Sesion 1 dan 2
Biduk rumah tangga yang dijalani Arini tidaklah mulus. Ia tetap bertahan meskipun Leon-- sang suami melakukan poligami. Bukan tanpa sebab Arini bertahan hingga sejauh ini.
Karena Leon adalah jodoh istikharahnya. Itulah alasan terbesar Arini mau menerima dirinya di poligami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pj Lestariri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HBD Arini
"Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Leon sambil tersenyum manis menatap Arini. Hari ini ia sengaja menjemput Arini ke bandara untuk memberikan kejutan.
Kedua sudut bibir Arini tertarik. Ia tidak menyangka Leon yang akhir-akhir ini berulah memberikannya kejutan kecil. Leon menjemputnya pulang kerja. Itu sangat luar biasa mengingat Leon akhir-akhir ini sibuk mengurusi 4 orang istri. "Terima kasih," jawabnya. "Bagaimana hubungan kamu dengan Becca?" tanyanya.
"Baik. Becca sudah memaafkanku," kata Leon sambil tersenyum bahagia. Ya, Becca memilih memaafkan Leon karena ingin berdamai dengan diri sendiri. Becca tidak ingin terus-terusan marah dan setres yang akibatnya berdampak pada kandungannya.
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya," gumam Arini.
"Kita makan malam di luar, mau, kan?" tanya Leon penuh harap. Ia ingin memberikan kejutan kepada Arini sebagai hadiah ulang tahun untuk istrinya itu.
Arini mengangguk. Keduanya lalu berjalan ke parkiran bandara. Setelah sampai di dalam mobil Leon, laki-laki itu kembali memberikan kejutan kepada Arini. Ia memberikan se-bucket bunga anggrek dan sebuah kotak beludru kecil berwarna putih. "Buat kamu," kata Leon sambil tersenyum manis. Sedari tadi ia tak henti tersenyum karena bahagia bisa memberikan sebuah kejutan kecil untuk Arini.
Arini menerima pemberian Leon sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu membuka kotak tersebut. Yang ternyata isinya adalah sebuah anting kecil dengan aksen kepala panda. Sangat lucu. Entah dari mana Leon mendapatkan anting tersebut.
Arini memang sangat suka mengoleksi anting lucu dan unik. Dia tidak suka memakai kalung. Namun Arini hanya suka mengoleksi jenis emas dan berlian saja. Untuk investasi katanya. Dan Leon sudah tahu itu. Kali ini ia memberikan emas, karena akhir-akhir ini pengeluarannya sedang bengkak. Oleh karena itu, ia hanya mampu membeli emas saja.
"Kamu suka?" tanya Leon dan diangguki oleh Arini. "Pakai dong kalau suka," kata Leon dan lagi-lagi diangguki oleh Arini.
Arini menggerakkan tangannya ke daun telinga untuk mengganti anting yang sekarang ia pakai. Leon yang peka Arini sedang kesulitan, langsung bergerak mendekat dan membantu Arini melepaskan anting lamanya dan mengganti dengan yang baru.
"Cantik," puji Leon tulus saat anting unik tersebut terpasang di daun telinga Arini.
Arini tersenyum senang. Ia melihat daun telinganya menggunakan kamera depan ponselnya. Antingnya memang cantik. Dan Arini sangat suka.
"Aku minta maaf, Rin." Leon menggenggam tangan kanan Arini dengan erat lalu menciumnya. "Aku minta maaf sudah terlalu sering menyakitimu." Mata Leon berkaca-kaca saat mengatakan itu.
"Aku juga minta maaf," lirih Arini sambil menatap lekat ke arah Leon. "Aku sudah jutek dan sangat keterlaluan sebagai istri. Aku sudah ikhlas kamu madu. Aku ingin menuju surga-Nya."
Leon langsung melepaskan sabuk pengamannya dan memeluk Arini erat. Bahkan Leon sampai menangis. Air matanya jatuh membasahi pundak Arini yang masih berbalut pakaian kerjanya. "I love you," bisik Leon. Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Leon.
"I love you too," balas Arini.
Sejak semalam Arini mulai berubah pikiran setelah membaca buku keagamaan. Ia memilih mengikhlaskan Leon menikah lagi. Dan ia berjanji akan menjadi istri yang baik.
Katakan Arini gila karena mau saja bertahan dengan Leon yang brengsek. Tapi Arini tetap punya alasan tersendiri untuk memilih bertahan dengan Leon.
