Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Rumah Masa Depan
"Halo...... dengan Selia Branson, bisa ketemu sekarang?" tanya Ken.
Rupanya ada pengumuman di depan rumah besar dua lantai yang tertuliskan.
"RUMAH DIJUAL
HUBUNGI SELIA BRANSON
0813XXXXXXXX".
Tepat di sebelah rumah Imma, sehingga Ken mengurungkan niatnya untuk ke rumah Imma, sehingga Ken langsung menelpon pemilik rumah tersebut.
"Saya tertarik dengan rumah anda Bu, apakah saya bisa bertemu sekarang?" tanya Ken dalam telpon nya lagi.
"Bisa..... bisa..., kebetulan saya lagi ketemu dengan klien di hotel Shangrila, anda bisa kesini, saya ada di restauran saya tunggu" jawab Selia Branson.
"Baik saya kesana" ucap Ken dan kemudian naik taksi lagi menuju hotel Shangrila.
Di dalam taksi Ken menghubungi Papi Bastian, menceritakan kalau dia sudah di Indonesia dan menuju hotel Shangrila, dan mereka sepakat bertemu di sana.
Di hotel Ken dan Papi Bastian datang hampir bersamaan.
"Kau ini kenapa tidak pulang dulu, malah entah kemana?" celoteh Papi Bastian.
"Bukan entah kenapa Pi, tapi ke rumah calon istri" ucap Ken sambil cengar-cengir.
"Jadi gimana, memang rumah yang mau kau beli sesuai dengan keinginan mu?" tanya Papi Bastian.
"Ken belum lihat dalamnya sih, tapi kayaknya sesuai Pi, luasnya seperti rumah yang kita tinggali" cerita Ken.
Sampai di restauran Ken melihat wanita blasteran paruh baya duduk sendiri.
"Apakah anda Selia Branson, Bu?" tanya Ken.
"Ya... betul nak," jawab Selia Branson sambil berdiri.
"Kenalkan saya Ken, dan ini Papi saya Bastian" kata Ken sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Ya... apakah anda yang akan membeli rumah saya?" tanya Selia Branson sambil menerima uluran tangan untuk bersalaman.
"Saya tertarik dengan rumah anda Bu, berapa harga yang anda tawarkan?" tanya Ken lagi.
Setelah pertemuan di hotel Shangrila itu mereka langsung menuju rumah Selia Branson, dan melihat isi rumah tersebut.
Selia Branson menjual rumah itu beserta isi perabotan rumah, karena Selia akan mengikuti suami dan anaknya yang tinggal di Inggris.
Rumah itu letaknya persis sebelah rumah Imma, ada dua lantai, lantai bawah terdapat ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan dan ada dua kamar tamu, serta kamar mandi, di lantai atas terdapat satu kamar utama, tiga kamar tidur, dan kamar mandi di setiap kamar, ruang kerja, ruang olahraga dan ruang karaoke.
Di bagian belakang rumah ada lagi tiga kamar tidur, gudang, taman dan kolam renang, serta rumah itu dikelilingi oleh tembok yang lumayan tinggi.
Antara lantai satu dan dua terdapat dua tangga di sebelah kanan dan kiri rumah itu, dan ada juga lift. untuk naik ke atas yang terletak di samping ruang keluarga
.
Papi Bastian dan Ken sangat tertarik dengan rumah itu.
"Bagaimana Pi, Ken beli ya rumahnya?" tanya Ken kepada Papi Bastian.
"Boleh, atau pakai uang papi saja?" tawar Papi Bastian.
"Tidak usah Pi, Ken mampu kok beli sendiri, ini kan untuk masa depan keluarga Ken nantinya" jawab Ken mantap.
"Ya sudah Papi tinggal, ada rapat lagi, kalau tidak demi Faro papi tidak mau bela belain kesini" celoteh Papi Bastian sambil tersenyum.
"Papi tidak ingin ketemu Faro, habis ini Ken mau ke sebelah" tanya Ken.
"Lain kali aja, Papi lagi buru buru" ucap Papi Bastian sambil keluar dari rumah itu dan berpamitan dengan Selia Branson.
Akhirnya Ken dan Selia Branson sepakat dan membuat kesepakatan jual beli rumah itu di depan notaris, dan kunci di serahkan kepada Ken.
