(Novel ini adalah Novel pertama ku, jadi mohon maaf jika penulisnya masih sangat berantakan. tapi Author akan menyempatkan waktu untuk merevisi total hampir keseluruhan dari isinya, walaupun bertahap.)
"Jadilah Istri ku selama satu tahun Naya, semua pengobatan nenek mu akan ku tanggung, dan kau juga bisa menikmati uang ku selama itu" ucap Arjuna sembari mengulurkan tangannya kepada Naya.
air mata Naya menetes sembari menoleh ke dalam ruangan ICU tersebut, dalam hatinya ia sangat ingin menampar pria di hadapannya itu karena telah merendahkannya dengan menawarkan Nikah kontrak, namun di sisi lain ia juga tidak bisa munafik bahwa ia benar-benar tengah membutuhkan uang untuk pengobatan Neneknya. Naya menoleh kearah Juna.
"baik lah tuan aku bersedia" ucap Naya membuat bibir Juna tersungging.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perasaan lain
Arjuna terus melajukan mobilnya pelan sembari memijat keningnya tanpa keluar sepatah kata pun, Naya yang hanya tertunduk tidak berani mengatakan apapun pada Arjuna, sedangkan mata Arjuna sesekali melirik kearah Naya, perasaan bersalahnya masih ada, membuat sedikit ganjalan di hatinya.
"Maaf" Ucapnya lirih yang mulai membuka suaranya dengan tatapan lurus kedepan. Naya pun menoleh pelan.
"Maaf? Untuk apa Tuan" tanya Naya.
"Aku telah kasar pada mu" Ucap Arjuna.
'Ehhh kenapa tiba-tiba, bukan kah kau selama ini selalu kasar pada ku tanpa meminta maaf ya Tuan Arjuna?' gumamnya dalam hati.
"I... Iya Tuan" Jawab Naya.
"Iya apa?" Tanya Arjuna
"Iya aku telah memaafkan mu" Jawab Naya.
"Semudah itu?" Tanya Arjuna
"Lalu aku harus apa?" Tanya Naya
"Aku sudah melempar kue mu loh, dan telah berbicara kasar pada mu, kau masih mau memaafkan ku tanpa meminta apa-apa" Tanya Arjuna lagi
"Itu tidak perlu Tuan, kalau aku memaafkan mu lalu menuntut sesuatu itu namanya tidak ikhlas" Ucap Naya tulus, sekilas bibir Arjuna tersungging,
"Ehmmmm tapi kau puas kan tadi?" Ucap Arjuna
"Ma—maksud Tuan?"
"Kau puas telah membuat ku susah mencari mu kesana kemari?" Seru Arjuna yang masih menatap lurus kedepan.
"Maaf Tuan, Sebenarnya jika Tuan tidak mencari ku itu tidak apa-apa" Ucap Naya lirih sembari menunduk. Ckiiiiiiiiittt Arjuna menghentikan laju mobilnya tiba-tiba membuat Naya sedikit terkejut, Arjuna pun menoleh ke arah Naya cepat.
"Oh... Kau mau aku tidak menjemputmu lalu kau pulang bersama Raihan dan menerima kehangatan darinya begitu?" Seru Arjuna.
"Tuan? Sudah berapa kali aku katakan, aku dan Raihan tidak ada hubungan apapun, walaupun kau tidak mencari ku tadi? Aku tetap akan pulang kerumah ku" Seru Naya dengan Nada yang sedikit meninggi membuat Arjuna menarik bajunya dengan satu tangannya hingga posisi keduanya sangat dekat,
Seketika pandangan Arjuna tertuju pada bibir Naya yang berwarna pink alami itu terlihat sangat manis. Jantungnya pun berdegup kencang membuatnya melepas cengkraman nya kasar, ia merasakan aneh pada dirinya, pasalnya Arjuna sering melakukan itu pada Naya tanpa perasaan apapun, ia pun berdeham.
"Pokoknya aku ingin kau berhenti menemui Raihan, apapun alasannya!" Ucap Arjuna yang lantas kembali menggerakkan laju mobilnya.
Entah kenapa tubuh Naya yang basah itu terlihat lain di matanya, Arjuna terus berusaha berfikir jernih, dan mengingat bahwa di hatinya hanya ada Kinara bukan Nayaka.
Di depan rumah Arjuna, Naya pun turun dengan seorang pelayan yang sudah menutupi tubuh Naya dengan handuk.
"Nyonya air hangat untuk anda mandi telah siap" Ucapnya.
"Air hangat?" Tanya Naya yang merasa bingung.
"Iya, Tuan Arjuna menghubungi saya untuk segera menyiapkan air hangat untuk Nyonya" Ucapnya, Naya pun menoleh ke arah Arjuna yang lantas membuang muka mengalihkan pandangannya. Bibir Naya sedikit tersungging ia pun mengucapkan terimakasih pada pelayannya itu, dan segera masuk kedalam rumah yang bak istana itu.
Setelah bebersih Naya pun keluar ia melihat Arjuna sudah memejamkan matanya di atas ranjangnya, membuatnya sedikit tersenyum dan menarik selimut itu dan menutupi tubuh Arjuna.
