Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil dan ngidam
"Eggghhh," Nafisha menggerakkan tangan nya perlahan.
"Kamu sudah siuman sayang," Ucap Tante Indri.
"Nafisha kamu masih pusingkah???" Tanya Olivia kepada Nafisha.
"Sedikit,"
"Kamu bisa bangun Fisha???" Tanya Olivia.
"Bisa," Jawabnya.
"Baiklah sekarang kamu bangun trus tampung air kencing mu disini setelah itu Masukan benda ini kedalam air kencing itu," Ucap Olivia.
"Hmmm baiklah,"
Nafisha bangun dari ranjangnya dia menuruti apa yang Olivia arahkan, Setelah itu Nafisha keluar dengan membawa benda tersebut.
"Ini," Ucap Nafisha kepada Olivia.
Olivia melihat benda yang Nafisha sodorkan, Disana terlihat garis dua.
"Selamat Nafisha atas kehamilan kamu," Ucap Olivia sambil tersenyum tak lupa dia juga menyodorkan tanganya untuk berjabat tangan Nafisha.
"Hah, Ha-Mi-l," Ucap Nafisha dengan gugup.
"Iya Nafisha kamu hamil," Ucap Olivia meyakinkan Nafisha.
"Tante Nafisha hamil Tante," Ucap Nafisha sambil memeluk Tante Indri.
Tante Indri yang di perlakukan seperti itu langsung membalas pelukan Nafisha.
"Tante Fisha harus bagaimana???? Nafisha bingung apakah Nafisha harus Senang atau sedih," Ucap Nafisha.
"Kamu jangan Seperti itu Nafisha, ini berkah untuk kamu dan ini adalah jawaban untuk kamu kedepannya, maka iklaskanlah apa yang telah terjadi Fisha demi masa depan anak kamu, ingat didalam perut ini sudah ada nyawa yang harus kamu jaga," Ucap Tante Indri sambil memegang perut Nafisha.
"Iya Tante Nafisha akan mencoba mengiklaskan dan memaafkan," Jawabnya.
Nafisha sekarang begitu tenang tanpa rasa kebimbangan sedikit pun, terlebih sekarang dia tidak boleh banyak fikiran karena itu bisa membahayakan janinnya.
Sedangkan Di posisi Devano saat ini Dirinya begitu lemas bahkan Dari tadi Devano keluar masuk kamar mandi, dia muntah muntah dari tadi ngingga Devano lemas tak berdaya.
Aldino dan para teman lainnya yang melihat kondisi Devano seperti itu merasa khawatir.
"Dev lo nggak papa kan??? itu muka kamu pucat banget bahkan semua apa yang lo makan lo muntahkan," Ucap Aldino.
"Bos lo mau makan apa, setidaknya lo harus mengisi perut lo," Ucap Devan.
"Baiklah tapi gue nggak mau Nasi, gue maunya rujak yang berada di dekat mansion Alexander," Ucap Devano Kepada temannya.
"Dev lo nggak salahkan, ini tuh masih tengah malem Devano, yang lain Dekh Bos," Ucap Aldino kepada Devano.
"Jadi kalian nggak mau nurut permintaan gue, hiks hiks mama," Ucap Devano dengan manja dan berakhir dengan Devano menangis.
"Dev Dev udah dong jangan menangis Dev, loh kok malah jadi nangis gitu, iya iya gue beliin," Ucap Aldino menenangkan Devano.
"Hua Devan, Aldino jahat ama Devano, hiks hiks hiks," Bukannya tenang Devano malah semakin menjadi jadi.
"Iya udah cup cup cup, nanti Aldino akan belikan rujak nya, iya kan Aldino," Ucap Devan sambil menatap tajam kearah Devano.
"Ekh iya iya Dev gue berangkat sekarang," Ucap Aldino sambil melenggang pergi untuk membelikan rujak pesanan Devano.
"Si bos kenapa sih kok jadi manja gitu nggak seperti biasanya mana cengeng lagi," Ucap Aldino dengan pelan.
Aldino benar benar membelikan rujak untuk Devano yang berada di dekat Mansion Alexander, Entah secara kebetulan atau gimana Aldino bertemu dengan mama Arini.
"Ekh ada Aldino sedang apa kamu di sini Nak???" Tanya mama Arini penasaran pasalnya hari ini sudah malam.
