiska Siba
Alina cemburuan ga jelas, kenapa ga diskusi sama suaminya kalau ada masalah. kalau ada masalah itu dihadapinya dan diskusi sama pasangan jgn ambil keputusan sepihak. Jangan kau lakukan kepada mantan2 mu dlu putusin sepihak tanpa mendengar penjasalan dan seharusnya lo hadapi jgn keegoisan lo anak lo jadi korban sdh cukup Arga dan Dafa dlu korban kamu
Fransiska Siba
sebenarnya ga suka orgnya Plin plan krn gampang pindah ke lain hati seprti Kaila. katanya suka Kana, terus Aji dan terus Bima. org seperi ga bisa setia dan bisa kemungkinan bisa jadi selingkuh, krn org sepeti gampang nyaman dan cari org yg buat nyaman itu mampu buat org cepat pindah lain hati. padahal cinta ga gitu, cinta adalah seburuk dan sebaik apapun org kalau memang ada cinta utk dia pasti akan setia pasangan tidak gampang pindah kelain hati yg bisa buat dia nyaman krn org cari buat dia nyaman berati org itu ga puas dgn pasangannya.
seharusnya Kaila tegas dgn perasaannya kalau ga suka bilang jgn PHP anak org kan pada ujungnya sakitkan kayak Adinda dong tegas dia langsung blg ke Aji dia ga bisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!