'Terimakasih Tuan, sudah mencari ku' gumam Naya lirih ia pun mematikan lampu tidurnya dan berjalan menuju kursi panjangnya, sedangkan Arjuna kembali membuka matanya, yang sebenarnya ia belum benar-benar tidur, ia menatap ke arah langit-langit sesaat fikirannya kembali pada bibir Naya itu membuatnya kembali berdebar.
'Haaahh apa yang terjadi pada ku? Kenapa aku terus mengingat itu?? Bahkan aku tadi hampir menyentuhnya' gumamnya dalam hati, ia pun beranjak duduk dan menoleh ke arah bangku panjang tempat Naya tertidur.
"Seperti budak itu sudah tidur?" Ia pun menyibak selimutnya dan berjalan berindik mendekati Naya. Dengan sedikit membungkuk ia benar-benar memastikan kalau Naya sudah tertidur.
Arjuna berjongkok ia terus memandangi wajah yang terlihat sangat kelelahan itu.
'Jika di lihat dari jarak dekat budak ini memang cantik sebenarnya' gumamnya dalam hati, tangannya terangkat sesaat ia ingin membelai wajah Naya namun tertahan.
'Bodoh! Apa yang ingin ku lakukan, sadar Arjuna dia itu budak mu' Arjuna pun beranjak dan kembali menuju ranjangnya, sesaat ia menyentuh dadanya yang berdebar sedari tadi.
"Apa-apaan ini? Tidak! Tidak boleh terjadi" Arjuna pun meraih selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya, baru beberapa menit ia pun menyibak nya lagi.
"Aku tidak bisa tidur?" Gumamnya, ia pun kembali berusaha memejamkan matanya, Lagi-lagi wajah Naya yang ia lihat.
"AAAAAAARRRRGGGGGGGG!!!" teriaknya sembari terduduk hingga membuat Naya terjaga.
"A—ada apa Tuan?" Seru Naya.
"Tidak... Tidak apa-apa tidur lagi saja, aku hanya mimpi buruk" Ujar Arjuna asal, Naya pun menghela nafas lega, jantungnya hampir saja copot karena teriakan Arjuna tadi, ia kembali membaringkan tubuhnya, dan memejamkan matanya.
'Tidak Arjuna, kau tidak boleh menyukai tikus jalanan itu' tuturnya yang lantas kembali berusaha memejamkan matanya lagi, hingga beberapa jam kemudian Arjuna pun tertidur.
Pagi menjelang Arjuna berjalan dengan di dampingi Naya keluar rumahnya ia pun mencari sopir nya itu yang belum stay di depan membuatnya berjalan mencarinya.
"Hey kau sedang apa? Ayo berangkat" Seru Arjuna geram melihat sopir nya itu hendak melahap kue brownies.
"Maaf Tuan, tadi saya pikir anda masih lama" Tuturnya ia pun meletakan lagi kue itu ke piring.
"Apa yang kau makan tadi?" tanya Arjuna.
"Ini? Kue buatan Nyonya Naya, Tuan"
"Kenapa kau makan?" Serunya.
"I... Ini jatah para pelayan disini Tuan, itu kata Nyonya"
Arjuna pun meraih potongan kue itu dan menggigitnya, matanya seketika melebar.
"Sebelum berangkat kue-kue ini masukan ke dalam wadah tertutup, aku akan membawanya ke kantor" Ucap Arjuna
"Se... Semua ini Tuan?" Ucapnya, Arjuna pun memasukan potongan kue itu sekaligus ke mulutnya.
"Emmm semuanya jika di dapur masih ada masukan itu juga, cepat ya?" Perintah Arjuna dengan mulut penuh sembari mengunyah, ia pun berjalan kembali menuju mobilnya, mendapati Naya masih berdiri di sana, ia pun membalikan badannya sembari menepuk-nepuk dadanya dan berusaha menelan potongan kue itu, ia tidak ingin Naya tahu kalau dia memakan kue buatannya itu.
Naya terus mengamati tingkah aneh Arjuna itu merasa bingung, tak lama seorang sopir itu keluar,
"Ini Tuan ku?" Ucapan sopir itu terpotong saat Arjuna memberi isyarat dengan jarinya yang di letakan ke mulutnya, sopir itu pun mengerti ia lantas membuka pintu mobil depan untuk menaruh kuenya dan kembali berlari membuka pintu tengahnya.
"Aku berangkat Naya" Tuturnya dingin sembari masuk kedalam mobilnya, sesaat pintu itu pun tertutup dan mobil mulai melaju.
Kini Naya bisa bernafas tenang saat Arjuna sudah pergi ke kantornya.
Di sisi lain....
"Mana kue itu?" Tanya Arjuna
"Ini Tuan" Sopir itu mengulurkannya ke belakang.
"Hanya segini?" Tanya Arjuna
"Iya Tuan, tidak banyak semuanya sudah termakan" Ucapnya.
'Sial, jika tau seenak ini kemarin tidak aku buang kue itu' tuturnya dalam hati sembari menggigit kue di tangannya.