Rencana Ken rumah itu akan di renovasi sedikit dan di cat ulang serta akan di buka tembok yang memisahkan antara rumah itu dengan rumah Imma.
Menjelang siang urusan membeli rumah baru selesai, akhirnya Ken menarik troli koper nya menuju ke rumah Imma.
"Selamat siang" ucap Ken saat masuk ke dalam Imma bakery.
"Siang pa........" ucap uthi Marni langsung tidak melanjutkan ucapannya, karena ada Faro yang langsung berlari ke Ken.
"Abi........Abi danteng..... Palo tangen...." celoteh Faro sambil berlari dan memeluk Ken dengan erat.
"Talim muaaah" ucap Faro sambil mencium punggung tangan Ken.
"Abi juga sangaaaat kangen Faro" jawab Ken sambil membalas pelukan Faro.
"Mana umi cantik?" tanya Ken.
"Di belatang, yagi buat tue" ucap Faro sambil menunjuk ke arah belakang.
"Uthi Sumi, uthi Marni, Abi ke belakang dulu ya" ijin Ken kepada mereka.
Keduanya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, Faro dan Ken langsung menuju dapur, ternyata benar, Imma sedang memakai Efron berwarna merah dan topi warna senada dengan anggun nya.
Imma sedang sibuk membuat adonan dan memanggang kue tanpa di sadari ada yang memperhatikan nya dari jarak dekat.
"Umi...... umi.... ada Abi Ten" celoteh Faro dengan riang.
"Halo umi cantik, Abi kangen" ucap Ken sambil memeluknya dari belakang.
"Hai Abi, malu dilihat Faro, awas umi masih bau adonan kue" protes Imma.
"Sebentar aja umi, Abi kangen banget, memang umi tidak kangen kah?" tanya Ken sendu.
"Tau ah... nanti kuenya gosong..... awas" ucap Imma malu malu.
"Kenapa Abi bahwa koper segala, mau minggat memangnya?" goda Imma.
"Sembarangan, Abi dari bandara langsung ke sini karena kangen sama umi dan Faro, malah di bilang mau minggat" ucap Ken sambil cemberut.
"Ha.... ha.... ha bercanda Bi, sudah makan belum, keluar dulu nanti umi siapkan makan siang, ini sebentar lagi selesai" perintah Imma sambil melanjutkan membuat kue.
Abi dan Faro duduk di kursi makan sambil bercanda dan mendengarkan celotehan Faro yang kadang membuat Ken tertawa.
Imma sudah selesai membuat kue, memanggil uthi Sumi, uthi Marni dan akung Karno untuk di ajak makan siang bersama di meja makan.
Saat waktu nya tidur siang Faro minta di temani Ken, akhirnya Ken dan Faro tidur di bersama sampai menjelang sore.
Ken bangun tidur dan meninggalkan Faro yang masih tertidur, kemudian mendekati Imma yang sedang melamun di ruang keluarga.
"Umi.... honey.... kenapa melamun, masih kangen Abi kah?" goda Ken sambil duduk di samping Imma.
"Apa sih Bi, kangen kangen aja yang di bahas dari tadi" protes Imma.
"Memang tidak boleh kah kangen sama calon istri sendiri?" tanya Ken.
"Calon istri?" tanya Imma sambil menunduk kan kepala nya.
"Memang betul Abi mau.....mau... mau?" tanya Imma tidak jadi lanjutkan.
"Melamar umi, memang umi lihat Abi main main, Abi cinta sama umi, Abi serius, mi" jawab Ken serius.
"Umi takut Bi, nanti malah membuat keluarga Abi malu, nama keluarga Abi jadi jelek di masyarakat" ucap Imma sambil mengeluarkan air mata.
"Mi.... umi, kok malah menangis, sini Abi peluk, Abi tidak perduli kata orang-orang, Abi hanya ingin umi menjadi istri Abi" kata Ken dengan serius.
"Jangan di tolak yaaa, seandainya nanti keluarga Abi datang melamar umi"
___________________
Ayo dukung Imma menerima
lamaran Ken ya......
dengan cara like vote dan komentar nya
terimakasih
I love you all
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