NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 27

Ceklek!

“Hah Raaa…. Kau membuat ku jantungan saja!” ucap Evelyn “Tadi tuan Maximillian men__”

“Aku tahu! Tetapi aku malas menemuinya!” jawab Ara sambil berjalan menuju tempat tidurnya.

“Aku setuju dengan tindakanmu Ra! Biar tahu rasa dan tidak semena – mena dengan perempuan.” Aurel mengacungkan jempolnya menyetujui apa yang Ara lakukan.

“Sudah – sudah ayo tidur! aku sudah tidak sabar ingin pulang dan menjauh darinya!” Ara langsung memposisikan tidurnya.

***

“Huaammmm” perlahan Ara membuka Matanya. Namun ada yang aneh…

“Kenapa bermimpi saja aku harus di Villa milik Max?” Ara mengira dirinya sedang bermimpi oleh sebab itu ia kembali memejamkan Matanya.

“Kau tidak sedang bermimpi!” Mendengar suara seorang laki -  laki yang berbicara, Ara masih mengira bahwa ia bermimpi.

“Bahkan suaranya pun sama persis!” gumam Ara masih belum sadar dengan kenyataannya.

Namun setelah bergumam, tiba – tiba otak Ara seperti mendapatkan sebuah penerangan. Ia pun langsung membuka Matanya dan melihat ke sekeliling.

(Kenapa aku bisa ada di sini? Seingat ku tadi malam aku tidur di Asrama) Ara terdiam memahami sesuatu yang terjadi padanya pagi ini.

“Kenapa aku bisa sampai di sini?” setelah benar – benar memahami keadaannya saat ini. Ara langsung protes pada Max yang sedari tadi hanya duduk santai menikmati kebingungannya. Max ingin membalas apa yang sudah Ara lakukan padanya.

“Kau sungguh tidak ingat?” ucap Max sambil tersenyum. Dan hal itu membuat Ara semakin bingung dengan ucapan Max.

Ara berfikir keras mengingat apa yang ia sudah lakukan tadi malam. Dan hasilnya = NIHIL.

Flashbask On

Pov Max

Setelah mendapat informasi dari Leonid tentang keberadaan Ara, Max langsung bergegas menuju hutan. Max mengerahkan seluruh anak buahnya untuk menyusur hutan dan menemukan keberadaan Ara.

Anak buah Max yang menyusur hutan semua membawa senjata bius, mengingat di dalam hutan tersebut ada dua ekor peliharaan sang boss yang berkeliaran bebas.

Hampir tiga puluh menit mereka mencari keberadaan Ara di dalam hutan. Namun usaha pencarian mereka masil nihil. tidak ada tanda – tanda keberadaan Ara sama sekali.

Pikiran Max sudah kalang kabut, setiap pohon yang bercabang ia pinta anak buahnya untuk mengecek dengan teliti mengingat sang Leopard biasanya makan di atas pohon.

“Tuan ada panggilan dari tuan Leonid!” anak buah Max menyerahkan hp kepada Max.

“Apa Leonid?” ucap Max.

“Gadis mu memang cerdik Vin! Kita semua di kelabuhinya! Ternyata tadi saat kau keluar dari pintu kamarnya, ternyata ia bersembunyi di dekat loker. Dan setelah diri mu pergi, ia bergegas masuk ke dalam kamar.” Max langsung tertawa mendengar penjelasan yang diutarakan oleh Leonid.

“Ha ha ha ha ha…” semua anak buah Max langsung menghentikan aktivitas mereka. Mereka terkejut mendengar Max tertawa. Karena tawaan Max terdengar seperti sebuah pintu menuju kematian.

Panggilan pun langsung di tutup oleh Max.

“ Hentikan pencarian kalian! Persiapkan mobil di depan!” Alexi memberikan perintah kepada semua anak buah yang menyusur hutan untuk menghentikan perncarian mereka. Sedangkan Max, setelah tertawa ia langsung keluar dari hutan dan berjalan menuju kamar asrama Ara dengan nafas memburu.

Ceklek!

Klik!

Tanpa permisi, Max langsung masuk ke kamar Asrama Ara dan menghidupkan lampu kamar.

Aurel, Evelyn dan Clara yang tidak terbiasa tidur dengan lampu menyala, spontan langsung membuka Mata.

“Ada ap___” Evelyn tidak jadi melanjutkan ucapannya karena melihat Max berjalan menuju Ara dengan nafas memburu.

Mereka bertiga hanya menyaksikan apa yang Max lakukan terhadap Ara.

Begitupun dengan Max ia tidak memperdulikan teman – teman Ara yang saat ini terbangun karena ulah Max.

Sesampainya di ranjang tempat Ara tidur, Max mengusap pelan wajah Ara.

(Kenapa kekonyolan mu sama sekali tidak membuat ku marah!)

Setelah itu, Max langsung mengangkat Ara ala bridal style dan membawanya pergi.