Leon melepaskan pelukannya. Ia kembali mengenakan sabuk pengamannya lalu melajukan mobilnya. "Mau pulang dulu atau langsung makan, Rin?" tanya Leon sambil fokus menyetir.
"Langsung saja, deh," sahut Arini sambil melihat jam di ponselnya. Pukul sembilan malam. Akan sangat membuang waktu kalau mereka harus pulang terlebih dahulu.
Leon hanya mengangguk saja. Sepanjang jalan ia tak henti tersenyum karena terlampau bahagia.
Leon membawa Arini ke sebuah restoran mewah yang terletak di atas gedung bertingkah. Sebelumnya Leon sudah melakukan reservasi terlebih dahulu. Beruntung saja Arini tidak menolak. Kalau sampai Arini menolak, ia sudah merencanakan akan tetap datang, tapi sendirian saja. Bukan bersama istrinya yang lain.
Leon menggandeng Arini yang masih memakai seragam pilot menuju meja pesanannya.
"Bagaimana? Suka?" tanya Leon saat mereka sudah duduk di kursi yang Leon pesan.
Arini mengangguk sambil tersenyum manis. "Suka," jawab Arini sambil menatap pemandangan kota dari atas bangunan pencakar langit.
Jujur saja, Arini memang sejak lama ingin datang ke restoran ini. Akan tetapi ia bingung akan datang dengan siapa. Akhirnya keinginnya itu selalu tertunda karena ia tidak pede untuk datang sendirian.
Pelayanan membawakan menu yang sudah di pesan Leon sebelumnya. Steak daging dan jus strawberry. Arini itu gampang soal makanan, apa saja ia makan. Catatan: asal halal.
Lidah Arini bisa mudah beradaptasi dengan makanan. Oleh karena itu, Leon tidak kebingungan memikirkan Arini akan suka atau tidak. Jawabannya pasti suka.
"Kamu sudah reservasi sebelumnya?" tanya Arini sambil memotong steak-nya dengan gerakan anggun.
"Iya. Sengaja mau buat kejutan," jawab Leon setelah menyeruput jus-nya.
"Kalau aku menolak? Apa yang akan kamu lakukan dengan semua ini?" tanya Arini sambil menatap ke arah Leon. Ia sengaja menjeda kegiatannya memotong steak demi mendengar jawaban Leon.
"Aku akan makan disini sendirian," jawab Leon memasang wajah seriusnya.
Arini menggelengkan kepalanya dan langsung menyuap daging yang sudah dipotong ke mulutnya. Seperti biasa. Makanan apa saja terasa enak di lidahnya.
Sepanjang makan mereka memilih diam dan menikmati dengan tenang. Arini makan sambil melihat pemandangan kota yang sangat luar biasa, sedangkan Leon makan sambil memandang wajah manis Arini.
Leon makan dengan tenang karena sebelumnya sudah memberitahu Becca dan Calina bahwa ia akan makan malam spesial dengan Arini, dan Leon meminta agar mereka berdua jangan mencari karena ponsel Leon berada dalam mode silent. Leon hanya tidak ingin makan malam spesialnya terganggu.
Dan syukurlah Becca dan Calina tidak bermasalah kerena memang sekarang jatahya Leon bersama Arini.
Bicara jatah. Ada yang aneh dan menyebalkan, karena kesannya Leon seperti barang yang digilir saja. Walaupun kenyataannya memang demikian. Tapi Leon tidak suka mengingat fakta tersebut.
Setelah selesai makan, mereka tidak langsung pulang, melainkan duduk-duduk sebentar sambil melihat pemandangan kota saat malam. Gedung pencakar langit yang dihiasi berbagai lampu indah.
"Rin..." panggil Leon pelan.
Arini memindai pandangannya dari pemandangan kota ke arah suaminya. Ia tidak mengatakan apa-apa, tapi ekspresinya mengatakan "ada apa?".
"Terima kasih buat semuanya," lirih Leon sambil tersenyum tulus.
Arini hanya mengangguk saja sambil tersenyum manis. Perasaan hatinya saat ini sedang senang. Ia kembali melihat pemandangan malam kota.
Semoga langkahku ini tepat, Ya Allah. Batin Arini dalam diamnya.
bikin sakit hati ajah......😂😂😂