"Ini Tante sedang membelikan pesanan Devano," Ucap Aldino.
"Emang nya Devano menyuruh membelikan apa,??"
"Rujak akan tetapi dia maunya rujak dekat Mansion Alexander Tante, tadinya sih Aldino sudah melarang tapi Devano malah nangis kejang kejang Tante, " Ucap Aldino.
"Hah, Rujak sejak kapan dia suka rujak??"
"Sejak sekarang mungkin,"
"Yasudah Tante Aldino duluan takut Devano masih nangis kan kasian," Ucap Aldini pamit kepada Tante Arini.
"Aldino Tante boleh ikut kan sama kamu ke markas,??"
"Boleh Tante mari," Ucap Aldino sambil mengajak Tante Arini.
Sesampainya disana Tante Arini dan Aldino turun dari mobilnya dan memasuki kedalam markas bareng.
"Dev ini pesanan lo," Ucap Aldino sambil menyodorkan rujak pesanan Devano.
"Nggak nggak mau Devano sudah nggak mau rujak Devano maunya Devan yang makan rujaknya," Ucap Devano sambil menyodorkan rujak nya kepada Devan.
"Dih sejak kapan gue makan rujak Dev, nggak Akh Dev gue nggak mau," Ucap Devan.
"Hua hiks hiks Devan jahat Dino,Devan nggak mau nurut sama Aku, hiks hiks hua hiks hiks Fisha Dino jahat Fisha hiks hiks," Devano kembali menangis hingga sesenggukan.
"Udahlah Van turuti saja maunya Devano dari pada dia nangis lagi, gue pusing dengernya," Ucap Aldino.
Sedangkan mama Arini yang melihat putranya seperti itu di buat heran, meskipun dirinya masih kecewa pada Devano akan tetapi mama Arini tetaplah mamanya Devano yang mempunyai rasa iba dan juga kasih sayang nya begitu besar dari pada rasa kecewa nya.
"Mama Hua aku mau mama mau di puk puk sama mama," Ucap Devano.
"Tenang Dev tuh mama kamu ada di sini," Ucap Aldino menunjuk Mama Arini.
"Hua mama," Devano berlari sambil memeluk mama Arini.
"Udah Dev kamu kenapa sih di tinggal Nafisha kok malah jadi begini," Ucap Mama Arini.
"Dev mau Devan makan rujak itu "Tunjuk Devano pada rujak yang baru saja Aldino beli.
"Iya iya Dev ini gue makan," Ucap Devan dengan terpaksa sambil mengambil bungkusan rujak itu.
"Nih gue makan nih," Ucap Devan sambil memakan Rujak nya.
Sedangkan Devano yang melihat Devan memakan rujak itu begitu senang akan tetapi Devano dengan susah payah menelan ludahnya.
"Devano mau rujaknya Devan ," Rengek Devano dengan manja.
"Sini buat Devano Devan sama Aldino jangan minta," Ucap Devano.
Devano dan Aldino begitu frustasi saat melihat tingkah Devano yang membagongkan.
Bukannya tadi Devano menyuruh Devan untuk makan rujaknya ekh tapi setelah Devan makan malah Devano merebut rujaknya dan dia bilang.
"Aldino dan Devan jangan minta rujak Nya "
Jika bukan teman mungkin Devan dan Aldino udah menendang Devano.
"Devano kenapa sih, bisa bisa gue jadi gila jika harus menghadapi sifat Devano yang seperti ini apalagi harus tiap hari," Gumam Devan dalam hati sambil memijit plipisnya.
"Dev kita pulang yuk ke mansion," Bujuk mama Arini.
"Ayo Devano mau makan Kambing guling buatan Arjuna kayak nya enak dekh," Ucap Devano.
Sedangkan Devan dan Aldino sudah melotot tak percaya dengan sikap devano yang berubah 380⁰C
"Iya sayang Iya ayo kita pulang,"
"Ayo ma," Ucapnya dengan Antusias sambil merangkul pundak mama Arini.
"Van, Anterin gue pulang," Ucap Devano.
"Iya ayo, mari Tante, " Ucap Devan.
Devan mengantarkan Devano dan Mama Arini pulang ke mansion Alexander,Sesampainya disana Devano langsung berlari kedalam mansion nya.
"ARJUNA DEVANO MAU KAMBING GULING BUATAN JUNA," TERIAK DEVANO.
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..