“Kemana anda membawa Ara?” tanya Clara saat Max sampai di depan pintu.

Mendengar apa yang Clara katakan, Max hanya berhenti sebentar dan melihat mereka dengan ujung Matanya. Tapi ia tidak menjawabnya sama sekali.

“Ngerilah…?” ujar Evelyn setelah mendapat lirikan tajam dari Max.

“Rasa ku tuan Max ada rasa dengan Ara.” Clara dan Evelyn langsung menoleh kepada Aurel. Mereka sama sekali tidak ada ekspektasi kalau Aurel akan berucap seperti itu.

“Dasar tidak peka!” Aurel langsung menutup tubuhnya dengan selimut dan melanjutkan tidurnya.

Clara dan Evelyn langsung saling tatap.

“Sudahlah tidak usah dipikirkan! Jika besok ada yang bertanya cukup jawab saja tidak tahu!”

Belum selesai dengan keanehan yang dibuat, Aurel sudah membuat ulah lagi.

Flashback Off

“Memangnya tadi malam apa yang sudah ku lakukan?” Max menggelengkan kepalanya seperti orang keheranan untuk memperlancar aktingnya.

“Tadi malam kau menangis dan teriak – teriak meminta untuk di antar ke Villa. Aku sebenarnya tidak tahu juga pastinya seperti apa karena aku sudah pulang. Dan saat aku baru tiba di Villa, Kepala sekolah mu menelpon ku karena kau membuat ulah. Jadi mau tidak mau daripada mengganggu ketenangan di asrama, aku harus membawa mu pulang ke Villa. Hal yang membuat ku penasaran adalah, apakah karena sebegitu rindunnya dengan ku jadi kau mengigau pun meminta untuk ke Villa!” Muka Ara langsung merah padam.

(Apa mungkin aku seperti itu? Rasanya tidak mungkin) Ara tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Max.

“Semua terserah pada dirimu mau percaya atau tidak! Atau jika kau tidak malu, pastikan saja dengan teman - teman mu atau kepala sekolah mu!”

“Malas… aku tidak perduli!” Ara langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Namun saat ia menarik handle pintu, pintu tersebut tidak bisa di buka. Ara kemudian berbalik badan dan menatap Max dengan tatapan tajam.

“Apa maksudnya kau mengunci pintu? Buka pintunya!” Protes Ara.

“Ini rumah ku, aku bebas mau melakukan apa pun pada rumah ku! Kau saja bisa bebas keluar masuk rumah ini, kenapa aku tidak bisa?” Kali ini Max benar - benar memprovokasi Ara.

“Memangnya kapan aku___?”

“Kau yakin! Kalau kau lupa aku bisa membantu untuk mengikatkan kembali!”…Pagi ini mood Ara benar – benar tidak baik. Semenjak ia membuka Mata, ia sudah di permainkan oleh Max.

Dengan langkah emosi Ara berjalan mendekati Max yang sedari tadi duduk santai di sofa.

“Sebenarnya apa sih mau mu?” Ara bersedekap dada dan langsung menghentakkan pantatnya di sebelah Max.

(Ini dia!) dalam hati, Max tersenyum mendengar Ara masuk ke dalam perangkapnya.

“Mau ku? Kau jadi milik ku!” Ara langsung menoleh kepada Max.

“Siapa kau berhak menentukan sesuatu atas diri ku?” protes Ara

“Aku tidak perlu jadi siapapun untuk melakukan apa pun! Termasuk dalam hal aku mengklaim mu sebagai milik ku!” Kali ini Max yang menatap Ara. Ia tersenyum penuh kemenangan apa lagi saat ini Ara sudah bersamanya.

“Are you insaine? Aku mau pulang! Dan perlu kau garis bawahi kalau AKU BUKAN MILIK SIAPAPUN!” Ara menekankan kata – kata terahirnya.”Buka pintunya!”

“Kau sudah di rumah! Mau pulang kemana lagi?” ingin rasanya Ara mencekik leher Max.

Ara mengambil nafas dalam – dalam sebelum berbicara.

“Max, aku sudah muak dengan permainan mu! Jika kau menginginkan aku untuk tinggal di sini, Ok! Tapi beri aku alasan kenapa kau bersikukuh meminta ku untuk tinggal di sini?”

“Karena kau adalah milik ku!” jawab Max. Tetapi jawaban yang diberikan Max masih belum bisa memuaskan apa yang Ara minta.

“Haaaaahhhhh…. iya aku tahu itu jawaban mu, sekarang aku rubah pertanyaannya. Kenapa kau ingin memiliki ku?”

Max terdiam. Pertanyaan yang diucapkan Ara membuat Max jadi ikut berfikir (Benar apa yang ia katakan! Kenapa aku terlalu ingin memilikinya! ada apa dengan diriku?) karena ia juga ragu dengan apa yang ia rasakan, akhirnya ia menjawab asal sekenanya.

“Karena aku butuh hiburan!”

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!